Author's POV
Aster duduk di depan Harry dan menatap matanya intens. Aster terus saja merengek meminta Harry untuk memberitahunya siapa perempuan tadi. Kau ingat bukan? Perempuan yang Harry hindari tadi di bandara. Aster terus bertanya sedari tadi namun Harry hanya diam saja. Bahkan Harry melewati jam makan malamnya. Dia hanya diam, berdecak kesal, dan mengacak rambutnya frustasi. Aster pun sangat penasaran dan meminta Harry untuk memberitahunya. "Cepat katakan. Siapa dia?"
Harry masih saja diam. Aster pun mengguncangkan lengan Harry berharap Harry akan menjawab pertanyaannya. Harry pun menghela nafasnya dan memimdahkan tangan Aster dari lengannya secara halus lalu menatapnya. "Aster, fine i'll tell you."
"Just tell me then." jawab Aster.
"Dia," jawab Harry menggantungkan kalimatnya "Gemma Styles. Kakakku."
Mendengar itu, Aster memutar matanya. "Itu hanya kakakmu, Harry. Kenapa kau harus kabur, huh?"
Otak Aster memang sedikit rusak. Harry menghela nafasnya sabar. "Jika dia menemukanku, maka aku akan dibawa pulang ke London dan terpaksa aku harus menikah dengan tunangan ku itu. Kau mau aku tinggal menikah, huh?"
Tentu saja Aster tidak mau. Aster pun menggeleng dan memeluk Harry. "Jangan pernah tinggalkan aku."
Harry terkekeh. Dia hanya saja merasa aneh jika wanita seperti Aster berkata seperti itu. Singa tapi bersuara seperti kelinci. "Hey, kenapa jadi sedih seperti ini?"
Aster menyudahi pelukannya lalu menggeleng. "Bukan apa-apa. Aku hanya sedang latihan drama."
"Ada-ada saja."
»
"Terimakasih. Silahkan tunggu pesanannya di meja." ucap Aster kepada salah satu pelanggan. Setelah pelanggan itu pergi, pelanggan selanjutnya pun maju kedepan. Aster mendongak dan tersenyum. "Selamat datang. Nona mau pesan apa?"
Saat Aster mulai mengeluarkan suaranya, pelanggan wanita itu pun mendongak. Keduanya saling terkejut. Aster membelakkan matanya begitu juga dengan pelanggan wanita ini. Kau mau tahu siapa dia? Dia Gemma. Wanita yang tidak sengaja bertabrakan dengan Aster.
Dan juga kakak Harry.
"K-kau?" pelanggan wanita itu--Gemma-- menunjuk wajah Aster kaget.
"Y-yeah it's me," jawab Aster kikuk "Mau pesan apa?"
Bukannya menjawab atau mengatakan pesanannya, justru Gemma malah menatap Aster intens yang membuat Aster sedikit terusik. "Ada yang salah?"
"Adikku," ucap Gemma "Dimana adikku?"
Tentu saja Aster terkejut. Ia sudah berjanji kepada Harry kalau ia akan membantunya bersembunyi dari kakaknya. Tidak mungkin jika Aster jujur saat ini.
"Ak-aku tidak tahu." dusta Aster. Namun wanita ini tetap tidak percaya.
"Bohong. Kemarin aku melihat adikku menarik tanganmu. Aku melihat semuanya."
Perkataannya membuat jantung Aster berdegup kencang. Aster tidak tahu lagi apa yang harus ia katakan. Bukannya takut, tapi ia hanya tidak ingin salah bicara.
Sebenarnya Aster sangat penasaran tentang tunangan Harry. Makdsudnya tentang perasaan tunangan Harry kepada Harry sendiri. Mungkin Harry tidak mencintainya. Tapi bisa saja kan tunangannya itu mencintainya?
"Ak-aku memang bersamanya kemarin," jawab Aster "Namun aku tidak terlalu kenal dekat dengannya. Aku tidak tahu dimana ia tinggal."
"Oh," jawab Gemma "Maafkan aku telah berburuk sangka kepadamu."
"Ya, tidak papa."
Gemma lalu memberikan sebuah kertas kecil kepada Aster. "Jika kau tahu dimana adikku tinggal, hubungi aku."
"Y-ya. Ak-akan kupikirkan," jawab Aster ragu "Ah ya, kau pesan apa?"
"Kurasa aku ingin black hot coffee dan croissant satu."
»
Aster's POV
Aku bingung. Haruskah aku mengatakan yang sebenarnya kepada Gemma? Secara teknis tentu saja tidak. Aku mencintai Harry. Aku tidak ingin kehilangannya. Jika aku mempertemukan Gemma dan Harry, tentu saja Harry terpaksa harus kembali ke London.
Namun sesuatu yang ada di diriku mengatakan kalau aku harus memberitahu Gemma yang sebenarnya. Tapi ini sulit. Aku tidak mau kehilangan Harry.
Aku hanya menatap kertas kecil yang bertuliskan sebuah nomor telpon yang ada di tanganku saat ini. Ini adalah nomor telpon Gemma.
Oke, aku ingin jujur kepada kalian. Jujur saja, aku penasaran dengan tunangan Harry. Aku seperti ingin mengetahui lebih dalam tentangnya. Harry bilang dia berbanding terbalik dengan tunangannya. Which is, Harry adalah seorang bajingan dan tunangannya itu adalah seorang malaikat. Intinya, tunangannya itu adalah orang baik-baik dan Harry merasa tidak pantas untuknya.
Berarti aku bukan wanita baik-baik.
But that's fine, aku menerimanya dan itu fakta. Tapi tetap saja, aku ingin mengetahui seberapa besar cinta tunangan Harry itu kepadanya.
Aku ingin menggali lebih dalam lagi informasi tentang tunangan Harry. Tapi dari siapa? Harry tentu saja tida mau memberitahuku. Ia selalu menghindar disaat aku menanyakan tentang tunangannya.
Tapi kurasa ada orang yang bisa aku mintai informasi.
Yaitu Gemma.
Ya, aku harus menghubunginya sekarang juga. Ya, kurasa ini adalah keputusan yang tepat. Aku pun mengambil ponselku di saku celana dan menekan beberapa digit nomor sesuai dengan nomor yang tertera di kertas.
"Halo? Ini siapa?"
"Oh ehm-aku Aster."
"Aster?"
"Yang tadi di café. Dan bandara."
"Oh, kau. Kenapa? Kau sudah tahu dimana adikku tinggal?"
"T-tidak," jawab Aster cepat "Ak-aku menelpon untuk mengajakmu makan siang besok. Bisa?"
"Makan siang? Untuk apa?"
"Yeah, hanya untuk sekedar mengenal lebih dalam lagi. Keberatan?"
"Tentu saja tidak. Oke, nanti kau kirim saja dimana kita akan makan siang lewat pesan singkat. Oke?"
"Y-yeah. Thanks, bye."
Aster yakin setelah ia mengenal tunangan Harry lebih dalam lagi, semakin mudah untuknya untuk mengambil keputusan. Sebenarnya hanya satu yang ada di benak Aster.
Yaitu Aster tidak mau kalau Harry sampai jatuh ke tangan orang yang salah.
»
Halooo 🌙
Dont forget to vomments 💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Him And I » Styles [COMPLETED]
Fanfiction[WRITTEN IN INDONESIAN] » Story between crazy girl and annoying boy that loves each other but something tearing them apart. [Direvisi hanya sebagian part saja] 2.02.18 - 27.05.18 © 2018 by s0ciopath