SAH.....
SAH.....
Kata-kata itu membuat buliran bening tak tertahan lagi.
"Kenapa nama perempuannya berbeda dengan nama yang diundangan?"
"Perempuannya tidak memakai pewarna dikukunya ya?"
"Pengantin perempuannya diganti ya?"
Bla blaa blaa....Aku berusaha menutup telingaku rapat-rapat. Kenapa jalan hidupku seperti ini? Menikah dengan laki-laki yang tidak mencintaiku tanpa persiapan sama sekali.
Setelah selesai ijab qobul revan hanya diam dengan tatapan kedepan. Kenapa tidak ada lagi senyum diwajahnya untukku setidaknya basa basi mengklarifikasi semuanya agar tidak ada lagi pertanyaan menyakitkan seperti itu."Nak revan istrinya cantik, nama panggilannya siapa? Kok namanya berbeda dengan yang diundangan" ucap salah satu tamu saat menyalami revan
"Terima kasih, namanya adzkiyah humairah dipanggil kia" balas revan tanpa ingin menjelaskan
"Yang diundangan ashilla ya? Ini adzkiya? Beda dikit gak papa la, foto yang diundangan cantik, yang ini juga cantik. sama-sama cantik kok" aku hanya tersenyum pada ibu yang kini bergantian menyalamiku, desiran perih menyelinap lagi masuk, ditambah sikap revan yang acuh dengan semua pertanyaan biadap itu. Entah apa yang membuat aku merasa ingin pergi jauh dari sini, menghilang dan meninggalkan mereka yang berkomentar tanpa tau apa-apa."Jangan pernah merasa rendah dengan keadaan karena kamu cantik, sangat cantik. Mama yakin revan bakal cinta sama kamu nak" ucap mama revan seakan paham dengan kegelisahanku. Aku tersenyum padanya, ia begitu tulus, mengelus jilbab yang kukenakan. Semuanya serba mendadak. Bahkan gaun dan hijab yang kugunakan ini yang seharusnya dikenakan shilla terasa begitu longgar ditubuhku, cincin yang sangat terlihat kebesaran dijari manisku.
******
Reza pov
Perempuan dihadapanku terlihat begitu bahagia, sedangkan fikiranku hanya tertuju pada wanita yang mungkin sudah resmi jadi istri orang sekarang. Aku tau apa yang kulakukan ini salah, mungkin bisa dibilang dosa besar. Tapi melihat gadisku bahagia bersama laki-laki impiannya itu sudah cukup untuk menghilangkan sedikit rasa sakitku. Dan aku sudah berjanji pada perempuan didepanku ini untuk selalu membuatnya bahagia
"Za... fotoin aku dong" gadis itu membuyarkan lamunanku, aku tersenyum dan mengeluarkan handphone..Crekkk....
Aku sedikit tersenyum,
"Cantik.." gumamku
"Apaa?"
"Cantik..sangat cantik" ucapku mempertegas, ia menunduk dan tersenyum malu. Pipinya merah, walaupun tidak semerah kia saat sedang tersipu"Kapan kamu nemuin ayah buat nikahin aku?" Pertanyaan itu membuat pandanganku beralih kewajahnya
"Setuju atau tidak ayahmu Sebulan setelah revan dan kia menikah kita akan akad"
"Aku gak setuju kita menikah tanpa restu orang tuaku" ia bergerak memperbaiki posisi duduknya agak menjauh aku bingung dengan gadis disampangku ini, bukannya ia tergila-gila padaku
"Bukannya kamu mencintaiku?"
"Aku sangat mencintaimu tapi rasa itu tidak sebanding dengan rasa cintaku pada allah, karena ridho orang tua adalah ridho allah. Dam tanpa restu mereka Aku lebih memilih mundur" aku terdiam seribu bahasa, satu lagi yang aku tangkap gadis ini memiliki ilmu agama yang begitu kuat "seharusnya kalau kamu serius, kamu harus yakin dan janji kalau kamu bisa dapat restu orang tua aku, bukannya bilang kayak tadi" sambungnyaMungkin kata serius itu tidak ada difikiranku saat ini, karena aku menempatkan hatiku pada kia, hanya kia. Dan bagaimana aku bisa membimbingnya sedangkan akulah yang seharusnya dibimbing olehnya
"iya aku janji" ucapku meyakinkan sambil menggenggam tangannya erat hanya sebentar setelah itu ia lepaskan
"Halalkan aku dulu, setelah itu kamu bebas" aku tersenyum malu, gadis didepannku ini sangat jauh berbeda dari mantan-mantanku lainnya yang siap menempelkan tubuhnya dilaki-laki mana saja. mantan? Mereka hanya pelampiasanku karena cintaku ditolak kia.
"Aku serius akan menikahimu" sangat bertolak belakang dengan hatiku.
"Menikah itu ibadah, jangan jadikan itu maksiat karena caranya yang salah"menikah dengan cara yang salah termasuk maksiat? Fikiranku kembali pada seorang wanita disana, wanita yang sedang bersanding dengan pria yang ia cintai. Apakah pernikahan mereka termasuk maksiat?
"Reza... apa ada gadis lain dihatimu selain aku?"
"Kamu ngomong apa sih, walaupun aku playboy tapi aku cintanya cuma sama satu cewek" menatap wajahnya yang begitu polos"Dan cewek itu adalah kia" sambung batinku, aku gak akan pernah bisa berpaling dari kia sekalipun dengan wanita yang bersamaku saat ini.
Jika sakitku adalah kebahagiaanmu maka pergilah
Tidak ada yang bisa melarangmu bahagia dan tidak ada pula yang bisa melarangku sakitVote+comment,please!
Jujur, buat cerita dengan feel yang bagus itu sangaaaaatttt sulitt... tapi tolong vote nyaa biar tetap semangat,
Soalnya mentalku masih lemah😣
KAMU SEDANG MEMBACA
cinta khayalan
Spiritualmenghayal? mungkin terdengar manusiawi.. tapi bagaimana jika khayalan itu menjadi nyata? "apakah wanita hina sepertiku bisa mendapatkan imam yang mampu memperbaiki jalan hidupku?" ~ adzkiyah humairah "aku menginginkan dia, dia begitu sempurna dimat...