Shilla pov
"Assalamualaikum..."
"Waalaikumsalam, tunggu sebentar" aku cepat meraih jilbab instanku, siapa pagi- pagi seperti ini betamu.
"Revan?" Mataku menangkap sosok pria yang berdiri saat aku membuka pintu
"Aku mau bicara, boleh aku masuk sebentar" ucapnya, aku merapatkan pintu sedikit
"Aku sendirian, mama sama papa lagi gak ada dirumah. Gak enak diliat tetangga"
"Ya sudah nanti pas jam makan siang kita ketemu dikantin kantor ya"
"Revan, aku gak kerja lagi. Calon suamiku melarang aku bekerja lagi"
Aku memalingkan wajahku ketika sorot mata revan tepat pada bola mataku "Kalau mau nanti jam setengah 2 kita ketemu ditaman aja" akhirnya aku putuskan seperti itu dari pada harus terjebak dalam situasi menegangkan seperti ini.****
Author pov
Memandang langit dengan angin yang berhembus kencang adalah hobby shilla. memahami arti dan menikmati kekuasaan tuhan. Alam memang begitu sempurna
"Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma tukadzdzi ban" tak henti-hentinya shilla bergumam kalah melihat pemandangan yang luar biasa..Dddrttttt....
"Assalamualaikum"
"Walaikumsalam, kamu dimana sayang? Aku didepan rumahmu sekarang" ucap orang disebrang sana yang tak lain adalah reza
"Aku ditaman calon imamku" senyum shilla tertarik mendengar kata apa yang barusan keluar dari bibirnya
"Sama siapa? Ada keperluan apa?"
"Posesif banget sih sayang, aku sendirian. mau ketemu revan bentaran doang kok. Gak papa ka..."Ttuuutt....
Shilla melihat layar hp nya, reza memutuskan sambungan tanpa salam, bahkan iapun belum selesai berbicara."Maaf tadi macet banget" revan datang dengan nafas yang tersenggal-senggal
"Iya gak papa, mau ngomong apa?" Ucap shilla sesantai mungkin. Revan menarik nafas mengumpulkan oksigen sebelum memulai pembicaraan"Kenapa kamu tega kabur pas pesta pernikahan kita kemarin. Kalau memang kamu belum siap kamu bisa ngomong sama aku"
"Emang kamu gak baca surat yang aku titip kecalon suami aku?"
"Siapa calon suami kamu shil, bilang! Siapa laki-laki kurang ajar itu"
"Van, itu istri kamu kan? Dia disini juga?" Tanpa menjawab pertanyaan revan shilla tetap memandang gadis yang bertemu mata dengannya, pandangan revanpun menoleh
"Gak penting! Sekarang jawab pertanyaan aku!"
"Kayaknya dia salah paham van, dia lari tu, kejar dia sekarang" lagi-lagi shilla tak merespon pertanyaan revan, matanya hanya fokus pada perempuan yang berlari sambil membawa koperBbbukkk.... hantaman keras berhasil mengenai wajah revan
"Eloo!! Masih berani ganggu calon istri gue!" Suara berat itu berasal dari reza,
"Sayang ini gak kayak yang kamu liat, kita ketemu cuma mau ngomongin sesuatu"
"Diam! Ini kunci, masuk mobil dan tunggu disitu!"lagi-lagi suara reza terdengar berat dan memerintah
"Tapi sayy.....
"PERGI SEKARANG !!! Atau aku yang seret!" shilla hanya mampu menunduk dan menuruti perintah rezaReza menarik kerah baju revan, membawa pergi dari keramaian,
BBUUKKKk....
Revan tidak hanya diam, dia memukul tepat dibelakang kepala reza hingga reza terjungkal kedepan
"Cara lo itu banci! Lo ngerebut calon istri gue disaat pernikahan gue! Elo itu keparat!" Revan terus melampiaskan emosinya sambil menunjukBbuuukk...BBuuukk....
BbUUKKkk....reza berdiri dan kembali menghajar revan. pukulan demi pukulan terus reza hantamkan kewajah revan.
"Lo pikir gue gak liat istri lo tadi salah paham ngeliat elo berdua dengan shilla. Disaat elo udah punya istri elo masih nyari wanita lain!" Rahang reza mengeras
BBUUKKkk.... pukulan kali ini membuat revan benar-benar tak berdaya, ia terjungkal dan terbaring diatas rerumputan."Gue gak pernah peduli sama cewek itu! Yang gue perduliin hanya shilla, dialah wanitaku satu-satunya"suara revan begitu lirih namun sangat jelas terdengar
"Gue udah ngerelain kia buat elo bangsat!" Suara reza semakin mengerang
Revan tersenyum sambil menahan luka lebamnya "gue gak peduli"
Revan berusaha berdiri dan membalas pukulan reza, namun tubuhnya yang lemah membuat reza dengan mudah menangkap kepalan tangan revan. Rahang reza semakin kera membatu
"Gue pikir kia bisa bahagia menikah dengan elo tapi sekarang gue sadar kalau gue salah besar! Elo gak ada beda nya dengan laki-laki brengsek! Bajingan!"
BBUUlKKkkk... wajah revan sudah dipenuhi dengan lebam. Bahkan darah terus mengalir karena pukulan reza yang bekali-kali
"Kalau sedikit aja elo buat air mata kia jatuh gue gak akan segan-segan nyakiti shilla! Wanita itu sangat mencintai gue, gue yang megang kartunya. Camkan itu bajingan!" Reza tak bisa menahan emosinya lagi. Mendengar ucapan revan yang lantang memperlihatkan ketidak perduliannya pada kia membuat reza memanasRevan terkulai lemas,ia benar-benar tak berdaya membalas bogeman reza yang bertubi-tubi. Tapi revan sangat menyimak apa saja yang reza ucapkan padanya, disini revan mengerti kalau reza sangat mencintai kia, berani merelakan asal orang yang ia cintai bahagia
"Gue hanya ingin shilla"ucapan itu meluncur tiba-tiba dari mulut revan membuat darah reza seakan makin mendidih
BBUUUkkkkk..... pukulan terakhir dari reza sulit dihindari, hingga mata revan menutup sempurnaReza pov
"Reza... revan kenapa! Kamu apain dia za" isak tangis shilla terdengar jelas ditelingaku, mobil yang kukendaraipun seperti hilang kendali
"Za, bawak revan kerumah sakit sekarang, cepat za!"
"ELO BISA DIAM GAK!! GUE PUSING!!!" Aku benar-benar muak dengan suara wanita itu, revan sudah nyakiti kia ntah sehancur apa kia saat ini setelah melihat suaminya masih mencari dan bertemu dengan mantan calon istrinya. Tujuanku saat ini keapartemant revan, memperlihatkan kepada kia kalau suaminya ini pantas mendapatkan ini semua. Dan saat ini aku benar-benar ingin menyakiti wanita disampingku sekarang seperti perbuatan revan kepada kia
"Reza aku mohon kerumah sakit sekarang sebelum terlambat, kasian istrinya za. Aku gak mau kamu sampai masuk penjara karena kecemburuan kamu" katanya cemburu, aku melihat kearahnya sinis. Bahkan aku tidak peduli kata cemburu itu saat melihat gadisku menikah dengan laki-laki lain,
Aku Memutar arah mobil menuju rumah sakit. Ada benarnya juga wanita ini, kia lah yang terancam kalau ada apa-apa dengan pria brengsek ini!Vote+comment, please!
Sorry for typo, saya hanya manusia biasa..
KAMU SEDANG MEMBACA
cinta khayalan
Spiritualmenghayal? mungkin terdengar manusiawi.. tapi bagaimana jika khayalan itu menjadi nyata? "apakah wanita hina sepertiku bisa mendapatkan imam yang mampu memperbaiki jalan hidupku?" ~ adzkiyah humairah "aku menginginkan dia, dia begitu sempurna dimat...