5. Jepang itu....

32.5K 3.6K 73
                                    



Mas ganteng berdiri di bagian depan bus sambil memegang mikrofon di tangan kanannya. Kalau setiap agen travel punya tour guide modelan mas ganteng gini, fix sih gue akan liburan pake travel mulu tiap ada waktu. Adem liatnya, cuy!

"Saya ucapkan selamat datang di Jepang. Perkenalkan nama saya Iqbal Pandutama."

Kyaaa, bagus banget namanya. Suaranya juga. Orangnya apa lagi!

"Teman-teman bisa panggil saya Iqbal, Pandu, atau Tama juga boleh, terserah aja." Ucapnya.

"Di Jepang biasa dipanggil apa?" Tanya gue memberanikan diri.

Sebelum jawab pertanyaan gue dia berlaga mikir gemes gitu.

"Disini.. orang Jepang biasa panggil nama saya dengan Ikubaru-San. Iqbal, tapi orang Jepang kreatif sih, malah jadi Ikubaru."

Gue ketawa kan, yang lain juga ikutan ketawa.

"Saya ucapkan terima kasih sudah mempercayai Mahameru Travel untuk memenuhi kebutuhan liburan teman-teman di Jepang."

Sama-sama, Mas. Ikhlas kok sumpah!

"Kenapa saya panggil bapak-ibu dan adik-adik semua dengan teman-teman? Bukan bermaksud untuk tidak sopan, tapi karena kita sedang di negera orang, saya sering merasa menemukan teman jika bertemu dengan orang yang sama-sama dari Indonesia. Supaya lebih akrab. Ada yang keberatan?"

"Enggaaaaak..." Sahut kami.

"Oke. Di sini ada yang pernah ke Jepang gak sebelumnya?"

Rama angkat tangan. "Saya."

"Oh ya, mas ini yang tadi ketinggalan di imigrasi ya? Udah pernah ke Jepang kok bisa ketahan disana Mas?"

Anjir gue mau ketawa, iya juga yah si Rama udah sering ke luar negeri gitu tapi masih bego aja.

"Ya tadi itu kami gak tahu nama hotelnya. Harus dilengkapi kan formnya, tapi kita gak tahu akan stay di hotel apa, di itinerary book juga gak dicantumkan nama hotelnya. Soalnya pas briefing kami gak ikut karena terlambat." Jawab Rama yang dilanjuti dengan 'oh...' dari rombongan. Dia sebenernya gak bego-bego amat seperti yang gue katakan. Cuma dia tuh apa ya, ya gitu lah.

"Oke... Teman-teman sudah pada tau kan Jepang itu terkenal dengan kedisiplinannya. Tadi di bandara kita sama-sama liat bagaimana rapihnya saat orang jepang antri untuk naik bus. Jadi saya pribadi mohon sama teman-teman semua untuk menghargai penduduk Jepang dengan tidak membawa kebiasaan buruk di Indonesia kesini. Yang saya maksud buruk disini misalnya nyerobot antrian, buang sampah sembarangan dan semacamnya. Bisa kan kita menjaga nama baik turis Indonesia selama di Jepang?"

"Bisaaaaa.." Ucap kami bersamaan.

"Terima kasih. Satu lagi, teman-teman gak perlu khawatir di Jepang akan kecopetan. Yang saya tau, orang Jepang gak level sama hal itu. Bahkan kalau kita bertemu Yakuza dan diajak makan bersama, dia gak akan minta ditraktir. Saya berani jamin."

Gue mendengar suara tawa dari rombongan setelah itu. Siapa juga yang kepikiran ketemu Yakuza pas lagi luburan, siiiih? Amit-amit.

"Kalaupun ada barang yang tertinggal itu pasti gak akan ada yang ambil, kalau balik ke tempat hilangnya pasti masih bisa ditemukan, atau kalau tidak berarti barang itu sudah diamankan oleh petugas. Kalau teman-teman mau cari, pasti ketemu." Lanjut mas Tama.

Lalu ada satu pria yang nyahut, "Ya mudah-mudahan sih gak ada yang ketinggalan. Jangan sampai."

"Iya, saya paham. Semoga kita semua gak teledor ya sama barang bawaan masing-masing. Apalagi yang bawa pacar, jangan sampai pacarnya ketinggalan yah. Bahaya. Tapi sejauh ini Jepang masih aman lah."

Terus rombongan tertawa lagi. Bisa ngelucu juga nih mas ganteng. Gue menoleh ke belakang, si Rama langsung meluk Vivi. Kampret! Kesannya gue jones banget anjir!

"Masih pada kuat jalan kan, teman-teman?"

"Masiiiihh..." Sahut para penumpang bus. Gue yang gak kuat lihat lo berdiri ganteng gitu aduh...

"Harus dong ya? Sudah jauh-jauh ke Jepang, kan. Baik, saat ini bus akan menuju ke Odaiba dimana di sana terdapat replika patung Liberty seperti yang ada di New York. Persis, sama-sama di laut, hanya saja lebih kecil. Perjalanan dari Narita menuju Odaiba hanya memakan waktu kurang lebih 40 menit, jadi silahkan kalau ada yang mau istirahat, atau mau menikmati pemandangan Tokyo yang sedang mendung ini."

Kemudian Mas ganteng meletekkan mikrofon itu ke tempatnya lalu kembali duduk di sebelah gue. Dia diam gak mau buka suara. Kalau pake mikrofon aja lancar itu mulutnya! Canggung deh ini, canggung.

"Kok sendirian?" Mantap jiwa, bagus dia duluan yang nanya gue.

"Siapa?" Tanya gue balik.

"Kamu lah."

Gue kok agak aneh dia ngomong pakek saya-kamu gini.

"Siapa yang sendirian? Saya sama adik saya tuh di belakang." Terus yaudah gue ikutan aja pake saya-kamu juga. Emang dasar gue orangnya gak punya prinsip!

"Maksud saya... pasanganmu. Kenapa gak bawa pasangan juga?" Ih kok dia kepo nanyain pasangan gue gini? Buat apa? Bukan apa-apa ya tapi gue ngerasa kayak dia sok kenal gitu. Kita kan baru aja ketemu. Ilfeel deh.

"Itu adikmu sama pacarnya, kan?"

"Iya."

"Kamu gak punya pacar?"

Anjiiiiir. Terus kalau gak punya kenapa, Mas? Cepat banget nyerobotnya! Belom sehari ketemu udah main gas aja lu!

"Justru itu saya kesini, supaya bisa ketemu dia." Sahut gue kesal. Gue jadi males nih sama orang ini. Tapi dia ganteng.... gimana dong? Atau temperamen gue aja yang jadi kacau balau sejak ditinggalin si brengsek? Atau gimana?

"Jadi kamu LDR sama dia?"

Bangke, gue kesel beneran nih. Perasaan tadi dia ngirit banget ngomong sama gue, kok sekarang jadi bacot banget. Gue seneng sih dia mau ngajak ngobrol, tapi ya hal-hal umum lah yang dibahas. Kenapa jadi ngomongin pasangan? GUE GAK PUNYA!

"Gak." Singkat aja gue jawabnya, biar dia tahu gue lagi kesel. Kalau dia bawel gitu pesonanya langsung merosot kayak tanah longsor.

Gue langsung menghadap jendela. 

"Maaf maaf, saya sudah lancang."

Bodo amat.

Note :

Mau klarifikasi aja, info yang disebutkan Mas Tama di atas mengenai Jepang  itu beneran loh, tour guide saya yang bilang sendiri.

Monggo dinikmati...

TOKYO, The Unexpected GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang