07

1K 157 7
                                    

Author's POV

Dua orang itu masuk bersama kedalam sebuah pub yang sangat ramai. Keduanya berjalan menerobos sekumpulan orang yang sedang asyik melompat-lompat dengan minuman di tangan mereka. Namun karena pria keriting itu sangat tidak suka dengan keramaian yang berlebihan seperti ini, ia pun menarik lengan Aster yang berjalan didepannya membuat gadis itu berhenti dan berbalik menatap Harry bingung. "Ada apa?"

Dengan ekspresi tidak nyamannya, Harry menggeleng dan berkata, "Aku tidak mau kesini. Kita pergi saja ya?"

Sebenarnya ini membuat Aster senang karena dengan ini, dompetnya tentu saja akan utuh. Namun ia juga bingung, kenapa tiba-tiba pria ini tidak mau. Siapa yang ingin menolek traktiran? Mengaku saja, pasti kalian juga tidak mau menolaknya. "Huh? Kenapa?"

"Terlalu ramai. Ayo." Aster memutar matanya dan berjalan pasrah dibelakang Harry mengikuti Harry yang sudah berjalan lebih dulu di depannya.

Mereka berdua kini berjalan beriringan di trotoar jalan yang cukup sepi. Sebenarnya tidak terlalu sepi. Tapi ini bisa dikategorikan sepi untuk sebuah kota yang bernama California. Tetapi memang malam ini langit sedang mendung. Bahkan bintang-bintang dan bulan pun tidak menampakkan dirinya di langit.

Aster yang sedang berjalan santai sambil menatap kesampingnya itu pun dibuat terkejut oleh sebuah tangan yang tiba-tiba memenuhi tangannya dan menggenggamnya. Aster pun terbelak dan menatap kesamping. Tepatnya ke pria yang bernama Harry tersebut. Pria itu tidak menoleh kesamping melainkan menatap lurus kedepan menyembunyikan senyumannya karena perbuatannya barusan berhasil membuat Aster terbelak. Melihat Harry yang tidak menatapnya, Aster pun mengabaikan dan membiarkan Harry menggenggam tangannya dan dia pun ikut memandang lurus kedepan. Dan ya, kini mereka sedang berada di situasi akward. Namun situasi itu tidak berpengaruh untuk pria yang tidak punya malu seperti Harry Styles.

Untuk mencairkan suasana, Harry dengan senagaj menjitak kepala Aster diiringi oleh kekehannya. "Jangan diam saja. Bisanya kau hobby sekali berteriak."

Aster berdecak sebal. "Bukan urusanmu."

"Sassy," gumam Harry. Lalu Harry menegok kearah samping dan menemukan sesuatu yang menarik. "Aster, coba lihat."

Aster pun melihat ke objek yang ditunjuk oleh Harry. Ternyata Harry menunjukkan Aster sebuah minimarket yang mempunyai badut konyol di depannya. "Biasanya jika masih ada badut seperti itu, pasti toko itu baru buka dan banyak promo."

Aster bingung. Apa hubungannya? Pikirnya. "Lalu?"

Harry mencolek pipi Aster jahil. "Tentu saja aku mau kesana. Aku haus."

Aster pun mengangguk menyetujui perkataan Harry. Harry yang masih menggenggam tangan Aster itu membawanya ke minimarket itu. Setelah sampai di dalam minimarket, Harry dan Aster pun berjalan kearah kulkas dan mengambil dua kaleng coke. Saat membayar di kasir, Harry mengambil dua lolipop yang terpajang di kasir. Melihat ini, Aster langsung memukul tangan Harry agar mengembalikan lolipop nya karena Aster tidak akan membayar untuk itu. "Untuk apa lolipop itu? Kembalikan."

"Ayolah, ini sebagai pengganti rokok. Untuk malam ini, tidak boleh ada rokok." ucap Harry. Sebenarnya pria ini ada benarnya juga. Tumben sekali ia memberi pelajaran yang positif kepada orang lain. "Bayar."

Aster dengan malas mengeluarkan dompetnya dan memberi beberapa lembar uang kepada penjaga kasir. Setelah itu, Aster dan Harry pun keluar minimarket dengan sekaleng coke dan sebuah lolipop di tangan mereka. "Duduk dulu. Kita minum disini saja."

Harry dan Aster pun duduk di kap mobil yang terparkir di parkiran. Entah itu mobil siapa. Gampang, jika pemilik mobil itu datang, mereka akan pergi.

Dan untuk perkataan Harry tentang promo itu, ia benar. Namun promo itu hanya berlaku untuk detergen dan shampoo. Memangnya mereka ingin meminum detergen dan juga shampoo? Jadi perkataan Harry tentang promo itu sia-sia. "Kedinginan tidak?"

Him And I » Styles [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang