part 8

1.1K 89 3
                                    

Kia pov

"Males gerak, Izin aja kali ya?" Batinku dengan mata yang masih terpejam, entah kenapa pagi ini semangatku hilang, terlebih lagi suhu badanku yang berubah naik padahal diluar hujan cukup deras. Baru saja aku ingin mendeal nama pak bos panggilan masuk terlebih dulu, siapa lagi kalo bukan kecebong arab si reza itu.
"Meqoomm..." suaraku terdengar serak dan malas, gimana tidak? Dia itu selalu saja datang disaat aku bete sebete bete nya!
"Qom lam...apa itu artinya? Gak bener! Ulang" sahutnya dengan nada memerintah membuat darahku seketika mendidih
"Za... lo tu sikupret yang paling menyebalkan yang gue kenal tau gak"
"Elo kutu yang paling judes yang gue kenal. Eh tunggu kita tu cocok ya. Elo kutu gue kupret kan kalo digabung jadi kutu kupret" terdengar suara tawa disebrang sana. Mungkin dia ketawa sambil guling guling di tangga kantor. Sedangkan aku? Tambah bete mendengar seperti suara kodok yang sedang memanggil hujan
"Eh... elo kok belum sampe kantor?hujannya deras banget. Mau gue jemput?"
"Gak usah!"
" eh nanti kamu sakit, kalo kamu sakit yang nyakitin aku siapa?" Lagi- lagi tawa reza pecah. Aku juga heran kenapa anak itu dengan mudahnya tertawa padahal gak ada letak lucunya sama sekali
"Gue otw ni, lo siap2 deh. Jangan lupa bawak proposal kemarin dan Dandan yang sexy biar gue tergoda"
"Kampret lo!"
Bahkan aku lupa tentang proposal minggu lalu yang harus ditanda tangani pak bos hari ini. "Gak jadi ijin deh" ucapku malas dan bergerak kekamar mandi untuk berhinkia

Author pov

Sesampai dikantor kia menghempaskan bokongnya dengan kasar, hujan belum saja berhenti padahal jam sudah menunjukan pukul 11.00 pagi. Untung saja reza rela menjemput pakai mobil hingga kia tak perlu mengganti pakaian karena kehujanan.
"Ah ya..  kenapa aku enak-enakan duduk. Seharusnya ketempat pak bos ngantar proposal ini" kia berjalan menuju ruangan
"Mau kemana kia?" Sapa revan saat melintas dekat kolidor kantor
" eh... bang, mau ngasih proposal minggu lalu ke bos"

"Oh.. proposal yang diyogya kemarin itu ya?" Kia hanya mengangguk
"Biar abang aja sini, kia tunggu disini bentar ya" Tidak lama kia menunggu revan kembali keluar dengan senyuman.
"Kata bos, proposal kelompok kita lebih bagus dari pada kelompok yang lain"
"Serius? Alhamdulillah.. "
"Oh iya ki, abang mau ucapin makasih banyak atas saran kamu semalem."
"Saran apa?"
"Abang sudah nemuin ayah shilla, dan alhamdulillah ayahnya nerima dan katanya kalau bisa langsung nikah karena lebih cepat lebih baik"
Nafas kia tercekat, apa yang ia dengarkan ini bohongkan? Wajahnya berubah memerah, diam. Hanya itu responnya
"Kia...? Hallooo? Kamu ngelamun?"
"Haa? Abang ngomong apa tadi?  Aku gak ngelamun, aku gak nyangka proposal kita yang paling bagus, padahalkan aku ceroboh banget" kia menghapus air matanya, sebenarnya itu air mata kesakitan yang sudah tak tertahankan lagi.
"Bagus kok malah nangis"
"Terharu... soalnya kerjaan aku kan gak pernah bener. Pasti ngulang terus, tapi kali ini paling bagus"
"Ya ampun,, ada-ada aja kamu ini"
"Abang ngomong apa tadi?"kia tersenyum sendu,

"Jadi kamu gak denger?"
"Bukan gak denger, gak ngerti. Hehehe"....
"kamu ini, udahlahh... yang penting. Makasih banyak yaa, nanti pulang mau abang antar?"
"Eeng gaakk..  gak usahh..  ojek aku yang jemput"

"Ya udah abang keruangan abang ya"

"Ehh... bang, selamat ya" revan tersenyum dan mengusap kepala kia,
"Kamu ini aneh, katanya gak ngetti tapi ngucapin selamat"

****

Ditaman ini kia kembali melepaskan rasa sakitnya dengan berteriak sekencang kencangnya.
Mungkin lebih tepat dibilang jurang karena disini hanya ada rumput ilalang bukan bunga mawar dan melati. Saran yang ia berikan ke revan kini terjadi, lamaran revan diterima oleh ayah shilla. yang lebih menyakitkan lagi kia harus tersenyum senang didepan revan. Rasanya lebih sakit dari dulu, karena sekarang revan sudah mengenal kia seperti diberi harapan namun tiba-tiba hancur
"Aku tau aku tidak sesempurna shilla! Aku tau aku hina! Aku tau aku hanya manusia pembangkang yang selalu berbuat maksiat. Tapi ya allah... aku ingin dia. Aku ingin REVAN ya ALLAH!!!!" Suara kia benar- benar kencang. Emosinya benar-benar lepas, kia terduduk lemas di rerumputan. Tidak peduli roknya yang kotor, rambutnya yang berantakan dan wajahnya yang merah padam dengan air mata yang terus mengalir..

Reza pov

Baru kali ini aku melihat orang yang aku cinta sekacau ini. Ingin rasanya aku merangkulnya memberikan ketenangan, tapi kuurungkan karna ketenangannya bukan bersamaku. Aku hanya melihat kia dari kejauhan, menjaganya agar tidak berbuat yang macam-macam ditepi jurang ini.
Hingga aku lihat dia terduduk lemas, mungkin tenaganya sudah habis terbuang sia-sia, penampilannya benar-benar hancur rambut indah yang tergerai kini acak-acakan, wajah yang putih mulus kini berubah menjadi merah.

Kalau kamu kecewa jangan salahkan orang
Salahkan dirimu sendiri karena terlalu berharap
Kalau kamu tidak berharap mungkin kamu tidak akan kecewa

Vote + comment, pleasee!

cinta khayalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang