Epilogue

1.1K 149 17
                                    

5 Months Later....

Aster's POV

"Babe," Harry terus mengendus leherku saat aku sedang mencoba membuatkannya sarapan. Aku sangat kesal dengannya sedari tadi. Dia terus bersikap manja dan aku menjadi sangat terganggu.

Aku menjauhkan kepalanya dari leherku. "Harry! Biarkan aku memasak terlebih dahulu. Duduklah di meja makan."

Dia menggeleng dan kembali menempelkan kepalanya di leherku.

Astaga, sabar Aster, sabar. Ia suamimu. Kau tidak boleh membentaknya.

"Tidak mau. Aku ingin bersamamu sayang." Dia sangatlah berlebihan.

Aku menggelengkan kepalaku dan lanjut memasak membiarkan ia menempel di tubuhku. Aku sudah seperti seekor kangaroo yang menggendong anaknya.

Aku mulai membalikkan pancake yang ada di wajan namun sialnya, pancake itu terlalu matang.

"Ha, apa aku bilang. Seharusnya aku saja yang memasak. Lihat? Kau tidak bisa memasak." Ucapnya sambil tertawa puas.

Dia ada benarnya.

"Ini juga karenamu, moron. Kau terus menggangguku. Minggir." Dan akhirnya ia pun menyingkir. Aku memindahkan pancake itu ke atas piring dan membawanya ke meja makan disusul dengannya yang berjalan di belakangku.

Kini kami berdua duduk berhadapan di meja makan.

"Dimana Blake?" Tanyanya.

Aku sambil mengunyah menggedikan kedua bahuku. "Entahlah."

Ia mengangguk lalu melanjutkan aktivitas makannya. Aku memakan pancake ini seraya melihat sekitarku. By the way, kami berdua tinggal di apartemenku dan beruntung sampai sekarang keluarganya tidak berhasil untuk menemukannya disini. Dan omong-omong soal restu orangtua kami, ibu dan ayahku sudah memberi restu. Yeah, walaupun mereka sedikit marah kepadaku. Namun mereka mengerti keadaanku dengan Harry.

Tapi jika kalian bertanya tentang restu orangtua Harry, maka jawabannya adalah belum. Kami tidak berani untuk datang kesana. Sebenarnya bukannya tidak berani, hanya saja Harry yang dengan sangat keras kepala tidak mau untuk menemui kedua orangtuanya.

Aku menolehkan kepalaku kepadanya mengamatinya yang kini tengah fokus memakan pancake nya. "Tarzan."

Dia melihatku dengan kesal dan mendecakkan lidahnya. Aku sangat suka sekali membuatnya kesal. "Apa? Jangan panggil aku tarzan."

"Lalu?"

Dia tersenyum licik. "Daddy."

Astaga aku ingin muntah. "Panggilan macam apa itu. Kau bukan ayahku."

"Ini beda sayang. Ini panggilan untuk seorang ba—"

"Cukup. Aku sudah tahu," Potongku. Ia memutar matanya lalu lanjut mengunyah pancake nya. "Harry. Kau belum menjawab pertanyaan yang aku berikan setelah kita menikah."

Dia menatapku bingung. "Apa?"

"Pertanyaan tentang alasanmu kembali ke sini lagi."

Dia menghela nafasnya dan menaruh garpunya di atas piringnya. "Fine, aku akan menjawabnya."

Aku mengangguk. "Jawablah."

"Jadi... "

Author's POV

"Jadi... "

//flashback on

Harry menghentikan mobilnya di depan rumah Beverly dan menoleh kepadanya. "Thanks for today, Harry."

Harry tersenyum dan mengangguk. "No problem. Kita harus terbiasa seperti ini, B."

Beverly terkekeh. Ia lalu membuka pintu mobil Harry dan berjalan masuk kerumahnya. Setelah gadis itu benar-benar masuk kedalam rumahnya, Harry mulai menjalankan mobilnya kembali pulang.

Sebenarnya ia belum sepenuhnya menerima perjodohan ini namun apalagi yang bisa ia lakukan? Ibunya bilang ia dan ibu Beverly menjodohkannya karena mereka yakin kalau Harry akan melengkapi Beverly dan juga ibunya berkata bahwa Beverly sangat mencintainya. Tentu ia tahu kalau Aster juga mencintainya. Namun Harry tidak ingin egois. Ia mau tidak mau harus menuruti ibunya.

Harry tak lama sampai di rumahnya. Ia memakirkan mobilnya di garasi lalu masuk kedalam rumahnya. Saat ia ingin masuk ke kamarnya, suara obrolan ibunya dan kakaknya itu menarik perhatiannya. Ia kembali mundur beberapa langkah dan mendekatkan telinganya ke pintu kamar ibunya.

"....Itu bagus. Kau tahu? Aku sangat terkesan dengan akting Beverly. Ia hebat. Ia bisa sampai menyakinkan Harry dan membuat Harry percaya kalau ia mencintai Harry." Harry tahu itu suara ibunya.

"Ya, itu bagus mom. Nah, begitu Harry dan Beverly menikah, Harry pasti mendapat warisan dari keluarga Beverly. Beverly juga sangat pintar. Ia hanya menjadikan Harry sebagai tempat nafsunya mom karena menurutnya Harry akan sangat hebat diranjang. Ah, gadis itu mempunyai tampang yang sangat polos namun otaknya sangat licik."

Dan keduanya tertawa.

Tidak, Harry tidak ingin menghabisi tenanganya hanya untuk meminta penjelasan. Ini sudah cukup jelas. Ibu dan kakaknya memang hanya memanfaatkannya untuk harta. Tidak, Harry tidak akan meminta penjelasan.

Ia langsung mengemasi barangnya dengan cepat dan segera pergi yang jauh dari rumahnya. Dan Harry tahu ia harus pergi kemana.

He should go back to his home. Home, Aster. His home is Aster. Because whenever he near her, he knows that he was safe.

Harry akan pulang ke rumahnya.

Flashback off//

Aster's POV

"B-benarkah?" Harry mengangguk. Sial, setega itukah ibu dan kakaknya? Jika aku menjadi Harry, maka aku akan melakukan hal yang sama.

"Dan lagipula, ini kisah tentang kita berdua. Tidak ada ibu dan kakakku. Aku akan mengejar apa yang aku mau. Aku akan mengejar cintaku."

Aku terkekeh. "Berlebihan."

Ia terkekeh. Ia bangkit berdiri dari kursinya lalu berjalan menghampiriku dan menempatkan kedua tangannya melingkar di bahuku. "Dan yang terpenting adalah aku dan kau. It's just me and you. Tidak ada dan tidak boleh ada orang lain di dalamnya. When I'm with you, I feel perfect. When I'm with you, I feel safe. Just you and I."

Harry benar. Hanya ada aku dan dia. Tidak ada orang lain yang boleh masuk kedalam kisah cinta kita.

Till the end, it's him and I.

THE END

»

Special A/N

HUAAAA THANK YOU SO MUCH!!!!!

Makasih buat readers yang udah setia vote, komen, sama nunggu cerita ini. Makasih yang udah kasih semangat di kolom komentar 💖💖 walaupun cuma kata-kata sederhana, itu bikin mood gue naik!!!! Thank you soooo much!

Maaf kalau sering late update, trus typo, dll. Wkwkw namanya juga pemula :)

Btw ini cerita pertama yang bisa sampe abiss! Gila gak sih woyyy gua seneng banget!

Lots of love ♡♡ Nidaa!! LOVE Y'ALL!

Sequel? I think, no :)

Him And I » Styles [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang