+81; the most broken farewell ever

414 93 34
                                    

from me to you : the most broken farewell ever

••

sonia pov

aku ingat bagaimana mama menyuruhku untuk pindah sekolah. tentu saja aku menolak, aku sudah kepalang basah. aku percaya dengan diriku sendiri kalau aku perempuan yang kuat, makanya aku tetap bertahan disini. kalau pun mau pindah juga, kenapa tidak dari dulu-dulu saja. aku hanya tinggal beberapa minggu belajar di sekolah ini, untuk apa pindah sekolah. buang-buang waktu, buang-buang uang dan buang-buang tenaga saja.

karena kejadian kemarin juga, aku tidak masuk sekolah selama tiga hari. selain bingung bagaimana menghadapi satya, aku juga malu dengan diriku sendiri. jadi aku mengurung diri di kamar selama tiga hari itu. keluar kamar hanya seperlunya saja.

menarik napas dan menghembuskan napas di sekolah bukanlah kegiatan favorit, tapi harus bagaimana lagi. kali ini aku berharap aku tidak akan bertemu satya, tapi entah kenapa, aku ingin tahu keadaannya. setidaknya mengetahui apa yang dia lakukan. menginjakkan kakiku ke sekolah, mataku langsung menatap gedung yang sering aku kunjungi bersama satya. aku jadi ingat kami tiga hari yang lalu, sebelum mama marah-marah dan merusak hariku.

tiga hari yang lalu,

"lo jangan khawatir son. disaat lo sedih, inget aja ada orang yang lebih sedih. disaat lo merasa jadi orang yang menderita, inget, ada orang yang lebih menderita lagi dari lo. inget juga, disini masih ada gua yang jadi tameng lo. semangat ya. hidup emang ga selamanya menyenangkan sonia. dan kita harus berani menghadapinya." ceritanya padaku diakhiri dengan senyuman yang tulus. aku pun ikut tersenyum, membalas senyumannya.

"ngomong-ngomong makasih juga buat semuanya. setidaknya, gua masih punya lo yang ngomelin dan peduli sama gua." ucap satya masih dengan senyumannya. alih-alih mengucapkan hal yang sama, aku malah berdecak meremehkan.

"lo ngomong apaan sih kayak gue mau pergi jauh aja. tenang, perpisahan kita masih lama kali. dua bulan lagi kan?" ucapku.

satya mendengus. "ya emang kenapa? gua buat lo tersentuh ya?"

"tersentuh ga ya? dikit deh."

lalu aku dan satya tertawa bersama. kami berdua sibuk menatap langit. hingga aku merasakan genggaman hangat pada tanganku. aku melihat ke bawah. tahu-tahu tanganku dan satya sudah terkunci bersama.

"heh bison,"

"hm?"

"lo belum bilang makasih yang bener sama gua."

"makasih buat apa?"

"napas buatan waktu itu."

"DIH!!"

aku langsung menarik tanganku darinya.

"gue gak minta ya! lagian ngapain sih diinget-inget lagi? gue udah lupa!" pekikku kepadanya. apakah aku terlihat sedang salah tingkah? tentu tidak bukan?

"kok dilupain?" tanya satya seperti berpura-pura bodoh. aku mendengus.

"hhh. ya biarin. lagian ngapain harus diinget-inget."

"kalo gitu, gua akan buat lo inget lagi."

satya menarik tanganku tanpa aba-aba dan mendekat kepadanya. hidung kami hampir bertabrakan karena gerakan spontan. aku memejamkan mataku karena tahu satya makin mendekat. punggungku terhimpit di dinding, satya menahan tanganku. dan terjadi lagi, aku merasakan sesuatu yang lembut menimpa bibirku. alih-alih menarik diriku menjauh, aku malah diam di tempat dan membiarkan satya melakukannya padaku.

[✔] from me to you; 1995Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang