+30; fuzzy assumption?

656 121 18
                                    

from me to you : fuzzy assumption

••

sonia pov

ketika aku ingin mengambil sepatu untuk bermain voli di lokerku, aku menemukan surat lagi. isi surat itu mengatakan bahwa dia, si pengirim surat akan menontonku saat latihan hari ini.

dia bilang aku cantik, dia berkata untuk tetap semangat. setelah merasa tahu siapa pengirimnya, dadaku berdebar saat menghadap lokerku, aku pun tersenyum bodoh setelahnya.

aku langsung bergegas ke lapangan. mungkinkah dia benar ada disana? menontonku latihan dan memperhatikan aku bermain?

lapangan voli bersebelahan dengan lapangan futsal. diantara kedua lapangan adalah tempat penonton untuk duduk. disana disediakan kursi dan semoga saja disalah satu kursi itu ada joshua. orang yang selama ini aku curigai sebagai pengirim surat itu.

seraya menunggu teman setimku yang lain, aku duduk di bangku penonton itu.
dan aku malah menemukan arvi duduk disana. bahkan ada bobby juga. tapi aku yakin jika bobby ada disana karena dia ingin menggunakan lapangan futsal, bukan untuk menontonku latihan.

"hai sonia." sapa arvi kepadaku. aku melambaikan tanganku ke arahnya.

"hai juga arvi. disini lagi apa?" tanyaku hanya iseng saja.

arvi menunjukkan kekehan khasnya seperti biasa. "aku nungguin kamu."

hatiku mendadak risau. ini bukan kebetulan atau hanya kebetulan?

"ngapain nunggu gue mending juga pulang ke rumah, bobo sore."

"bosennnnnn.  enakan liatin yang asik asik, contohnya nontonin kamu latihaaan."

oke, aku mulai ragu lagi siapa si pengirim surat itu.

••

saat aku berganti posisi dengan nadia sebagai servis, mataku tak sengaja melihat joshua duduk di bawah pohon rindang di dekat lapangan sambil membawa gitarnya. tiba-tiba semangatku meningkat dan dadaku berdebar saat ingin menyervis bola seperti yang pertama kalinya.

mataku terus menatap joshua dan tangannya yang lentik memainkan gitar itu. aku langsung membuang pandanganku ke arahnya saat joshua menatapku balik. sial, kenapa segugup ini, padahal aku dan dia kemarin biasa-biasa saja.

"sonia ngapain bengong??? fokus sonia, fokus!!" teriak nadia kepadaku.

aku melihat joshua tersenyum saat nadia berteriak kepadaku untuk menyuruhku fokus.

"fokus sonia, jangan diem-diem bae!! belum ngopi yaaaaa??" itu arvi yang mengejekku di bangku penonton.

arvi dan joshua benar-benar membuatku salah fokus, sama seperti pesan yang disampaikan oleh pengirim surat itu.

'tetap fokus ya!'

si pengirim surat itu seperti tahu saja jika aku tidak akan fokus.

aku hanya menatap bola voli yang ada di tanganku. entah beberapa detik aku menjadi bodoh. pemikiran tentang siapa si pengirim surat itu membuat otakku mengecil.

aku pun tidak sadar jika ada bola yang akan menyerangku. sudah kubilang aku menjadi bodoh dan menjadi tidak peka dengan keadaan.

"SONIA AWAS!!!!"

"SONIA!"

pekikan arvi, nadia, bunyi berdebam dan rasa pening datang bersamaan kepadaku. pandanganku mengabur, tubuhku langsung ambruk saat bola futsal itu meluncur dari samping kepalaku.

"WOI SATYA LO KALO NENDANG BOLA BENER-BENER DONG BNGST???!?!???"

si pelempar bola berdecak sebal. "dasar cewe bego."




















meet the other character,
nadia atthaya

say hi to nadia atthaya!

+defender terbaik tim voli kusuma bangsa

+cold as iceberg; tegas; sangat dikenal dengan stone-nadia

+tidak memiliki hubungan baik dengan anak futsal karena sering lempar bola futsal ke lapangan voli

+berani dengan preman sekolah, bobby dan teman-temannya.









tbc

konfliknya sudah mulai berat nieeeee

[✔] from me to you; 1995Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang