Kia pov
Kenapa hari ini perasaanku begitu hancur, aku seperti burung tahanan, hidupku diatur. Dia fikir dengan cara begini membuat aku cinta sama dia. Enggak! Ini malah membuat aku sangat membencinya.
"makan dulu neng, ni bibik bawain""Enggak bi, kia masih kenyang"
"Neng,dari pulang semalem neng belum makan sama sekali" aku hanya diam, hingga bik mina keluar dari kamar.revan.. bagaimana kabarnya? Apa yang dia lakukan sekarang? Apa ada sedikit niatnya untuk mencariku.
"Kutuuuu.... lo makan ya, gue suapin mau?" Reza datang sambil membawa piring nasi yang dibawa bik mina tadi. Tatapanku acuh seperti tak ada orang. Untuk sekarang aku sangat membenci laki-laki itu.
"Ki.....""........"
"Anterin gue pulang!" Hanya itu kata yang sedari tadi kutahan. Kalau saja aku tau jalan pulang sudah lama aku berlari dari kandang yang menyeramkan ini?
"Nanti gue antar, sekarang elo makan dulu"
"Lo pikir gue anak kecil!!"
"Gue janji"
"Gue mau ketemu revan za, gue mohon" pandanganku beralih kewajah reza
"Jangan pernah nyebut nama bajingan itu depan gue!"
"KENAPA? dia suami gue! Dimana hak elo ngelarang gue haah?!" Reza mengertakan giginya, nafasnya memburu. Apa yang akan ia lakukan? Posisi kami sangat dekat saat ini. Pandangannya tak lepas dari wajahku. Aku sedikit mundur dari dudukku begitupun ia semakin aku mundur semakin pula ia maju"Kalau sedikit aja elo nyentuh gue, gue akan benci lo selamanya" ucapku sambil mendorongnya kuat, tapi tenagaku tak ada apa-apanya dibanding reza.
"REZAA!!!" lagi-lagi aku meronta kuat, aku takut, makhluk didepanku ini seperti kesetanan.
"REZAA!! LEPASS!! gue istri orang za, gue punya orang. LEPASS!!!" Seketika reza mundur, ia mengusap wajahnya frustasi lalu pergi sambil menghempas pintu begitu saja. Aku menarik nafas lega dan mengunci kamar.Reza pov*
Apa yang kulakukan tadi? Aku hampir menghancurkan gadis yang sangat aku cintai, dia pasti sangat ketakutan saat ini. Entah apa yang sudah merasuki tubuhku, mendengar nama laki-laki itu membuat aku kehilangan akal sehat.
DRRTTTT.....
sudah tak terhitung lagi berapa panggilan dari shilla dihandphoneku, aku hanya meliriknya dan acuh. Rasanya aku ingin sekali mengatakan kalau aku tidak sama sekali mencintai dia, kata cinta yang sering kuucapkan kemarin adalah caraku untuk membatalkan pernikahannya, Tapi setidaknya aku masih punya hati nurani.
aku akui dia wanita yang hampir mendapat kata sempurna, namun bukan bearti aku jatuh cinta padanya."Hallo" akhirnya aku menyerah, gimanapun aku harus ngerti kalau ia sedang khawatir.
"Rezaa.... kamu dimana sayang? Kenapa telpon aku gak diangkat-angkat dari kemarin?"
"Gue lagi ada urusan diluar kota"
"Urusan apa? Kia sama kamu gak?""........"
"Sayangg? Kamu sibuk banget ya, aku susulin ya, biar aku bisa bantu" bagaimana mungkin aku bisa menyakiti wanita seperti dia.
"Rezaa.... kamu denger aku gak?"
"Iya, gue otw pulang"
"pertanyaanku belum kamu jawab, apa kia sama kamu?"
"Enggak"
"Jadi kia kemana?"
".........." diam, rasanya malas untuk berlama-lama ngobrol dengan gadis ini, dia hanya tambah membuat hatiku terasa sakit.
Sakit karena revan sudah menyakiti kia sedangkan aku tak mampu menyakiti shilla."Ya udah kalau kamu lagi sibuk banget, nanti kalau udah jalan hati-hati ya.. assalamualaikum"
"Waalaikumsalam.."
tuuuttt.....Dimana shila tau kalau aku bersama kia. Apa revan menemui shilla? Kalau benar berarti dia memang bajingan! Gak seharusnya dia nemui perempuan lain disaat istrinya hilang entah kemana
Author pov
Tak sedetikpun airmata jeda dipelupuk mama revan melihat suaminya terbaring lemah.
"Mbak, kita berdoa sama-sama ya" ayat suci bergema didalam ruangan.
Semua berkumpul disini, membaca dan mendoakan agar pak suwarno secepatnya sadar. Kecelakaan yang dialami akibat penyakit jantung yang tiba-tiba kambuh saat dipersimpangan. Membuat mobil yang dikendarai hilang kendali dan menabrak pohon pembatas disisi jalan."Revan... apa ibu boleh nanya sekarang?" Revan menoleh pada mertuanya, ia paham apa yang akan ditanyakan. Fikirannya benar-benar kacau, dimana kia saat ini?
"Apa ada kabar tentang kia nak?"
"Revan akan cari kia terus bu, revan janji akan nemuin kia secepatnya" hanya itu kalimat yang dapat diucapkan revan. Ia sangat paham kekhawatiran mertuanya, tapi sepertinya mertuanya pun paham dengan kegundahan revan, ia hanya mengelus pundak revan memberi ketenangan " ibu percaya sama kamu nak,semoga allah selalu melindungi kia" pandangan ibu kia kembali kedepan."Papaaahhh.... pahh" jeritan mamah revan membaut semua. Orang menghentikan aktivitasnya, revan langsung cepat berlari dan memanggil dokter
"Maaf semua nya tolong keluar dulu"
Aku memeluk mamah dan membawanya keluar, membiarkan dokter mengerjakan tugasnya******
Setengah jam sudah mereka menunggu diluar,
"Papahh kamuu" suara mama tersendat, revan terus menggenggam tangan mamanya memberikan kekuatan, tak ada kata yang pantas terucap saat ini kecuali saling menguatkan"Permisi... pasien ingin bertemu dengan istri dan anaknya" dokter keluar dengan wajah yang sulit diartikan
"Sselliiii... terima kasih sudah menjadi istri yang paling hebat dan paling indah. Tooo longg....ajari anak kita caraku memperlakukan selama ini" revan beralih menatap wajah papanya
"Papa harus sama mama terus, papa gak boleh ninggalin mama. Gak boleh!" Suwarno tersenyum dan menghapus airmata seli
"Revan, jadila revan yang dulu. Jangan pernah sia-siakan wanita yang sudah tuhan kirim untuk kamu"
"Maafkan revan pah" airmata yang sedari tadi tertahan kini jatuh juga
" Jadila suami yang bertanggung jawab van, jadilah imam yang baik, yang membimbing istri kamu kelak kesurga nanti. Jangan biarkan airmatanya jatuh, jangan biarkan hatinya tergores. Karena papa selalu mengajarkan kamu cara memperlakukan perempuan dengan baik"
"Maaf.... maaff pah" hanya kata itu yang mampu terucap, Revan melupakan allah karena tidak dapat memiliki shilla. Tanpa ia sadari doa yang ia panjatkan selama ini bukan hanya tertuju pada shilla saja melainkan orang tuanya juga.
"Berjanjila nak" revan mengangguk
"Revan janji" suwarno tersenyum dan perlahan matanya tertutup sempurna. Suara Tangis pecah. Ruangan seketika riuh dengan jeritan dan tangisan.Niat baik tidak selamanya diterima baik oleh orang
Ada saatnya dimana kita menutup telinga rapat-rapat
Karena kita tidak bisa melarang orang untuk berkomentarFokus pada diri sendiri dan tuhan
Tidak ada usaha yang menghianati hasil dan tidak ada tingkah tanpa karma
Takdir sudah ada
Tinggal kita mencari cara bagaimana mencapai takdir ituVote+comment, please!!
Sorry for typo
KAMU SEDANG MEMBACA
cinta khayalan
Spiritualmenghayal? mungkin terdengar manusiawi.. tapi bagaimana jika khayalan itu menjadi nyata? "apakah wanita hina sepertiku bisa mendapatkan imam yang mampu memperbaiki jalan hidupku?" ~ adzkiyah humairah "aku menginginkan dia, dia begitu sempurna dimat...