part 13

1K 70 1
                                    

Hari ini aku menginjakkan kakiku lagi dikantor ini. Tapi bukan untuk berkerja melainkan untuk mengantar surat pengunduran diri. Kutarik nafas dalam-dalam dan membuangnya secara kasar. Hampir satu bulan lebih aku tidak menginjak kantor ini. Tidak ada yang berubah, masih sama seperti dulu namun tidak ada lagi semangat yang mengebu-gebu seperti dulu, tidak ada niat lagi untuk berlama- lama diam dimasjid.

"KUUTTUU..... " lengkingan suara itu membuat kia menyelamatkan telinganya dari ketulian,
"Kupreetttt..... mulut lo tu !!" Sedangkan yang dimarahi hanya memperlihatkan senyuman yang menjijikan
"Gue rindu banget sama lo, ternyata memang benar. Rindu itu sangat berat" ucapnya sambil merentangkan tangan, kia masih diam dan memutar bola mata malas
"Ya udah, ayo keruangan"
" eenngg.... za, gue mau ke ruang pak handri dulu"
"Udah gak papa, udah gue bilangi ke pak handri kalo elo sakit dan lo dikasih cuti"
"Saa aakit....?"
"Iya, elo kan sakit? Hampir sakit jiwa maksudnya wkwk"
Bbbukk...
"Waddauw.. sakit kutu"
" elo sih, tapi za gue serius gue mau keruangan pak handri. Guu guee mau ngundurin diri" ucap kia sambil menunduk, wajah reza berubah serius. Reza menarik kasar tangan kia keruangan dengan emosi
"Apa-apaan si za!"
" elo yang apa-apaan ki! Gue udah bela-belain elo biar tetap disini sedangkan elo mau pergi gitu aja"
" zaa..." baru kali ini reza benar-benar marah seperti ini. Lebih tepatnya memperlihatkan kemarahannya depan perempuan yang ia cintai
"Elo gak kuat liat orang yang lo cinta sama nikah sama cewek lain?"
"Zaa... ssstt.... kecilin dikit" reza mengusap wajahnya kasar, kia hanya diam dan menunduk takut sambil menahan tangis Dia benar-benar mengerikan saat ini. Diambilnya amplop pengunduran diri yang sedari tadi didepannya, dengan mudah dia menyobek kertas itu.
"REZA....! Plaakkk!!..." kia menampar dan menatapnya dengan tatapan membunuh, reza hanya diam tanpa membalas hanya tatapan yang sulit diartikan
"Gue! Udah ngerelain elo buat revan dan elo secepat ini akan menghilang dari hadapan gue, setidakny izinkan gue tuk tetap melihat lo disini!"batin reza
setelah itu ia keluar dari ruangan tanpa melihat kearah kia lagi meninggalkan kia yang terduduk dengan suara tangis yang tertahan.

*****

Revan pov

Suara orang yang menyebut nama kutu itu sangat mengganggu konsentrasi kantor, aku keluar untuk memastikan suara siapa . Ternyata itu suara si playboy, aku ikuti arah pandangnya. Kia! gadis pemurung itu kembali. Bibirku tertarik melihat wajahnya aku ingin menanyai kabarnya tapi apa barusan yang kudengar? Mengundurkan diri? Aku mundur beberapa langkah untuk kembali keruangan hingga tangan si playboy itu menarik kia kasar, seluruh mata makhluk dikantor menatap orang yang menjadi pusat perhatian. Entah apa yang membuat rasa penasaranku meningkat dan mengikuti mereka. Aku ingin menerobos masuk saat laki-laki itu membentak kia, ada rasa tak rela. Tapi bian datang menahan tanganku, kami mendengar pertengkaran itu dari luar. Aku bingung dengan masalah sebenarnya. Pangeran masjid? Pria yang kia cintai akan menikah dengan wanita lain? Dikantor ini yang akan menikah hanya aku. Apa aku? Enggak! Enggak mungkin! Aku gak mau ikut campur urusan mereka,
"REZAA...PLAKK!!" suara tamparan itu mengembalikan aku ketempat semula, playboy itu akan berurusan denganku jika ia berani menampar kia.
"Elo suka sama cewek itu van?" Pertanyaan bian itu membuatku jengkel, mana mungkin aku suka sama perempuan lain disaat aku akan menikah seperti ini, tapi kenapa ada rasa tak rela melihat gadis itu menangis
"Gila ya lo" ucapku dan meninggalkan tempat itu
"Keliatannya maksud mereka itu elo" aku tak menghiraukan lagi ucapan gila bian.

Ditempat yang tadi bian bertemu mata dengan reza.
"Gue paham dengan permasalahan kalian" ucap bian pada reza, sedangkan reza hanya menatap dengan penuh amarah lalu pergi begitu saja.

Vote+comment, please!

cinta khayalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang