11

961 141 15
                                    

Author's POV

"Ah! Kau curang," Aster berkata seperti itu kepada Harry karena sedari tadi ia terus kalah. Dia tidak bisa membalap mobil milik Harry. Hei, hanya dalam permainan. Bukan sungguhan. Mereka berdua kini sedang bermain PlayStation milik Blake karena mereka berdua pulang kerja lebih awal "Harry, kau curang ish."

Harry yang duduk di bawah bersandar pada sofa itu hanya terkekeh menanggapi ucapan Aster yang duduk di atas sofa. Sedari tadi Aster terus mengeluh karena Harry terus saja unggul dalam permainan mobil balap ini. "Haha, bilang saja kau takut kalah."

"Tidak," elak Aster "Kau memang curang."

"Aku tidak curang, sayang." jawab Harry. Aster tidak peduli dan terus fokus kepada permainan.

Sebenarnya mereka berdua tadi ingin movie marathon. Namun mereka pikir itu akan membosankan karena mereka berdua akan melihat drama sepanjang malam sedangkan hidup mereka berdua saja sudah drama. Bahkan, kaset film yang ada di apartemen Aster hanya ada beberapa serial romantis korea. Itu milik Blake. Blake sangat mendambakan serial drama korea. Aktris favorit nya adalah Park Shin Ye. Sebenarnya ia mengidolakan itu karena hanya aktris wanita itu saja yang ia tahu. "Wait, lihat saja aku akan mengalahkanmu."

Harry tertawa meremehkan. "Halah, nanti juga kau yang kalah."

Mendengar itu Aster tidak terima. Ia pun menutup mata Harry agar mobil Harry tidak bisa mendahuluinya karena matanya tidak bisa melihat. Aster kira Harry akan memberontak. Namun nyatanya tidak. Ia tahu, sebesar apapun usaha Aster, pasti nanti dia yang kalah. "Tutup saja mataku sampai pegal. Pasti kau yang akan kalah."

Mereka terus bermain dengan mata Harry yang ditutup oleh satu tangan milik Aster. Aster kira dengan menutup mata Harry ia akan menang. Namun perkiraannya salah. Justru mobil Harry malah semakin unggul darinya. "Bagaimana? Sekarang aku ada di belakangmu atau di depanmu?"

Aster tentu tahu itu adalah sindiran halus. Aster pun menjauhkan tangannya dari mata Harry dan menaruh stick PS nya kasar. Ia langsung bangkit berdiri dan berjalan kearah dapur. "Main sendiri. Aku sudah tidak bersemangat."

Harry hanya tertawa menggeleng dan melanjutkan permainannya walaupun sudah tidak ada lawannya. Sedangkan Aster, ia mengambil sekaleng coke yang ada di kulkas. Saat Aster membuka kaleng coke itu, tiba-tiba saja terdengar suara pintu terbuka yang membuat keduanya menoleh. "Blake?"

Blake hanya tersenyum singkat lalu menutup pintu dan berjalan mendekati Aster dan langsung memeluknya tanpa kata. Ini langka. "Aster." rengek Blake.

Alis Aster berkerut. Aster memggerakkan alisnya kepada Harry tetapi Harry hanya menggedikan pundaknya. Aster pun perlahan memelus punggung Blake. "Hey anak manis, kau kenapa?"

Blake melepaskan pelukannya. Ia mengusap matanya yang sembap. "Kita akan berpisah."

Aster menganga lebar "Hah? Kapan kau mati? Memangnya malaikat maut sudah mengabarimu?"

Blake kesal. Dia pun menghentakkan kakinya kelantai dan mendorong kepala Aster. "Bukan, sialan. Kau bahagia ya jika aku mati?"

"Sedikit bahagia," jawab Aster "Kau kenapa?"

"Aku akan pindah ke London untuk sementara waktu."

Dan dengan itu, mata Aster terbelak lebar. Setidak akurnya mereka, mereka tetap saja tidak bisa berpisah lebih dari tiga hari. Bahkan Aster lebih dekat dengan Blake daripada kedua orang tuanya. "Ap-apa?"

"Kan, kau menyesal. Aku akan pindah ke London."

"Kenapa mendadak sekali ya tuhan."

Blake hanya mengangkat bahunya "Aku juga tidak tahu. Intinya, kalian berdua besok harus mengantarku ke bandara. Aku tidak mau tahu."

Him And I » Styles [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang