part 32

1.1K 64 5
                                    

Bayangan wajah wanita itu semakin hadir dalam hari-hari reza.. reza sibuk dalam fikirannya, memainkan jemari dimeja kerjanya.
Hari ini genap 3minggu kia kembali keapartementnya bersama revan, memulai lembaran baru. Sedangkan reza? Ia masih diam dalam perasaannya.
Seberat inikah mencintai wanita yang bukan ditakdirkan untuk kita?
"Assalamualaikum..." seorang wanita masuk begitu saja dengan khimar panjangnya, membawa satu plastik putih berisi makanan
"Hampir 3minggu kamu menghindari aku. Aku perempuan, aku berhak menagih janjimu za" reza menatap manik indah itu, tapi untuk apa keindahan jika tak memiliki rasa, seperti hidup dalam ruang hampa.
"Kasih aku waktu"
"Sekarang aku mau kamu jujur za, apa kamu benar-benar ingin menikahiku atau hanya alasan kamu untuk sebuah masalah tertentu?"
Hening...
Shilla memiringkan wajahnya menanti jawaban apa yang akan keluar dari mulut reza, sekian lama shilla menunggu hanya gelengan kepala yang ia dapat. Reza sedikit memijat pelipisnya
"Aku mencintai gadis lain"
"Siapaa?"
"Dia wanita yang sudah sah menjadi istri orang"
"Sudah sah menjadi istri orang kamu bilang gadis? Jangan berkilah reza"
"Aku gak berkilahh, aku berkata apa adanya. Aku mencintai kia, adzkiyah humairah" shilla menundukan pandangannya, menyembunyikan binar-binar mata yang tercipta dari air mata..
"Tapi kenapa kamu bilang cinta sama aku"
"Karena aku ingin kia tetap bersama laki-laki impiannya" isakan perlahan lepas dari mulut shilla, tangisnya benar-benar tak bisa dibendung lagi. Kalimat reza sangat menyayat hatinya
"Maaff...." shilla berusaha tésenyum dan menghapus air matanya
"Gak papa za. Makasih sudah ngasih aku pelajaran"shila berdiri dan meninggalkan ruangan reza, namun reza hanya mematung tanpa berniat mengejarnya sedikitpun, lagi pula Ia sudah membalaskan dendamnya pada revan, ia sudah membuat gadis yang revan cintai menangis dan kesakitan seperti apa yang dirasakan kia waktu itu. Namun bagaimana dengan perasaannya? Reza terpukul dengan apa yang dikatanya barusan. Ia menyesal mengatakan kata-kata yang menyakitkan kepada wanita selembut shilla
"Kenapa gue ngomong gitu. Goblok"

Shilla pov

Aku duduk bersilah depan sejadahku, membaca tiap bait nyanyian syurga. Aku yakin dengan cara inilah aku bisa menghadirkan kenyamanan dan ketenangan dalam hatiku, aku sangat menghargai kejujuran reza.tapi Yang sangat membuat aku sakit adalah wanita yang ia cintai adalah kia, adzkiyah humairah.. wanita yang berjuang dalam hijrahnya, wanita yang sudah sah menjadi istri revan, dan yang lebih parahnya lagi adalah wanita yang sudah sangat dekat dengannya dulu. Ya, aku tau dulu kia dan reza bersahabat baik. Itu yang membuat aku minder padanya, wanita itu pasti tau segala hal tentang reza sedangkan aku? Aku hanya wanita yang dijadikan korban untuk menjalankan rencana reza

"Andaii kamu mencintai aku zaa" suaraku mulai meredup, berganti dengan isakan tangis yang tertahan. Aku mencium kitab suci al qur'an dengan segenap hatiku yang sangat bergemuruh. Aku melepas mukenahku dan berbaring, berharap esok kan ada mentari yang mengeringkan luka basahku ini.

.
.
.
Pagi ini terlihat begitu cérah, tapi ada apa dengan hatiku? Kenapa luka itu belum kering juga. Saat yang paling menyakitkan seperti ini sangat sulit dijalani seperti biasanya.
"Shilllaaaa..." suara papah membuat aku cepat mengapus airmataku,
"Iya paah.. tunggu sebentar"
"Kenapa pah?"
"Ini papa mau minta tolong antarkan berkas ini ke pak handri atasan kamu"
"Tapi shilla kan gak kerja lagi pah"
"Iya... makanya papa minta tolong. Papa gak sempat . Pagi ini ada meeting penting shill. Gak papa kan?"
"Ehmm ehmm ii iyahh pah, nanti shilla anterin ya pah"
"Kok jawabanya ragu gitu? Kamu lagi ada masalah sama reza?"
"Iya  ehh ennggakk... baik-baik aja kok"
" gimana persiapan kamu sama dia? Tunangan dulu atau langsung menikah minggu depan"
"Gak tau pah, menurut shilla tunangan dulu. Gak tau rezanya"
"Kalian ini gimana si? Waktu tinggal satu minggu tapi belum ada persiapan. Dia itu niat nikahin kamu gak sih?"
"Papah dengerin shilla dulu, reza lagi sibuk banget. Acaranya pasti jadi pah. Papa gak akan malu lagi. Maafin shilla"
"Sudahlah jangan difikirkan. Maafin papa ya ngebentak kamu tadi" aku hanya mengangguk takut,aku takut acara ini gagal, aku takut membuat papah melu lagi seperti saat pernikahanku dan revan.
Aku bersiap dan cepat bergegas menuju kantorku dulu, memberikan berkas ini segera ke pak handrik.
Saat melintasi kolidor ruangan pak handrik aku melihat revan menatap kearahku, dari jendela cukup jelas jika revan mengawasi gerak geriku aku tidak ingin merusak rumah tangganya lagi, aku tak ingin memberi peluang kepada reza untuk mendapatkan kia lagi. Terserah aku dinilai egois, apa aku salah?
Aku mencari reza, dimana dia?
"Ya allah, aku hanya ingin melihat ia sebentar saja  walaupun dari jauh"

Pandanganku tertuju pada laki-laki dengan setelan jas silver dan kemeja putih, reza berjalan masuk menuju ruangan david. Aku mengindik sedikit lewat celah pintu yang sedikit terbuka. Reza terdengar sedang tertawa lepas saat membicaranya sesuatu, melihat kamu tertawa dari kejauhan saja seperti kebahagian tersendiri buat aku apa lagi jika dia mencintai aku? Hal yang sangat mustahil tapi sudahlah, cintaku padanya terlalu tulus jadi biarkan saja semuanya berjalan hingga ada masa yang membawa aku berhenti ..

Melihat kamu dari jauh saja seperti ketenanganku untuk bernafas lega
Mendengar suara tawamu membuat senyumanku tercetak sempurna
Seandainya saja takdir menuliskan nama ku dilauhul mahfuzmu
Aku akan menjadi wanita paling sempurna didunia ini
Tapi sayangnya itu hanya seandainya, tidak untuk terjadi
Terlebih lagi rasaku terlalu tulus
Hingga aku tak pernah berfikir balasan cinta darimu
Tapi aku hanya wanita biasa, harapan itu pasti tetap ada

Vote+comment, please!!

Kasih semngat author terus dongg😊😊

cinta khayalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang