+63; new friend

503 78 17
                                    

from me to you : new friend

••

sonia pov

pada akhirnya, aku memutuskan untuk pergi camping. walaupun aku tahu tidak akan ada siapa-siapa yang mau menemaniku.

kecuali cowok tengil itu. arvilian pratama.

untunglah ada dia, setidaknya kegiatan campingku tidak kentara sekali sepinya.

camping ini akan menjadi camping dan penderitaan terakhir. ya, karena setelah camping, aku janji tidak akan mengurusi hal bodoh lain dan fokus saja pada ujian akhir. aku harus berusaha sekuat tenaga agar cepat keluar dari sekolah gila ini.

aku mengeratkan pegangan pada tasku, lama-lama mengendur karena aku mencoba untuk memfokuskan mataku terhadap siluet seseorang yang aku teriaki dengan keras lima hari yang lalu.

dia si cowok brengsek, saka tri satya.
sepertinya cowok itu sudah mulai mendapatkan kepercayaan dirinya kembali mengingat perban di kepalanya sudah dilepas dan luka-lukanya juga telah hilang.

aku berbalik arah, dan mencoba untuk tidak peduli dengan eksistensinya. melihatnya akan menambah ingatanku pada luka lama. aku tidak mau menyia-nyiakan usaha arvi yang susah payah membantuku dalam melupakan luka-lukaku.

arvi merangkulku seperti teman dekat. ah, bahkan arvi telah mendeklarasikan predikat lebih dari temannya padaku. aku bingung mau bereaksi seperti apa selain memukul bahunya sambil menahan senyum.

"lo nggak barengan sama temen-temen lo vi?"

arvi tak menjawab pertanyaanku. ia malah melepas rangkulannya terhadapku sambil memasang wajah cemberut.

"aku-kamunya mana?"

"apanya?"

"kamu liat nggak mata aku?" tanyanya.

aku mengangguk. "iya vi."

"nah, di mata aku ada kamu hehe."

"iya, terus kenapa?"

arvi menghela napas bosan. ia mengurut pelipisnya.

"gagal gombal deh aku."

aku tertawa terbahak. "udahlah nggak usah sok-sokan ngegombal. ekonomi aja remedial."

mata arvi membulat saat itu juga. "loh? kok tau???"

"iya, soalnya kemarin pak brian minta sekalian periksa pas ngajar peminatan. 'kan aku ngambil peminatan ekonomi."

"wah, kita sehati."

"sehati apanya, kan ekonomi emang pelajaran wajib kamu."

gantian sekarang arvi yang tertawa sambil mengusap kepalaku. maksudnya apa????

harusnya aku bersikap biasa saja, karena aku juga tahu sendiri bahwa arvi memang anak yang supel, ramah, tukang gombal dan easy going. tapi siapa yang tahu jika disaat-saat seperti ini dia akan menunjukkan senyum manisnya? matanya sampai segaris begitu, manis sekali seperti bulan sabit. aku makin berdebar.

"son, nanti  duduk di sebelah aku ya?"

"emang boleh? kamu gak sama temen?"

" ya bolehlah. apa yang gak boleh untuk kamu? siapa yang ngelarang? ga ada kan?"

setelah menimang tawaran arvi,aku mengiyakan. harusnya aku tidak usah berpikir lagi. arvi sedang mencoba 'menyelamatkanku'.

"boleh deh."

[✔] from me to you; 1995Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang