+59; mission start?

455 89 14
                                    

from me to you : mission start?


••

kapan arvi merasa bebas untuk tidak dibanding-bandingkan dengan saudara kembarnya? tidak akan pernah. arvi terus-terusan dibandingkan dengan joshua dan arvi benci sekali dengan hal itu. arvi berjanji jika tidak akan pernah sudi melihat joshua bahagia. arvi akan melakukan apapun. apapun.

arvi pergi dari ruang jurnalistik dengan wajah kesal. melihat naya dan joshua yang saling melempar senyum membuat arvi ingin melempar pot bunga tepat pada joshua.

tunggu aja tanggal mainnya, arvi bergumam dalam hati.

arvi langsung mengatur raut wajahnya agar menjadi lebih ramah saat melihat sonia yang sedang berjalan ke arahnya, membawa buku-buku yang lumayan banyak di tangannya.

"hai sonia, sini biar gua bantu bawa."

arvi merebut sebagian buku yang sonia bawa untuk dibawanya. sonia agak kaget dengan kedatangan arvi yang tiba-tiba tapi tetap saja sonia melempar senyum kepada cowok yang telah membantunya.

"makasih vi udah mau direpotin."

"nggaak. nggak repot kok, sans."

di perjalanan menuju loker sonia, arvi mengajukan beberapa pertanyaan yang membuatnya tersenyum pahit saat mendengar jawaban sonia.

"tahun ini ikut camping nggak?"

"gak deh kayaknya."

"kenapa?"

"gak ada temen, vi. males."

arvi ber-oh ria. kecewa sekali mendengar jawaban sonia. tapi bukan arvilian pratama jika ia menyerah secepat itu.

"emang kamu anggep aku apa kalo bukan temen?"

sonia baru saja ingin menjawab, namun arvi lebih dulu memotong perkataannya.

"jadi aku kamu anggep lebih dari temenkah? wah istimewa dong aku."

sonia tak pandai mengatur air mukanya, dan arvi tahu jika sonia sedang tersipu. good job, arvi.

"ikut aja, son. aku ngarep banget kamu ikut. ini pesta api unggun yang terakhir loh. tahun ini cukup jadi kenang-kenangan kita sebelum masuk universitas."

sonia tampak berpikir ulang. arvi harap sonia masuk ke dalam jebakannya. please say yes sonia! please!

"aku mau ikut tapi aku..."

"aku bakalan selalu di samping kamu. aku bakal jadi satu-satunya temen kamu." bisik arvi ke telinga sonia.

menurut analisisnya, arvi yakin detakan jantung sonia sudah tidak normal sekarang.

she will fall in

3

2

1

"arvi! jangan bisik-bisik gitu! malu diliat kelas lain..."

see? she back at it again. her pink cheeks say it all.

"kenapa emangnya? kamu mau aku ngomongnya teriak-teriak? biar semua orang tau gitu? cieee sonia..."

"apasih viii! udah ah!"

"jangan ngambek dong..."

"nggak."

"sonia," panggil arvi setelah beberapa detik hening.

"apa?"

"sudah jatuh cinta padaku belum?"

arvi tak mendengar jawaban dari sonia. cewek itu berjalan cepat diikuti dengan lari kecil karena gombalannya.

"gue tuh emang pinter banget buat kaum hawa menjerit tertahan! haha."














jika naya bisa melupakan satya sejenak dan kembali pada joshua untuk membuat saudara kembarnya bahagia, tak apa.

arvi punya sonia yang bisa digunakan sebagai ajang pembalasan dendam.

your favorite girl will fall in love with me, josh. just see....

••

"demi bumi dan segala isinya, nulis-nulis begini bukan gua banget. najis. ewh!"

arvi memasukkan kertas yang baru saja ditulisnya cepat-cepat ke dalam tasnya sebelum orang lain melihatnya.

••

"gak usah latihan terus. kalo capek berenti, nad."

nadia sontak menoleh saat minuman dingin menyapa wajahnya. tak perlu melihat nadia sudah tahu siapa pelakunya.

"makasih, tau aja kalo lagi haus."

imam tersenyum seadanya.

"kapan pulang? masih lama?"

siapa yang tidak jatuh cinta dengan jeremy imam. hanya cewek sok jual mahal yang menolak imam. cih, nadia mengejek dirinya sendiri.

"masih ada dua sesi lagi. kamu pulang aja sih kenapa nungguin?"

jika mereka sedang berdua. nadia akan rela saja menggunakan 'aku-kamu'. beda jika sedang berada di depan orang banyak, nadia akan benci imam setengah mati. padahal realitanya, kebalikan dari itu.

nadia mencintai imam. tapi nadia tak pernah puas dan selalu merasa tak sebanding dengan imam yang populer, bijaksana, baik dan segala hal-hal baik lainnya. imam sempurna. tidak sebanding dengan nadia yang tidak populer, tidak menonjol di voli walaupun ia adalah ketua umumnya.

nadia merasa benar-benar tidak pantas untuk bersama imam.
itulah sebabnya nadia menolak imam berkali-kali karena nadia belum siap dan masih ingin memperbaiki diri.

••

sonia akhirnya sampai juga di lokernya. ia menyandarkan dahinya ke loker sambil menetralkan detak jantunya yang berdebar lebih cepat dari biasanya.

entah karena berlari, atau karena gombalan arvi.

"huffff. sial arvi. kenapa gini banget sih astaga. sonia...plis deh jangan baper."

sonia bukan tipe cewek yang baperan, tapi sekarang  kentara sekali jika sonia terbawa perasaan.

"dia tuh emang iseng anaknya. udah udah. stop."

sonia membuka lokernya untuk memasukkan beberapa buku.

dan seperti biasanya, sonia menerima surat baru.

ah, tapi sepertinya ini bukan surat dari penggemar rahasianya.

semuanya kejadian yang terjadi...
ada alasan untuk itu terjadi.

semua kesalahpahaman yang tak terungkap...
pasti akan ada waktu yang tepat untuk mengungkapkannya.

dan aku akan membantu kamu.



sonia langsung meremas surat tersebut dan membuangnya ke kotak sampah. surat itu sonia tahu jika joshualah yang menulisnya. memangnya joshua tahu apa?

"sampah."

sonia tidak akan percaya lagi.

it's all bullshit that he says.

tbc

a. n
harusnya lebih panjang tapi aku suka mengulur-ulur:((

[✔] from me to you; 1995Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang