part 11

1.1K 86 1
                                    

Author pov

"Revan maaf aku belum siap" ucap shila saat revan mengajaknya fitting baju pengantin. Revan hanya terpaku dalam lamunnya saat tolakan shila yang kesekian kalinya, pernikahannya sebentar lagi tapi tidak sedikitpun rasa yang ditujukan shila untuknya. Jam sudah menunjukan jam makan siang tapi revan enggan untuk berdiri dari hadapan layar.
Matanya menangkap sebuah ruangan, ruangan yang beberapa hari ini kosong. Terakhir dia melihat gadis itu dibopong oleh temannya yang dicintai shila calon istrinya, rasa penasaran mulai muncul apa mereka memiliki hubungan? Dan pangeran masjid? Sebenarnya siapa dia?..
Revan tergugah untuk mencari tahu tentang hal itu, entah kenapa ia penasaran dengan gadis yang beberapa hari ini menarik perhatiannya. Revan memutuskan keluar untuk sholat dhuzhur, mata revan bertemu dengan reza yang sedang berjalan menuju mobil
"Heiii...." ucap revan saat posisinya sudah dekat dengan reza, reza hanya menoleh dan melihat wajah revan datar
"Kamu temennya kia yang kemarin bopong kia kan? Gimana kabarnya?"
"Penting banget mikirin cewek lain? Mending mikirin noh pernikahan elo yang sebentar lagi bakal hancur!" Ucap reza dengan rahang mengeras
"Apa maksud lo? Gue dateng baik-baik mau nanya tentang kia gak ada hubungannya dengan pernikahan gue" jawab revan tak kalah keras

"Hahaha... gue heran. Cowok yang ilmu agamanya tinggi kayak elo punya sifat angkuh yang luar biasa"
"Maksud lo apa?"
"Jauhin shila! Gue cinta dengan shila"

BUKK... hantaman keras dilayangkan revan kewajah reza, reza hanya diam dan tersenyum miring.
"Pukul terus sampai nanti elo yang bakal gue buat terpukul dihari pernikahan lo"
BUKK...BUKK... revan benar-benar hilang kesadaran, niatnya sholat dhuzhur kemasjid tadi berakhir dengan adegan kekerasan yang menyita perhatian orang kantor
"Stooppp.. stop revan!!!" Revan berhenti seketika mendengar teriakan histeris shila.
"Kamu gak papa kan?" Shila berlari kearah reza dengan airmata yang sudah jatuh dari tadi
"Revan kamu apa-apaan sih! Kalau kamu marah sama aku pukul aku jangan pukul reza! Sekarang liat! Dia kesakitan padahal dia gak salah apa-apa!" Ucap shila lantang sambil menunjuk wajah revan.
Revan mengusap wajahnya kasar, apa yang dilakukannya tadi, ia sangat mudah terbawa emosi apapun yang menyangkut pernikahannya
"Shila dengerin aku, aku cuma gak pengen pernikahan kita gagal." Jelas revan memberi penjelasan. Shila hanya acuh dan membantu reza berdiri, membawanya kedalam kantor dan meninggalkan revan yang hanya mematung.

Setelah didalam ruangan reza hanya diam dan sesekali melirik shila yang cekatan mengobati lukanya, "segitu takutnya pernikahan dia gagal, gue gak akan biarin kalian berdua menikah" batin reza masih terus berbicara sambil menatap gadis yang sedari tadi menangis sambil mengobati lukanya
"Aku mohon maafin revan ya" gumam gadis itu tanpa melihat reza.
Perlahan reza memegang tangan shila
"Gue cinta sama lo shil, tolong menikahlah dengan gue. Gue gak mau sampai elo nikah sama revan" shila mendongak, airmatanya terus mengalir tanpa ada suara balasan dari ucapan reza tadi
"Gue mohon, menikahla dengan gue. Selama ini gue nyimpen rasa sama lo dan sekarang gue gak sanggup lagi"

Reza pov

"Gue mohon, menikahla dengan gue. Selama ini gue nyimpen rasa sama lo dan sekarang gue gak sanggup lagi" ucapku memohon sambil memegang tangannya,
"Aku juga cinta sama kamu za" suara gadis itu sangat kecil tapi begitu jelas ditelingaku. Aku tersenyum
"Menikahla dengan aku" ucapku menatap matanya, gadis itu mangangguk dan terus menggenggam tangannya erat
"Maafkan aku shila, aku mencintai kia. Sangat mencintai kia. aku tidak sanggup melihat dia hidup dalam khayalannya terus menerus. Aku akan mewujudkan mimpinya selama ini, maafkan aku, aku harus mengagalkan pernikahan kalian, aku rela menikahimu asal aku bisa melihat kia bahagia bersama laki-laki impiannya" batinku tidak akan pernah bisa berbohong. Walaupun aku sering gonta ganti pacar bahkan dicap playboy tapi aku sangat mencintai kia,sangat. gadis jutek yang selama ini selalu kubuat kesal.

Jika hanya dia yang bisa membuatmu bahagia, pergilahh...
Aku akan membantumu hidup bersamanya
Tapi berjanjilah, jangan pernah datang lagi dengan kesedihan

Vote+comment, please!

cinta khayalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang