part 14

1.2K 70 3
                                    

"Sayang, nanti aku hubungi lagi ya.. aku mau otw dulu kerumah kamu" ucap reza memutuskan panggilannya.
Laki-laki itu masih berbaring diranjang berukuran king size, menatap langit-langit dikamarnya.
"Gue udah banyak bohongi semua orang. Terutama perasaan gue dan shila, apa suatu saat dia bisa menerima kalau gue hanya mencintai kia" gumamnya sambil memejamkan mata, sebelum berangkat dan membawa shila pergi dari pesta sialan itu

Hidup memang tidak selalu sesuai dengan apa yang kita inginkan. Termasuk melepas perempuan yang sangat kita cintai untuk laki-laki yang mencintai perempuan lain pula. Tidak hanya satu hati yang tersakiti tapi 4 sekaligus.

Kia pov

Terlalu naif memang jika aku masih memikirkan laki-laki yang akan segera menjadi suami orang. Tapi jujur aku hanya wanita biasa, salahku terlalu berharap, salahku bermimpi memiliki dia, salahku juga memendam rasa begitu dalam, intinya semua salahku. Tidak ada yang perlu disalahkan, semua sudah benar pada tempatnya dan aku? Aku akan tetap jadi diriku sendiri dan mengurungnya agar tidak ada satupun yang mengetahui semua khayalan bodoh yang selalu kupanjatkan dalam doa.

Apa hari ini aku sudah siap mencambuk diriku sendiri, mencabik-cabik semua luka dengan pisau yang sudah kuciptakan sendiri.
Aku akan datang kepernikahan itu bersama ibu agar aku bisa bersikap biasa, semoga dengan keberadaan ibu disampingku membuat aku kuat.
"Bismillah...." gumamku sambil keluar kamar
"Kia.. cantik sekali kamu nak pake jilbab"aku rasa ibu terlalu lebay melihatku

 cantik sekali kamu nak pake jilbab"aku rasa ibu terlalu lebay melihatku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cantik emang dari lahir bu"
"Aaa... biasanya enggak"
" ibuuu... anakmu ini"
"Hahahaa... ya sudah ayo kita berangkat"

Kami berangkat dengan menggunakan taksi

"Ibu dari tadi ngeliat kamu tegang, kenapa? Ada masalah?"tanya ibu disela perjalanan kami

"Enggak bu, kita udah sampe bu" ucapku mengalihkan pembicaraan, ibu ikut turun dan tidak menanyakan apa-apa lagi.

Dapat dilihat begitu megah gedung ini, dengan hiasan yang serba putih dan silver menambahkan kesan mewah. Lagi-lagi hatiku berdesir nyeri, "ah kia, baru liat gedung aja udah mau mewek apa lagi liat pengantinnya"batinku berusaha menolak.

Aku dan ibu duduk dideretan tengah, kulihat gedung ini hampir dipenuhi dengan pejabat-pejabat terkenal dan sebagian orang kantor serta guru-guru tempat mengajar kak ica tapi kenapa acaranya belum dimulai sedangkan mobil pihak pengantin sudah ada d...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku dan ibu duduk dideretan tengah, kulihat gedung ini hampir dipenuhi dengan pejabat-pejabat terkenal dan sebagian orang kantor serta guru-guru tempat mengajar kak ica tapi kenapa acaranya belum dimulai sedangkan mobil pihak pengantin sudah ada diperkarangan.

Ayah revan termasuk orang terpandang, namun revan tetap memilih bekerja diperusahaan lain, revan tak ingin hidup dalam campur tangan orang termasuk orang tuanya..

"Kiiiiaaa...." aku menoleh kesumber suara, itu kak ica.. ada apa dia memanggilku

"Buk, kia tempat kak ica dulu ya. Ibu mau ikut kia atau disini aja?"

"Ikut kia aja deh, ibu gak mau duduk sendirian"
Aku dan ibu bergandengan menuju arah kak ica, masuk kesebuah ruangan. Tunggu! Kenapa dengan wajah mereka? Apa makanan disini kurang? Ah tidak mungkin! Revan? Kenapa dia begitu frustasi, ada apa ini?! Dan om seno papa nya kak ica juga disini?

"Kamu yang namanya adzkiyah?" Pertanyaan itu dari seorang laki-laki tua dihadapanku, yang kutau itu ayahnya revan om suwarno, didepannya siapa? Aku tidak mengenal mereka.
Aku mengangguk takut.

"Tidak ada pilihan kamu harus menikahi wanita ini" ucap ayah revan lagi dan wanita yang sedang menangis itu aku rasa ibunya revan. aku dan revan saling berpandangan.

"Tunggu! Ini ada apa? Om, om seno juga kesini?" Begitu banyak pertanyaan yang ingin kutanyakan

Tiba-tiba laki-laki didepan ayah revan tadi memberikan benda putih kepadaku

Shilla jadi anak durhaka ya? Maafin shilla pa, shilla gak bisa nikah sama revan, shilla cintanya sama laki-laki lain pa yang pasti laki-laki itu juga mencintai shilla, shilla akan menikah sama dia pa,dia janji nikahin shila. Sekali lagi shilla minta maaf, shilla sekarang bersama orang yang shilla cinta. Dan kata orang yang shilla cinta ada perempuan yang sangat mencintai revan namanya adzkiyah, dia pasti datangkan?
Sekali lagi shilla minta maaf beribu maaf sama papa mama dan papa mama nya revan.

                                          Shilla

Jantungku tiba-tiba berdegub kencang membaca surat itu, buliran air mata perlahan jatuh. Ibu merangkulku dengan erat "ibu percaya keputusan kamu itu terbaik nak" bisik ibu ditelingaku

"Kamu harus nikahin dia! Gak ada pilihan lain. Rekan kerja papa sudah datang semua dan tidak mungkin papa bilang pernikahan ini batal" revan hanya diam dengan wajah merah frustasi

"Maaf saya gak bisa" jawabku dengan tatapan lurus kedepan. Ini pilihan sulit, aku tidak akan menerima begitu saja karena revan pasti akan menolak nya tapi bagaimana dengan hatiku yang berkata setuju.

"Saya mohonn.... didepan ada banyak pejabat dan rekan kerja suami saya, tolong selamatkan kami" ucap wanita berpakaian senada dengan ayah revan
"Maaf...." aku kembali menggeleng  revan menatapku dengan sendu

"Kami mohon" kini wanita itu terduduk didepanku seperti menyembah, aku terkejut dan mundur beberapa langkah. Air mataku kembali turun. Kutarik tangan perempuan itu hingga berdiri berhadapan denganku. Mataku beralih ke ibuku, wajahnya sudah penuh dengan airmata.
"Buuuu... " seolah mengerti maksudku ibu hanya mengangguk, kuhapus airmatanya menggunakan sebelah tanganku. Pandanganku kembali pada wanita didepanku, tanganku kembali terangkat menghapus airmata wanita dan menggenggam erat kedua tangannya

"demi anda dan suami anda saya bersedia" wanita itu tersenyum dan memelukku erat "terima kasih" ucapnya ditelinga kiriku, airmata terus saja mengalir. Entah itu airmata kesedihan atau kesenangan.
"Kamu harus cepat dandan, tamu sudah banyak yang nunggu" ucapnya lagi menarik tanganku kekamar pengantin.. gedung ini begitu luas dan mewah, tidak pernah terpikirkan dibenakku bisa menikah dengan orang yang sangat aku cintai dan semewah ini. Tapi bagaimana dengan nasibku kedepan..
Dan kenapa semua ini terjadi secepat kilat!

"Assalamualaikum, anak ibu udah mau jadi istri orang. Berbakti ya nak, apapun yang terjadi kamu harus nurutin kata suami kamu selagi itu baik. Hormati dia, layani dia, cintai dia.. ibu yakin ini semua allah lah yang mempersiapkan" kupeluk erat ibu, aku sangat menyayangi ibu, dia segala-segalanya bagiku. Dia satu-satunya orang yang membuat aku bertahan hingga sekarang

Jika senja itu sudah hilang
apakah aku boleh melihat embun lagi
tapi aku tak ingin bertemu gelap.
Gelap hanya membuat mataku terasa buta

Vote+comment, please!

cinta khayalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang