Author's POV
"Tidak, Blake. Kau gila? Aku tidak bisa menikah seperti ini. Aku harus meminta restu dari ibu dan ayah."
Aster resah memohon kepada Blake agar pernikahan mendadak ini ditunda karena Aster tidak siap. Tentu ia mau menikah dengan Harry tetapi tidak seperti ini caranya. Ia dan Harry sama-sama belum mendapatkan restu dari kedua orangtua mereka.
Aster menatap pantulan dirinya di cermin. Gaun putih sederhana itu terpasang sempurna di tubuhnya. Namun dirinya tak bisa berhenti cemas.
Blake yang berdiri di belakang Aster itu merangkul bahunya. "Aster, please. Apa ibu dan ayah pernah memperhatikan kita? Apa mereka peduli dengan kita?"
"Tidak. Tap—"
"Tapi apa? Mereka terlalu sibuk dengan bisnis mereka sehingga mereka melupakan kita. Kau sampai harus bekerja di café karena tidak ingin merepotkan mereka. Aku juga jarang pulang kerumah karena aku akan kesepian disana. Sudahlah Aster. Yang terpenting sekarang adalah kau menikah dengannya."
"Tap—"
"Aster, kau sudah siap?" Tiffany tiba-tiba saja masuk membuat Blake dan Aster menghentikan argumen mereka. Keduanya menoleh kearah Tiffany yang berdiri di ambang pintu.
"Entahlah." Jawab Aster. Tiffany lantas menghampiri Aster. Blake memundurkan langkahnya menjauhi Aster.
Kini giliran Tiffany lah yang merangkul bahu Aster. "Aster, kau kenapa?"
"Aku tidak tahu, T. Tapi aku rasa ini tidak benar. Aku harus meminta restu dari kedua orangtuaku dan juga orangtua Harry."
Tiffany menghembuskan nafasnya. "Aster, hidupmu bukanlah lagi tentang mereka. Aku tahu kalian memang harus meminta restu terlebih dahulu. Namun kau tidak ingin berpisah lagi dengannya bukan?"
Aster menggeleng.
"Then, jalani saja pernikahan ini. Kau mencintainya bukan?"
Aster kini menganggukkan kepalanya.
"Dengar. Aku memang tidak dekat denganmu tapi kuharap perkataanku bisa membantumu. Dulu ibuku dan ayahku juga sama sepertimu."
Topik pembicaraan Tiffany membuat Aster tertarik. "Benarkah?"
Tiffany mengangguk. "Ya. Bedanya mereka menikah diam-diam karena keduanya tidak mendapat restu karena perbedaan agama."
"Lalu? Bagaimana mereka sekarang?"
"Mereka bahagia. Mereka memang pernah melewati masa sulit mereka dulu. Dibenci oleh orangtua mereka sendiri dan sebagainya. Namun cinta menguatkan mereka, A. Mereka yakin mereka bisa melewatinya berdua. Yang perlu mereka lakukan adalah berpegangan tangan dan jangan sampai terpisah. Karena mereka tahu kalau itu tentang mereka berdua. Cerita cinta mereka bukan tentang orangtua mereka. Tetapi tentang mereka berdua."
Aster sedikit tersenyum mendengarnya. Ia dengan segera memeluk erat Tiffany. "Thank you so much, Tiffany. Kau sudah seperti kakakku sendiri."
Tiffany terkekeh. "Tidak masalah, Aster. Lebih baik sekarang kau bersiap, oke? Harry sudah menunggumu di gereja."
Aster tersenyum dan mengangguk. Tiffany pun membenarkan riasan Aster hingga wanita itu terlihat sangat sempurna.
»
Aster, Blake, Tiffany dan Louis kini sudah ada di depan gereja. Ya, ini hanyalah pernikahan sederhana. Tidak ada acara apapun. Hanya pembacaan janji suci saja. Bahkan yang menjadi tamu hanyalah Florence, Niall, Liam, Louis dan Tiffany.
Selama ia melangkahkan kakinya masuk ke gereja, tangannya terus bergetar dan mengeluarkan keringat dingin akibat kegugupannya itu. Ia merasa ini tidak benar namun ia tetap harus melakukannya. Ia tidak ingin kehilangan Harry untuk yang kedua kalinya.
Harry memang gila. Ia kembali kabur dari perjodohannya dan langsung menikahi Aster tanpa restu kedua orangtuanya. Dia bukannya gegabah, namun hanya tidak ingin kehilangan.
Mereka berempat akhirnya sampai di dalam gereja. Saat pintu terbuka, terlihat Harry yang sudah ada di altar bersama pendeta disana. Niall dan yang lainnya yang sedang duduk itu langsung menoleh kebelakang begitu pintu dibuka. Louis dan Tiffany berjalan dan duduk dengan yang lain sedangkan Blake meraih tangan Aster. Blake yang berdiri di samping Aster itu membisikinya.
"Aster, kau pasti bisa."
Aster mengangguk. Ia mengucapkan doa di dalam hatinya lalu mereka berdua mulai berjalan diatas red carpet yang mengarah ke altar. Mereka berjalan dengan sangat hati-hati.
Aster terus menunduk tidak siap melihat calon suaminya itu. Entahlah, ita tidak tahu apa yang terjadi dengannya. Sedih, resah dan bahagia bercampur menjadi satu.
Altar semakin dekat. Jantung Aster makin berdegup dengan sangat kencang. Begitu Blake melepaskan tangannya dari tangan Aster, disitulah Aster merasa sangat gugup.
Namun ia harus menguatkan tekadnya. Ia menelan salivanya beserta ketakutannya lalu memberanikan diri untuk naik ke altar. Ia berjalan menghampiri Harry dan berdiri di depannya.
Wanita itu masih saja menatap kakinya tidak berani menatap kedepan.
Pendeta mulai membacakan janji sucinya yang akan diikuti oleh Harry dan Aster.
Mereka mulai membacakan janji suci itu. Setelah selesai, perlahan Aster mendongakkan kepalanya dan melihat Harry yang tersenyum kepadanya. Aster mulai mengembangkan senyumnya dan Aster pun berjinjit dan melumat bibir Harry.
Ciuman itu mendapat tepukan tangan dari teman-teman mereka. Setelah selesai, mereka melepaskan ciuman mereka namun dahi mereka masih saling menempel satu sama lain.
"I love you."
"I love you too. Promise me you'll never gonna leave me and always be by my side, yeah?"
"I'm promise."
»
Gabisa bikin yg sweet sama baper :'( trs juga males gt bikin janji sucinya wkkwkw maaf ya :')
HAHA TINGGAL EPILOGUE!!!
Okay, sebelum nanti kalian baca epilog, gue mau jelasin dikit ke kalian.
Jadi nanti epilog nya itu agak panjang karena bakal ada explanation dari kenapa Harry milih buat kabur lagi dan blablabla. Ya pokoknya gitu deh wkwkks. Jadi kalau misal sempet, gue bakal publish epilog nya tar malem.
Kalau sempet loh yaaa wkwkwk.
ITU LAGU DI MULMED YG NULIS HARRY BTW OML I CAN'T
ILY!!! 💖💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Him And I » Styles [COMPLETED]
Fanfiction[WRITTEN IN INDONESIAN] » Story between crazy girl and annoying boy that loves each other but something tearing them apart. [Direvisi hanya sebagian part saja] 2.02.18 - 27.05.18 © 2018 by s0ciopath