Playlist:
» You're the reason - Calum Scott
Author's POV
Hujan lebat mengguyur kota California membuat seluruh tubuh Aster basah. Gadis itu kini berjalan sendirian di pinggir trotoar jalan seraya menenteng kedua heels nya.
Gadis itu terlihat sangat malang. Ia sangat sedih karena Harry benar-benar menimggalkannya. Kini tidak ada lagi yang menghibur dan mengganggunya. Aster juga pasti akan tinggal sendirian sekarang.
Semua orang berlarian meneduhkan diri mereka ke halte dan tempat teduh lainnya namun tidak dengan Aster. Ia lebih memilih untuk tetap berjalan dibawah hujan membiarkan air matanya ikut turun bersama air hujan ini. Matanya menelusuri jalanan. Ia menghentikan langkahnya ketika berjalan melewati sebuah halte yang penuh akan orang yang sedang berteduh. Disana ada sepasang kekasih yang tengah berpelukan di tengah-tengah keramaian. Ini mengingatkan Aster kepada seseorang.
The one and only, Harry Edward Styles.
Ia jadi teringat dengan Harry ketika mereka berdua tengah keluar untuk pergi ke pub namun mereka tidak jadi untuk bersantai di pub itu karena terlalu ramai. Aster juga masih ingat bahwa itu adalah hukumannya karena sudah membuat Harry malu di depan banyak orang. Dan ya, seketika memori itu terulang lagi.
Aster menggelengkan kepalanya mencoba menghapus ingatan itu. Ia kembali berjalan di bawah hujan tanpa tujuan.
Pikirannya kosong, hatinya kosong, dan suasana hatinya sangat kacau.
»
Blake mencoba menghubungi kakaknya dari tadi namun jawaban tak kunjung ia dapatkan. Ia sangat khawatir dengan keadaan Aster. Blake menemukan apartmen Aster yang tidak terkunci. Gadis itu benar-benar ceroboh.
Blake sekali lagi menghubungi Aster.
Namun hasilnya nihil. Ponsel Aster masih saja tidak aktif. Blake menghela nafasnya untuk menenangkan pikirannya lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.
Terlihat Aster dengan tubuhnya yang basah sedang berdiri di ambang pintu dengan tatapan yang datar. Blake sontak berdiri menghampiri Aster namun saat Blake ingin memeluk Aster, Aster mendorong dada pria itu dan berlari masuk ke kamarnya dan langsung menguncinya.
Gadis itu sedang tidak ingin diganggu. Ia hanya ingin sendirian di kamarnya menumpahkan segala kesedihan hatinya. Ia ingin menumpahkan semua air matanya.
Blake terus mengetuk pintu kamar Aster. Dengan suara yang sangat bergetar, Aster memerintahkan Blake untuk berhenti mengetuk pintu kamarnya.
"Blake, kumohon. Aku sedang ingin sendiri. Jangan ganggu aku."
Blake yang tengah khawatir itu menjawab, "Please, aku tidak ingin kau menyakiti dirimu sendiri. Izinkan aku masuk, oke?"
"Aku tidak akan melakukan itu," Ia kembali terisak. "I-im fine. D-don't worry."
Dan setelah itu sunyi. Tidak ada lagi suara ketukan pintu dari Blake. Aster merasa jika adiknya itu mengerti dirinya. Aster kembali bersandar di balik pintu dan menatap ke langit-langit kamarnya. Bayangan Harry terus menghantuinya. Ia sudah mencoba dengan sangat keras untuk melupakan Harry namun itu sangat amat sulit.
Aster melihat ke sekelilingnya dan matanya terhenti tepat pada sebuah flower crown yang tergantung di didindingnya.
Ya, flower crown pemberian Harry.
Seketika memori itu kembali terulang. Aster perlahan bangkit berdiri dan berjalan menghampiri letak flower crown itu. Ia mengambilnya lalu memasangnya ke atas kepalanya.
Ia sedikit bergeser untuk melihat pantulan dirinya di cermin. Senyuman tipis tercetak di wajahnya. Ia ingat bagaimana Harry memberikan ini dulu.
Aster berjalan ke ranjangnya. Di nakas, ia melihat sebuah kotak yang ia sendiri tidak tahu apa isinya. Itu adalah milik Harry dan Aster tidak boleh membukanya. Itu perintah Harry.
Harry bilang, "Aster, aku punya hadiah untukmu. Kenapa aku memberi hadiah ini? Karena kau cantik. Jadi aku memberikan hadiah ini."
Dan saat Aster ingin membukanya, Harry menahannya. "No! Jangan dibuka sekarang. Jika kau membukanya sekarang, maka wajahmu akan menjadi jelek."
Aster terkekeh mengingat itu semua. Ia langsung meraih kotak itu dan membukanya. Terdapat secarik kertas kecil di dalamnya.
Hello hulla hola hai!
Kuharap kau suka. H x
Aster mengambil kertas itu dan langsung melihat sesuatu yang ada di bawahnya.
Seriously? Ikat rambut? Hanya ini?
Apakah Aster senang? Tentu. Hanya dengan hadiah sekecil ini gadis itu sangat senang. Karena ia tahu Harry itu konyol. Dan hal yang paling ia sukai dari Harry adalah kekonyolannya.
Aster memggunakannya untuk mengikat rambutnya. Lalu ia mengambil kamera nya dan membawnaya keatas ranjangnya. Ia merebahkan tubuhnya lalu membuka kameranya dan mulai melihat-lihat video Harry bersamanya.
Aster menyorot kameranya kepada Harry yang tengah memasak. "Look! Chef andalan kita sedang memasak sekarang. Apa yang kau masak tuan?"
Harry terkekeh dan menatap kamera Aster layaknya ia sedang berawa di sebuah acara televisi. "Uhm aku memasak Samosa. You know? Ini dari india. Aster sendiri yang memintanya."
Aster menepuk bahu Harry. "Hey! Apa-apaan? Kau yang ingin membuatnya sendiri bodoh. Kau kira aku ini seorang ibu hamil yang sedang mengidam."
Harry tertawa lalu mencium puncak kepala Aster. Memang tidak terlihat di kamera namun Aster masih bisa merasakannya. "Soon, babe. Soon."
Sial, ia semakin merindukannya.
»
Haihaihai :)
Keknya ganyampe lima chapters lagi selesai deh, hehe :)
Don't forget to vomments, kay? Love yaaa!
N x
KAMU SEDANG MEMBACA
Him And I » Styles [COMPLETED]
Fanfiction[WRITTEN IN INDONESIAN] » Story between crazy girl and annoying boy that loves each other but something tearing them apart. [Direvisi hanya sebagian part saja] 2.02.18 - 27.05.18 © 2018 by s0ciopath