"Pak revan sudah boleh pulang sore nanti, lebamnya mulai membaik tapi jangan lupa oleskan terus salep yang saya berikan ya bu. 2-3 hari sudah boleh beraktifitas seperti biasa kok"
"Iya dok, terima kasih banyak dokter" ucap kia pada dokter yang sudah beranjak keluar.
Sudah 5hari revan dirawat dirumah sakit, bosan sudah pasti. Tapi kia tetap setia berada didekat revan, hanya sesekali ia keluar untuk makan dan menyempatkan sholat berjamaah dimushola terdekat.*******
Author pov*
"Kiaaa.... " suara revan membuat kia tergesah dari sholat maghribnya langsung menuju kamar revan
"Ada apa van?"
"Gue mau makan yang pedas-pedas"
Kia menaikan alisnya bingung, hampir malam gini ia harus kemana.
"Aku bikinin bakso goreng pake bon cabe mau?"
"Gue mau mie ayam, cabenya banyakin""Tapi aku belum terlalu lancar bawak motor van, udah mau malem kalo jalan kaki" revan hanya menaikan kedua bahunya tanda dia tidak mau tau "ya udah, aku beliin ya"
"Yo'i, kunci motornya dalam laci tv....... oh iya, mie ayam yang didekat kantor gue ya" kia mengangguk dan berlalu, rasanya jarak kantor dan apartement terlalu jauh untuk kia.
Rasanya 1tahun yang lalu terakhir kia belajar mengendarai motor itupun gagal membuat sisi mata kia sedikit dijait karena robek terkena aspal, trauma itu masih ada tapi apa revan peduli dengan itu."Aku harus berani, aku pasti bisa. Bismillah" kia membatin.
Sedikit demi sedikit kia mengegas, pelan tapi pasti motor yang kia kendarai berjalan sempurna, walaupun sesekali ia harus mengerem karena rasa takutnya akan kejadian setahun silam.Hampir seperempat jam kia menunggu kendaraan lalu lintas sepi agar bisa menyebrang menuju tempat mie ayam itu dan sepertinya keberuntungan kali ini tidak berpihak pada kia, sebuah kendaraan bermotor dengan kecepatan yang tinggi menyenggol kepala motor hingga kia kehilangan keseimbangan.
Seketika ramai orang berdatangan, pandangan kia mengabur hingga semuanya berubah gelap.Tubuh kia diangkat kepinggir trotoar. Sialnya tidak ada satupun mobil yang berhenti saat diminta pertolongan
"Ini neng kia, mamang kenal ini temannya den reza, yang kerja dikantor sebelah, dulu mereka sering makan mie ayam mamang. Mamang panggilkan den reza saja" sahut mang andrak, penjual mie ayam. mie ayam mang andrak memang langganan karyawan kantor rasanya yang nagih dan harganya yang murah membuat mie ayam mang andrak dicintai banyak orang.
Mang andrak berlari kekantor sambil sesekali mengelap keringat karena kepanikan.
"Maaf mas, ada mas rezanya? Temannya neng kia kecelakaan" ucap mang andrak dengan nafas tersenggal-senggal. Bian yang mendengar ucapan mang andrak langsung berdiri" kia kecelakaan, dimana mang?"
" didepan kios jualan mamang"
"Bangsat! Suami macam apa dia!" Suara reza membuat bian menoleh. Entah sejak kapan reza berdiri dibelakang bian dengan tangan yang mengepal. Sorot mata reza seperti api yang menyala menatap bian
"Jangan pernah elo ngubungi laki-laki keparat itu! Ngerti!" Ucap reza menunjuk bian dan berlari mengambil mobil menuju kios mang andrakReza pov*
Aku duduk dikursi tunggu depan UGD dengan tangan yang menutup seluruh wajahku kalau saja aku tau rencana itu membuat kia sangat tersiksa aku tidak akan melakukan itu! Laki-laki itu benar-benar ingin mati.
"AAARRRGGHH!!! Kiaa" aku sangat mencintainya, sangat!
"Permisi, keluarga pasien" suara dokter membuyarkan lamunan reza"Iya.. dia kenapa dok?"
"Tidak apa-apa, hanya kakinya sedikit terkilir, dan mungkin pasien punya riwayat trauma jadi membuat ia sangat ketakutan hingga pingsan. Lain kali jangan memaksakan ia untuk mengendarai motor. Bisa saja kejadian ini membuat trauma nya semakin menjadi parah"
"Baik dok"
"pasien sudah sadar. Silahkan urus administrasinya setelah itu pasien sudah boleh pulang .Saya permisi"
"Iya, terima kasih dok"
aku tidak akan membawa kia kembali tinggal bersama pria brengsek itu! Pria itu harus diberi pelajaran!
"Siapa Yang maksa lo bawak motor?"
"Ree zaa?"
"Jawab!"
"Gue sendiri yang mau za, gu gue pengen makan mie ayam" jawab kia tegas, entahlah itu jawaban yang sebenarnya atau bukan
"Kemana suami lo? Bukannya dia sudah sehat""Dia....."
"Mati??"
"REZAA!!.. jangan pernah lo ngomong yang enggak-enggak tentang suami gue! Berenti ganggu gue!"
"Ikut gue!" Darahku seakan mendidih kesabaranku sudah habis, mungkin dengan cara seperti ini kia bisa menurut
"Lepasss!" Mungkin aku termasuk orang yang egois, aku hanya ingin kia hidup bahagia. Bahkan aku rela menjadi orang paling bodoh dengan melepas orang yang sangat aku cintai untuk seorang bajingan bersosok ustad seperti revan
Kia pov*
"Aku mau pulang zaa..." rintihku, aku tau reza sangat emosi, sangat marah. Tapi bukan dengan cara ini seharusnya menyelesaikan semua.
"Lo mau bawak gue kemana za!"
Tak ada jawaban apa-apa dari reza, rahangnya mengeras dari tadi, tatapannya tajam. Aku tidak mengenali dia, reza yang kukenal adalah reza yang humoris, reza yang playboy, yang pecicilan."Za... mau pulang! Gue udah punya suami za"
"DIAMM!!!" gue gak akan biarin elo tinggal sama keparat itu
"Zaa... jangan pernah ngatur hidup gue! Elo itu manusia paling egoiisss!!!"
"Kalo gue egois, gue gak akan ngelepasin elo. DIAM! Gue mau liat seberapa pedulinya keparat itu sama lo"Jika cinta kenapa dilepas?
Jika ingin kenapa pergi?
Melepas dan pergi bukan cara yang tepat..
Berjuanglah dulu,
jika memang perjuanganmu sia-sia
Maka ikhlaskan sajaVote+comment, pleasee!
Sorry for typo
KAMU SEDANG MEMBACA
cinta khayalan
Spiritualmenghayal? mungkin terdengar manusiawi.. tapi bagaimana jika khayalan itu menjadi nyata? "apakah wanita hina sepertiku bisa mendapatkan imam yang mampu memperbaiki jalan hidupku?" ~ adzkiyah humairah "aku menginginkan dia, dia begitu sempurna dimat...