part 29

1.2K 77 7
                                    

Kak Ica;

Reza kamu dimana? Apa kamu sama kia? Kalau iya ajak kia pulang sekarang! Ibunya sangat khawatir. Apa lagi yang akan kamu rencanakan? Kakak sangat menyesal mengikuti cara kamu itu za.

Reza membuka handphonenya,

;

Maaf kak, aku janji gak akan ngejahatin kia, tapi biarin dia disini dulu. Aku mau lihat sebesar apa kepedulian revan sama kia

Kak Ica;

Antar kia sekarang, papah revan meninggal. Kamu terlalu dalam ikut campur urusan kia, kamu bertingkah seakan kamu benar. Yang harus kamu tah revan disini benar-benar hancur. Apa kamu tau papa revan meninggal karena apa? Itu semua karena kamu, karena kamu membawa kia pergi sehingga pak suwarno marah besar dan saat diperjalanan mau pulang ia terkena serangan jantung. Jadi cukup reza! Kakak mohon pergilah dari kehidupan kia, biarkan ia sendiri berjuang mempertahankan rumah tangganya. Yang harus kamu ingat kia sudah jadi milik orang lain

Reza melempar handphonenya,
"AAARRRRGGGGHHH!!!!!!....." semuanya terjadi tidak sesuai  keinginannya, semuanya hancurr! "Aku memang egois, aku melakukan sesuatu tanpa memikirkan perasaan orang lain. Cinta membuat aku egois."

"KIAA!! Buka pintunya sekarang" suara reza bergema keras memenuhi ruangan. Tak ada balasan dari dalam kamar, mungkin kia semakin takut, setelah apa yang akan reza lakukan sebelumnya pada kia dan sekarang suaranya nyaring sambil menggedor pintu kuat.

"KIAA!! ADA HAL PENTING, BUKA PINTUNYA SEKARANG!"

Menurut kia tidak ada lagi yang lebih penting saat ini selain keselamatannya, ia begitu takut dengan makhluk diluar sana
"Kiaa!! Pak suwarno meninggal"

Mata kia membulat sempurna, pak suwarno? Bukannya itu mertuanya? Apa itu hanya tipuan reza saja untuk melancarkan rencana liciknya..

"Antar gue pulang sekarang!" Dengan keberanian kia membuka pintu kamar. pria yang terkenal humoris dan playboy didepannya saat ini berubah menjadi sosok pria yang kejam dan egois. Tak ada kata-kata lagi yang terucap, reza langsung menarik kencang tangan kia dari kamar menuju mobil dan membawanya pergi dari villa itu.. tak ada lagi keegoisan hanya ada rasa bersalah..

Reza pov*

Lihatlah gadis disampingku saat ini menangis lagi, ntah karena ketakutan atau karena mertuanya meninggal. Perlahan suaranya meredup, ia tertidur. Mungkin ia sangat kelelahan.

Aku akui perubahan yang besar terjadi dalam hidup kia setelah menikah, semenjak divilla kulihat kia begitu rajin sholat sunah, mengaji, dan hijab yang selalu menempel sempurna dikepalanya, walaupun itu semua hasil pinjaman dari bik mina, tapi aku melihat niat yang begitu dalam dari hatinya untuk berhijrah, memantaskan diri untuk seorang imam yang entah kapan menganggap ia ada.

Aku begitu bodoh melepasnya, seharusnya aku lah yang harus berubah menjadi imam seperti keinginannya bukan malah melepas dia begitu saja. Tapi semuanya sudah terjadi, nasi sudah menjadi bubur.

Kia pov*

Entah sudah berapa jam aku tertidur jalan ini begitu asing menurutku, tapi  aku menahan untuk bertanya sekedar mengeluarkan suara saja aku malas. Melihat wajahnya membuatku takut, takut akan kejadian yang hampir merusak hidupku.
Tak beberapa menit berselang mobil yang kunaiki berhenti tepat didepan rumah mewah dengan pagar yang menjulang namun terbuka lebar. Bendera kuning terpasang disela pagar, banyak orang berlalu lalang disana.  Aku belum pernah kesini, tapi aku tau ini rumah orang tua revan. Air mata jatuh begitu saja, belum genap sebulan aku merasakan kehadiran seorang ayah hadir dalam hidupku dalam wujud yang berbeda kini ia sudah pergi lagi. Langkahku begitu perlahan memasuki gerbang, hingga beratus mata menatapku aneh.

"Kiaa....dari mana kamu nak" ibu juga ada disini, dia memelukku erat. Aku merasakan kekhawatiran dari matanya, lagi-lagi mulutku begitu berat untuk mengucap. Mataku tak lepas dari laki-laki yang terbujur lemah ditengah sana.
Mata makhluk disini menatapku, aku menunduk apa karena penampilanku aneh? daster dan hijab bik mina yang kukenakan menurutku tidak terlalu aneh. Hingga mama revan mendekatiku dan membawaku mendekat ketengah. Dibukanya kain penutup dibagian wajah, mataku beralih pada laki-laki yang duduk disamping sambil terus membaca surat yasin dengan khusyuk tanpa menghiraukan kehadiranku. Tanganku terangkat menutup kembali kain tersebut dan memeluk mama mertuaku,

"Maafin kia mah, maaf" hanya itu kalimat yang mampu kuucapkan, aku yakin ini ada sangkut pautnya dengan perubahan sikap revan semenjak menikah denganku, pelukan kami semakin erat dengan isak yang terus tertahankan

*****

Pemakaman sudah selesai, perlahan semua orang pergi meninggalkan pemakaman,
" kia, ayo kita pulang nak" ibu kia mendekati dan mengelus bahu kia

"Ibu sama kak ica duluan aja ya, kia masih mau disini sebentar aja"
Semua orang sudah beranjak, hanya ada kia dan revan diam mematung menatap nisan, sibuk dengan fikiran masing-masing.

"Pah...." suara revan memecahkan keheningan, perlahan revan beranjak dari duduknya dan memeluk kia.
Kia hanya diam dalam keterkejutannya, membiarkan pelukan itu hanyut dalam ketenangan yang luar biasa.
"Maafin aku kasar sama kamu, maaf, aku minta maaf" desahan nafas hangat revan menerpa wajah kia, ucapan itu begitu tulus terdengar hingga tak ada kata yang pantas untuk membalas, kia membalas pelukan revan, sedikit meremas pundak menyalurkan kenyamanan yang hadir.

"Pah...revan janji bakal jagain mamah, bakal jagain istri revan. Revan janji pah" lagi-lagi kia memejamkan mata mendengarkan penuturan revan.

"Aku mimpi?" Gumam kia, tiba-tiba sebuah kecupan singgah dikepalanya, perlahan kia membuka matanya, ditatapnya wajah putih mulus dengan lebam yang perlahan menghilang itu. Sungguh ini bukan mimpi, ini kenyataan. Didepan kuburan mertuanya revan memeluknya dengan tulus. Ntah ini hanya untuk sekarang atau selamanya.

Allah mempertemukan dengan alasan
Entah itu untuk belajar atau mengajarkan
Untuk menjadi yang terpenting atau sekedarnya

Akan tetapi tetaplah jadi yang terbaik dan  lakukan dengan tulus, tidak ada yang sia sia
Karena tulus bukan tentang bagaimana membuktikan tapi bagaimana mendoakan

Vote+comment,pleasee!!

Sorry for typo

cinta khayalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang