part 19

1K 70 1
                                    

Kia pov

Aku melihat perubahan diwajahnya ketika aku mencium tangannya, aku sangat bersyukur menikah dengan dia walaupun aku masih sangat bingung, siapa dalang dari permainan ini.
Saat ini aku berdiri dikamar revan, menyusun semua pakaiannya dan meminjam baju karena memang pakaianku tidak ada.
Mataku menangkap semua benda persegi tergeletak diatas kasur, kudekati perlahan dan menekan tombol on. Wallpapernya seorang wanita, kulihat lebih jeli lagi, foto wanita itu diambil dari samping dan finish.. aku tau wanita itu adalah shilla. Aku terduduk didekat benda itu cairan bening turun begitu saja. "Suamiku begitu mencintai gadis ini" rasanya tubuhku melemas, aku berbaring dikasur ini dengan segala keperihan yang aku dapat kemarin dan hari ini. Mataku terpejam dan perlahan terlelap

Author pov

DAARRRTKK....!!
PRRRAAKKK....!! Suara pecahan dan dobrakan pintu itu membuat kia terlonjak kaget, cepat kia keluar dari kamar revan dan melihat kegaduhan.

Dengan wajah yang kacau revan berjalan sempoyongan, kia sangat kaget melihat darah yang terus mengalir dari tangan revan akibat pecahan beling itu. Kia memapah tubuh revan yang kacau dengan darah yang terus mengotori bajunya. setiba dikabar kia berlari mengambil obat luka.
dari mana revan?

kenapa dia begitu hancur?

Dan mulutnya sangat bau alkohol.

Mengobati luka dan mengompres wajahnya karena suhu tubuh revan sangat tinggi.
Kia terduduk lemah disamping revan, mencium tangannya dan sesungukan menangis, ini pasti karena pernikahannya yang gagal dengan shiĺla.
Ia terus menggenggam erat tangan revan seakan minta kekuatan tapi tidak ada sedikitpun balasan.
Kia berdiri hendak meninggalkan revan dengan segala kehancuran hatinya melihat pria yang ia cintai seperti ini karena perempuan lain

namun tiba- tiba tangannya digenggam erat oleh revan, seakan menahannya untuk pergi

"Tetap disini temenin gue"  gumam revan dengan mata yang masih terpejam, kia menghapus airmatanya dengan sebelah tangan. Mencoba melepaskan genggaman revan perlahan, yang ia takuti itu hanya mimpi. tidak berhasil! Revan membuka matanya dan menarik tangan kia lemah
"Tidur disebelah gue aja. Gue butuh lo saat ini, gue mohonn" kia menelan ludahnya susah payah, tatapan revan begitu memohon sampai akhirnya kia mengangguk dan berbaring disebelah revan. Kia tersentak kaget saat tangan revan mengunci tubuhnya, tidak ada penolakan. Kia hanya ingin memberikan kenyamanan, mungkin dengan cara membiarkan revan memeluknya dapat membuat ia merasa sedikit tenang dan mendengar degup jantungnya yang berubah lebih cepat

******

"Van... bangun, sholat shubu dulu. Setelah itu sarapan" tubuh revan sedikit lebih mendingan, suhunya pun sudah kembali normal. Tapi kenapa ia enggan untuk bangun, padahal setau kia revan adalah laki-laki yang bertanggung jawab dengan perintah allah.
"Vaaannn...." kia sedikit menggerakkan tubuh revan dan merenggangkan pelukan revan yang dari semalam tidak terlepas sama sekali dari tubuhnya

"Tau berisik gak lo! Kalo mau sholat, sholat aja, gue ngantuk. Ganggu banget!" Bagai disambar petir ucapan revan begitu tajam ditelinga kia, terlebih lagi ia mengganti posisi tidurnya kesamping dan mendorong tubuh kia begitu saja hingga jatuh dari ranjang, kia berdiri dan menghapus airmatanya yang jatuh begitu saja.
"Ya udah, shubu ini libur dulu sholatnya. Besok gak boleh lagi ya. Kamu istirahat, cepat sembuh" ucap kia dengan senyum yang dipaksakan sambil mencium rambut revan dari belakang.
Pelukan erat tadi malam bagai mimpi disiang bolong, sikap revan kembali dingin

Lebih baik menutup telinga dan mata rapat-rapat
Karena penasaran itu berawal dari telinga kemata dan berujung ke hati
Dan berakhir pada kekecewaan

Dan kesabaran itu tidak pernah ada batasnya
Yang membatasi hanyalah iman
Semakin kuat imannya semakin besar pula kesabarannya

Vote+comment, please!

Nulis cerita dan ngerangkai kata itu gak mudah. Perlu mental dan kesabaran..

cinta khayalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang