Author's Pov
Ini sudah lima hari sejak Harry meminta Aster untuk selalu jadi temannya yang diasumsikan oleh Aster sebagai berakhirnya hubungan mereka. Aster juga tidak tahu lagi dimana Harry sekarang. Harry tidak pernah menghubungi Aster dan juga Aster tidak ingin untuk mencoba menghubunginya.
Mungkin ia sudah pergi ke London?
Well, itu yang ada di pikiran Aster sekarang. Disisi lain ia tidak ingin memikirkan Harry lagi tetapi ia juga tidak ingin kehilangan Harry. Aster ingin hatinya bisa melepaskan Harry tetapi itu sulit.
Dampak dari semua ini adalah konsentrasi Aster yang semakin menurun. Bahkan ia sudah sering sekali mendapat teguran dari atasannya karena sering salah menyebutkan pesanan. Beruntung tidak sampai di pecat.
Kini Aster sedang melamun melihat lurus kearah jendela café. Florence yang ada di sampingnya itu menatap iba sahabatnya. Florence pun mendekati Aster dan merangkul bahunya.
"Hey, kau baik-baik saja?"
Aster langusng menoleh kepada Florence dan tersenyum lalu mengangguk kecil. "I-im fine."
Jawaban Aster membuat Florence mendengus. Florence jelas tahu bagaimana keadaan Aster sekarang. Gadis itu tetapi belum ingin menceritakan semuanya kepada Florence.
"Aster, kau tidak boleh seperti ini. Aku mengenal Aster yang kuat bukan yang lemah. Kau tidak ingin kehilangan pekerjaanmu 'kan?"
Aster menggeleng pelan. "Y-ya kau benar. Ugh pukul berapa sekarang?"
Florence melihat sekilas arloji nya. "Pukul lima sore. Kau ingin pulang?"
Aster mengangguk. She's not feeling well.
»
Aster berjalan di lorong apartemennya. Wajahnya terus saja ia tekuk karena Harry tentu saja. Siapa lagi? Hanya pria itu yang ada di pikiran Aster sekarang. Tidak ada yang lain.
Tak lama gadis itu sampai di depan pintu apartemennya. Ia membuka kunci pintunya lalu memutar kenop pintunya. Tapi ia mengurungkan niatnya untuk membuka pintu karena ada sesuatu yang menahannya. Apa?
Ada sebuah sticky note yang tertempel di depan pintunya. Ia mencabutnya lalu membacanya.
Hai Aster
Kau baik-baik saja kan? Well, aku tahu ini menggelikan. Kita hidup di zaman teknologi tetapi masih menggunakan hal seperti ini untuk berkomunikasi. Tapi tak apa, aku suka menjadi pria yang menggelikan. Haha.
Lupakan. Aku hanya ingin bilang kalau malam ini aku ingin mengajakmu keluar. Aku punya sedikit kejutan untukmu. Bersiap-siap, oke? Kau tak perlu memakai dress karena aku tahu itu bukan seleramu. Lagi pula kau juga sudah cantik. See ya tonight!
H x
Aster tidak tersenyum ataupun senang karena ia tidak percaya kalau ini kerjaan Harry. Bisa saja ini Blake atau Louis atau bahkan Florence agar dirinya senang. Aster membuang note itu ke lantai dan dia masuk kedalam apartemennya.
She's not believe in anyone.
»
Aster kini sedang berada di meja makannya. Dia makan? Tidak. Dia hanya bermain dengan makanannya. Selera makannya menurun. Mood nya juga sedang tidak bagus. Ia ingin sekali Blake menemaninya namun Blake tidak bisa karena ia sedang bersama teman-temannya.
Dia kesepian. Suasana apartemennya sangatlah berbeda ketika Harry masih tinggal bersamanya. Saat Harry masih bersamanya, ia merasa tidak kesepian. Tertawa, berteriak, dan lainnya. Aster merindukan itu semua.
Namun ia tahu itu tidak akan terjadi lagi.
Aster terus memotong kecil-kecil makanannya namun tidak memakannya. Ia benar-benar kehilangan selera makannya.
Tak lama kemudian ada sebuah suara yang berhasil mengalihkan perhatiannya. Suara ketukan pintu apartemennya. Ia pun berdiri dan berjalan ke pintunya.
"Wait." Teriak Aster saat ia sedang memutar kenop pintunya. Saat pintu berhasil dibuka, ia langsung terkejut karena yang datang adalah orang yang paling ia tunggu.
Harry.
"H-harry? K-kau?"
Harry tersenyum. "Yea, it's me. Kau siap untuk malam ini?"
Aster mengerutkan alisnya. Jadi tadi itu sungguhan Harry? Batinnya. "J-jadi itu benar kau?"
"Ya, aku yang menulis note itu. Kenapa memangnya?"
Aster menggeleng gugup. "T-tidak papa. K-kau ingin..... "
"Ya, aku ingin bersamamu semalaman," Ucap Harry. "Kau mau 'kan?"
Aster tentu saja mengangguk.
"Dan ya. Lupakan tentang kepergianku ke London. Because tonight, let's pretend that we're okay. Let's pretend that we're still in love. Only laugh and smile are allowed."
Aster menaikkan sebelah alisnya. "Let's pretend that we're still in love? Are you not in love with me anymore?"
Dan Harry tidak tahu harus menjawab apa.
»
Love, me.
KAMU SEDANG MEMBACA
Him And I » Styles [COMPLETED]
Fiksi Penggemar[WRITTEN IN INDONESIAN] » Story between crazy girl and annoying boy that loves each other but something tearing them apart. [Direvisi hanya sebagian part saja] 2.02.18 - 27.05.18 © 2018 by s0ciopath