30

662 136 16
                                    

Awww thank you v much for all the comments!!!! Im soooo happy! Y'all always made my day.

Makasihh yang udah mau setia baca cerita ini. Yang udah mau repot2 pencet vote dan komen. Gue ketawa tau bacain komen kalian yang nagis2 gt. Sumpah, gue malah ketawa hehe. Maaf udah bikin kalian kesel :)

Soo this chapter is dedicated to all of my lovely readers!! Long chapter, yeay!

Buat sider, i still love you but I'll love you more kalau kalian muncul hehe.

Enjoy! N x

»

Author's POV

"Kau mau kemana?" Tanya Blake saat Aster berjalan melewatinya memakai pakaian rapi. Aster akhirnya keluar dari kamarnya setelah Blake terus memaksanya. Namun gadis itu masih sangat kacau.

"Ke rumah Florence." Jawab Aster.

Blake tersenyum. "Perlu kuantar?"

Aster menggeleng. "Tidak perlu. Aku hanya sebentar."

Blake menghela nafasnya. "Fine. Hati-hati."

Aster pun berjalan kearah pintu dan pergi meninggalkan apartemennya. Ia berjalan di lobby yang lumayan sepi karena ini sudah cukup malam. Sekarang sudah pukul sembilan malam. Aster bosan di kamarnya sehingga ia memutuskan untuk keluar.

Ia terus ingat dengan Harry saat ia berada di apartemennya. Itu membuatnya semakin ingat akan memori mereka berdua. Aster sudah berupaya dengan sangat keras agar Harry bisa hilang dari pilirannya. Namun itu sangat sulit.

Aster berjalan di trotoar lalu ia memasuki sebuah bagunan yang lumayan ramai.

Tidak, ia tidak pergi ke rumah Florence. Ia pergi ke club. Itu hanyalah alasannya kepada adiknya agar adiknya mengizinkannya pergi.

Aster masuk kedalam club itu lalu duduk di kursi kecil yang ada di bar. Ia memanggil salah satu bartender yang dekat dengannya. "Darren."

Yang bernama Darren menoleh. Ia tersenyum senang karena kehadiran temannya lalu menghampirinya. "Hai Aster. Long time no see!"

Aster terkekeh. "Yeah, aku belakangan ini sedang sangat sibuk."

Darren ikut terkekeh. "Aku juga. Belakangan ini club sangat ramai jadi Mr. Jack memintaku untuk kerja dari pagi hingga pagi lagi. Beruntung aku diberi bayaran tambahan."

Aster kembali terkekeh. "Itu bukan masalah, dude. Yang penting kau mendapat bayaran tambahan bukan?"

Darren mengangguk. "Yeah, you right. Ah ya, kau mau apa?"

"Tequila, please."

Darren memgangguk. Ia pun menuangkan tequila ke gelas dan memberikannya kepada Aster. "Thank you."

Aster meneguknya sampai habis lalu ia mengarahkan gelas itu kepada Darren. Ia ingin meminta tambahan. "Wow, tidakkah ini bisa membuatmu hangover? Kau sendirian 'kan?"

"I don't care. Ayolah, tuangkan tequila nya lagi."

Darren menggelengkan kepalanya lalu menuangkan lagi tequila kedalam gelas Aster. Tak terasa kini gadis itu sudah menghabiskan lima gelas dan kepalanya sudah mulai pusing sekarang. Aster membayar semua minumannya lalu ia berjalan kearah tempat duduk yang diisi oleh beberapa pria yang tengah bermain catur. Dan mereka juga kslihatannya sedang mabuk.

"Hey guys. Aku Aster. Boleh aku bergabung?" Tanya Aster. Para pria itu memgangguk kegirangan. Lalu dengan lancang Aster duduk di salah satu paha pria yang ada di sana. Ia menempatkan tangannya ke belakang leher pria tersebut.

Him And I » Styles [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang