part 30

1.4K 73 10
                                    


Maaf lama banget up date, hp author bensinnya abis, Dan sekarang baru bisa jalan lagi.. yee... alhamdulillah, ngeliat komen dipart 29 author yang gak seberapa ini bisa semangat.. makasih.. makasiih😆😆😆

💖💖💖💖💖💖

setelah yasinan malam pertama mertuanya selesai kia memilih diam mematung ditaman belakang. Menikmati udara malam yang berhembus sempurna. 30menit yang lalu Ibu dan kak ica pamit pulang, kia hanya mengiyakan dan tersenyum seolah ingin menyampaikan kalau ia baik-baik saja.
Malam ini kia dan revan menginap dirumah orang tua revan, paling tidak menguatkan mama agar tidak berlarut atas kepergian papa..

"Anginnya kencang banget, kayaknya mau hujan"  kia tersentak kaget saat menyadari revan sudah lama berdiri disamping tempat duduknya, namun ia hanya diam dan kembali fokus kedepan
"Banyak yang ingin aku tanyakan" Lagi-lagi kia hanya diam menghiraukan ucapan revan
"Dibawa kemana kamu sama bajingan itu?" Mata kia membulat, menatap revan, dan setelah itu kambali normal
"Villa luar kota"

"Dimana? Ngapain? Dan kalian berdua aja?" Kia tertegun mendengaar pertanyaan beruntun dari revan. Biasanya revan hanya cuek, tapi kali ini kenapa ia begitu cerewet?

"Gak tau dimana, yang aku tau itu villa orang tua reza."
"Berdua aja? Apa yang dia lakuin sama kamu?"
"Ada pembantunya"
"Apa dia menyentuhmu?!" Revan menyipitkan matanya menata kia berusaha mencari sesuatu yang disembunyikan karena merasa pertanyaanya tak dijawab dengan sempurna"jawab kia!"

"Hampir...."

"Hampir? Maksud kamu gimana? Ngomong yang jelas kia" belum sempat kia menjawab, angin berhembus kencang bersamaan dengan hujan yang begitu deras. Membuat revan memeluk tubuh kia dan membawanya cepat masuk
Tiba-tiba hening, revan dan kia saling berpandangan setelah itu menunduk menyembunyikan kesalah tingkahan mereka.
"Ayo kita kekamar" revan menarik tangan kia kekamarnya. Suara petir begitu menggelegar ditelinga, membuat rasa takut kia makin menjadi, mengingat kia sangat takut dengan petir.

Dikamar revan dan kia duduk diranjang tanpa suara, mereka hanya diam dengan fikirannya masing-masing. Hanya silauan kilat yang membuat mata sedikit menyipit

"Apa aja yang pria itu lakukan selama kamu divilla?" Revan memecahkan keheningan setelah beberapa menit sunyi.
"Dia hampir melakukan itu padaku, tapi ia mundur dan pergi setelah aku bilang kalau aku milik orang" rahang revan mengeras, sorot matanya menandakan kebencian.
"Bangsat!"
"Jangan salahkan dia, dia hanya ingin melindungi orang yang ia cintai" jawab kia dengan nada menyindir, revan menatap tajam, membuat kia bergidik ngeri.

Seperkian detik hening, saat kia ingin beranjak melangkah kekamar mandi tiba-tiba gelap dengan kilatan yang cukup tajam dan suara petir yang seakan mengoyangkan bumi. Detik itu juga Kia langsung melompat kekasur dan memeluk revan, menyembunyikan kepalanya didada bidang milik revan sambil sesungukan menangis. Tak ada penolakan bahkan dengan lihainya tangan revan mengelus punggung kia dan sedikit mencium pucuk kepala kia.

Kia pov

Tolong.... hentikan waktu sebentar saja. Rasanya nyaman banget! Disaat hujan seperti ini ada orang yang sangat aku cintai mengusap punggungku dan mencium kepalaku, memberikanku kedamaian dan ketenangan yang luar biasa, aku takut petir bahkan sangat takut. Suaranya membuat aku sadar akan dosaku, dulu aku menyebut petir itu omelan allah karena marah sama kita. Tapi saat aku tumbuh dewasa pernyataan itu hilang, terganti dengan rasa takut belum siap bertemu dengan yaumul kiamat. Aku sedikit mendorong tubuhnya tanpa melepaskan pelukan. Dikegelapan aku menatap mata itu dalam-dalam, aku merasakan deruh nafasnya menerpah wajahku. Tangan yang digunakan untuk mengelus punggungku tadi sudah berpindah ketengkuk leherku. Sedangkan tangan sebelahnya mengelus pipiku lembut, jempolnya bergerak mengusap bibirku. "Boleh?" Gumamnya. Aku benar-benar hilang kendali, apa yang harus aku lakukan diposisi saat ini? Disatu sisi Aku menginginkannya tapi disisi lain aku ragu. Tangannya terus  mengusap bibirku, seperti ada kupu kupu berterbangan diperutku sampai akhirnya aku memejamkan mataku dan mengangguk. Perlahan tapi pasti benda kenyal itu menyentuh bibirku, awalnya hanya sentuhan biasa namun lama kelamaan sentuhan itu berubah menjadi lumatan. Dinginnya hujan terganti dengan hangatnya deru nafas kami yang saling terpaut. Revan memberi sedikit jarak hingga aku membuka mataku kecewa. Kami seakan menggunakan oksigen secara bergantian. Revan menghisap udara dan menghembuskannya dimulut. Matanya beralih pada kancing baju yang kukenakan, tangannya mendorong bahuku pelan agar aku berbaring dengan posisi ia sedikit menindihku, dengan mudahnya ia melepas 3 kancing bajuku paling atas, pergerakannya berhenti dan menatap mataku memohon
"A  a apah ka mu siap?" Aku hanya diam sambil membalas tatapan revan, apa aku tega menolaknya disaat dia benar-benar menginginkannya? Dan jujur, aku juga menginginkannya
Melihat diamku tangannya terangkat menjauh dan ingin segera beranjak dari atas tubuhku.
Tanganku yang sedari tadi sudah melingkar sempurna dilehernya kueratkan, seakan melarangnya bergerak dari posisi ini. Menarik wajahnya agar lebih dekat dengan wajahku, mataku beralih kebibir tipis milik revan mengecupnya sebentar, dengan cepat revan mengigit bibir bawahku membuat aku meringis dan membuka mulutku, dengan leluasanya ia mencecap setiap sudut mulut dan bibirku. Ia meneruskan kegiatannya membuka kancing baju is7 menginginkanny setelah mengerti maksudku

"Berjanjilah... tubuh ini hanya aku yang boleh memilikinya"
"Sadar.. diriku dan dirimu itu hanya milik allah." Revan tertegun,bahkan ia lupa. Seharusnya ia berdoa dulu. Revan menjangkau kepalaku dan mendoakannya
"Allahumma janibnasyaithana wa janibnisyaithanamarazaqna" setelah itu ia mencium ubun-ubunku..

"Bismillah, aku akan melakukannya dengan lembut" ucapnya lagi sambil mencium kedua mata, pipi, hidung dan terakhir dibibirku..
Kia mengangguk dan terus memejamkan mata, menikmati tiap titik perlakuan revan.

Aku tidak tau apa yang akan terjadi kedepan
Tapi aku percaya semuanya itu yang terbaik
Aku yakin padaMu
Aku percaya

Udah yaa, author gak mau ngintip🙈🙈🙈sorry for typo

Vote+comment, please!

Kurang feelnya? Tapi tetap Hargai author yaa.... part ini paling sulit kayaknya😅

cinta khayalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang