+75; fight the ego

511 96 39
                                    

from me to you : fight the ego

••

sonia pov

tadinya, aku sedang duduk santai di bawah pohon rindang di depan kelasku karena guru sedang rapat. karena tidak ada teman, seperti biasa aku mengisolasi diri dan berteman dengan sepi sambil membaca novel lama yang kupinjam di perpustakaan senin lalu.

namun, sorak riuh dari segerombolan manusia di tengah lapangan membuatku terdistraksi.

bukannya seharusnya mereka diam karena para guru sedang rapat? kalau ribut seperti itu, satu angkatan bisa dihukum membersihkan halaman sekolah setiap minggu.

mulanya aku acuh, sampai aku mendengar sebagian orang disana memanggil nama yang aku kenal.

"bobby! bobby! bobby!"

mereka terus menggumamkan nama bobby dengan teriakan mereka. lantas aku langsung berdiri tegak dan membuang novel pinjamanku asal dan berlari ke tengah lapangan untuk membelah kerumunan. kira-kira apalagi yang dilakukan bobby kali ini.

berkelahi memang sudah menjadi hobinya kah?

aku harus menghentikannya kali ini. karena tidak mau dihukum untuk membersihkan halaman sekolah di hari minggu.

ketika sampai disana, mataku membulat melihat kejadian yang ada di depan mataku.

kenapa dua orang ini tidak pernah akur?

aku masuk ke dalam kerumunan, mencoba meraih tangan bobby untuk tidak menjatuhkan pukulannya ke wajah satya lagi.

"bobby! bobby!! stooop!!" teriakku coba menghentikan bobby. namun, bobby seperti kerasukan. dia tak mengindahkan teriakanku, atau memang teriakanku kecil karena tertelan oleh suara besar pendukung bobby. bahkan aku terhuyung ke belakang karena bobby mendorongku ke belakang.

posisi bobby sedang mencengkram kerah kemeja satya, sementara satya mencoba untuk mencengkram tangan bobby dengan kuku-kukunya. wajah satya sudah banyak lebam, dari keadaan satya sekarang, aku tahu ia lebih banyak mengalah dari pada memukul.

"tolong, tolong pisahin bobby!"

aku menarik kemeja salah satu orang di dalam kerumunan, yang kuketahui bahwa dia adalah salah satu junior futsal, malik, yang waktu itu juga ikut membantuku ketika aku terkena bola basket.

"malik, tolong pisahin bobby!!" pintaku memohon, sampai menggoyang-goyangkan lengan adik kelasku itu.

"i-iya kak."

aku menghela napas, karena bukannya satya dan bobby terpisah, kini malah malik yang terpisah dari kerumunan. malik pun tidak bisa menghalau bobby, lalu bagaimana dengan aku.

"malik, kamu gak apa-apa, dek?"

"iya kak," angguknya sambil meniup sikunya yang tergesek lantai lapangan.

"maaf kak, kak bobby emang susah dipisahin kalo lagi berantem. apalagi dia marah gitu."

aku mengangguk mengiyakan. aku jadi merasa bersalah kepada malik karena membuatnya ikut terluka.

[✔] from me to you; 1995Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang