+39; unpredictable

657 114 20
                                    

from me to you : unpredictable

••

sonia pov

aku menutup pintu lokerku pelan-pelan saat si pengirim mengatakan bahwa dia melihatku sedang cemberut dan membanting pintu lokerku kemarin saat membaca suratnya. si pengirim surat benar-benar senang melihatku bingung. tahu darimana aku membanting pintu loker sambil cemberut sedangkan kemarin aku datang ke sekolah pukul enam pagi dimana sekolah baru saja dibuka dan sekolah masih sepi.

seketika aku merinding. siapa sih yang seniat itu kepadaku? sudah kuhitung-hitung, aku dan si pengirim surat sudah berkomunikasi melalui surat sejak dua bulan yang lalu. dan itu waktu yang cukup lama untuk sekedar orang yang hanya iseng.

aku menghela napas  lalu menghembuskannya perlahan. sabar, sonia. sabar. ucapku dalam hati.

semuanya butuh waktu dan proses. cepat atau lambat aku pasti menemukan si pengirim surat itu.

••

satu minggu ini aku tidak terlalu sering bertemu dengan cowok-cowok yang selalu aku curigai. joshua, arvi dan bobby. ketiga cowok itu menghilang bak di telan bumi.  heran saja tiba-tiba absen di kehidupan sehari-hariku. padahal setiap harinya mereka selalu muncul dimana saja.

aku sedang duduk di kantin bersama yerina dan adrian. sebelumnya,aku ucapkan selamat dulu kepada yerina karena telah resmi menjadi pacarnya adrian. aku bertepuk tangan seperti lumba-lumba setelah mendengar kabarnya dari arvi seminggu lalu sebelum dia menghilang.

jujur saja, aku jadi agak merasa sepi saat arvi tak lagi mengirimiku pesan gombal atau apa saja yang mengganggu kesunyian ponselku. biasanya arvi mengirimiku pesan seperti jadwal minum obat. tiga kali sehari atau dua jam setelah makan siang. dan sekarang, arvi menghilang. kupikir dia punya yang lain untuk diganggu sekarang.

oh ya, aku ingin berkata jujur lagi sekarang.

aku agak risih sekarang. aku duduk diantara adrian dan yerina. aku mengganggu sekali bukan? tapi mau bagaimana lagi, ini permintaan mereka. tujuannya : adrian tidak ingin monita dania—mantan pacarnya, mengetahui jika ia punya pacar baru sekarang.
posisiku yang berada di tengah mereka benar-benar seperti pecundang. bayangkan saja, aku sedang diapit oleh kedua insan yang sedang dimabuk cinta. bayangkan, apa saja yang telah aku dengar dari bibir mereka.

'kamu gemesin banget hari ini. eh tapi hari hari sebelumnya juga'

'kamu seperti biasa dri, mengagumkan.'

'jangan ngomong gitu yina, aku malu.'

—dan masih banyak lagi. aku hampir muntah.
aku mencoba mencapai pikiran waras adrian dan yerina yang sedang dilanda cinta baru datang ini.  aku beralasan ingin pergi ke toilet sebentar. tapi yerina menahanku.

'nanti aja pas selesai istirahat',  katanya. oke, aku menyerah sajalah.

tapi, sebagai manusia yang mempunyai hak kebebasan, aku ingin bebas dari belenggu dua manusia yang menjadi menjengkelkan ini. ya, aku tahu aku tidak punya pasangan dan yerina berbaik hati mengajakku mengobrol bersama adrian. tapi ya gak gini juga caranya!!

"yin, gue ke toilet dulu deh ya sumpah."

"tanggung, bentar lagi masuk." ujarnya.

"yin sumpah gue mau beol jadi please biarin gue ke toilet."

brak!

aku sedikit tersentak saat adrian tiba-tiba berdiri dan menatap mataku iba.

"silakan sonia, silakan. yaampun jangan ditahan-tahan, ga baik!"

[✔] from me to you; 1995Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang