Halaman 18

2.8K 186 0
                                    

Andrew bersyukur lalu lintas tidak seramai biasanya ketika ia menjalankan mobil ke jalan utama. Jalan yang lengang bisa memberinya waktu sedikit lebih bebas untuk mengamati malaikat cantik yang duduk di sebelahnya. Wanita itu tampil seksi dan mewah dengan gaun yang dibelinya khusus beberapa hari yang lalu. Rambut yang diikat satu, membuat Andrew ingin meletakkan bibirnya di leher jenjang milik Ruth. Ruth terlalu disayangkan untuk didiamkan begitu saja. Wanita ini... terlalu menggoda dan selalu menjeratnya.

Andrew memacu mobilnya masuk ke jalur lain. Restoran sudah terlihat di depan sana. Andrew langsung mengerem dan menghentikan mobilnya di depan restoran. Memberikan kuncinya kepada seorang valet sebelum melangkah masuk dengan tangan Ruth yang menyelinap di atara lengannya.

Seorang pelayang wanita mengantarkan mereka ketika Andrew mengatakan meja atas dirinya. Di meja itu sudah ada dua orang pria berbeda usia yang duduk sambil menyesap anggurnya. Benjamin yang melihatnya, berdiri sambil tersenyum ke arahnya. Berbeda dengan Richard yang hanya terlihat malas ketika melakukannya.

Andrew tersenyum ke arah Benjamin. Ia menarik kursi di sebelahnya sambil mempersilahkan Ruth duduk sambil berbisik kecil di telinga wanita itu membuat keduanya terkekeh kecil.

Ketika Andrew duduk di bangkunya,ia dapat melihat Richard yang menatap penuh minat ke arah Ruth. Membuat Andrew merasa marah. Pikirannya berbisik untuk memukul wajah pria itu sekarang juga.

Tanpa memperdulikan Richard yang terus mengamati Ruth---walaupun ia merasa risih---Andrew menatap ke arah Benjamin, memepekenalkan Ruth kepada pria tua itu. "Ruth Smith, kekasihku, Mr. Parker."

Benjamin memasang senyum hangatnya. "Senang bertemu denganmu, Ms. Smith."

"Kehormatan bertemu denganmu, Mr. Parker." Jawab Ruth.

Tanpa diminta,Richard memperkenalkan diri. Pria itu memperbaiki tatanan dasinya sebelum memberikan tangannya kepada Ruth. Andrew memicingkan matanya di saat Richard mengeluarkan suaranya. "Richard Parker, sweetheart."

Richard meraih tangan Ruth, mencium punggung tangan wanita itu memebuat kemarahan Andrew semakin meningkat. Sial. Berani-beraninya pria itu mencium wanitanya.

Tidak ingin memancing keributan, Andrew hanya tersenyum kaku ke arah Benjamin yang tersenyum kepadanya sambil melihat Richard yang masih mencium punggung tangan Ruth. Andrew dapat melihat Ruth merasa risih dan berusaha melepaskan tangannya dari genggaman dan bibir Richard.

Makan malam yang mereka siapkan tidak selancar seperti yang Andrew bayangkan. Setidaknnya jika Richard berusaha untuk bersikap seperti biasanya, mungkin ini akan menjadi makan malam luar biasa yang di dominasi dengan topik pekerjaan.

Richard bersuara setelah menghabiskan makanan penutup. "Jadi, bagaimana kalian bisa bertemu?"

"Kurasa itu bukan hal yang harus kau ketahui, Mr. Parker," sindir Richard.

Andrew dapat melihat Richard menyeringai kepadanya. "Aku tahu setidaknya itu privasi bagi kalian, Mr. Rusell. Tapi, bukankah kisah romansa sesuatu yang bagus untuk dibicarakan."

"Mungkin akan cocok jika kita bertemu dalam nuansa informal, Parker."

"Ya, kau benar."

***

Andrew membawa Ruth pergi dari restoran itu setelah mereka---lebih tepatnya ia dan Benjamin--- selesi membicarakan pekerjaan. Andrew sudah muak melihat Richard yang terus saja menatap Ruth penuh minat. Bukan tatapan cinta, lebih tepatnya seperti obsesi pada satu hal. Sama seperti ia bertemu dengan Ruth untuk pertama kalinya. Tapi untuk apa ia merasakan hal seperti ini? Andrew tidak mungkin mencintai Ruth, bukan? Setidaknya, tidak secepat ini.

"Kau lihat bangaimana pria itu menatapku."

"Aku tahu, mungkin dia tertarik. Tapi lihatlah, tatapannya beda. Jika kau tidak membayarku selama sebulan, mungkin aku sudah menggoda pria itu."

Andrew menatap Ruth yang berjalan di sampingnya. "Tidak. Kau tidak akan melakukan itu, sayang."

Andrew membawa Ruth memasuki mobil. Menjalankan mobilnya ke arah jalanan besar yang memiliki arah berbeda dengan penthouse miliknya. Mungkin hal ini akan membuat Ruth bertanya, tapi sampai mereka melewati persimpangan terakhir sebelum sampai ke tempat tujuan, wanita itu masih diam di sampingnya.

Ruth begitu memikat dan menarik dalam ke adaan apapun. Ruth sangat mempesona dengan semangat dan sifat pemberontak yang dimiliki oleh wanita itu. Setiap kali ia mencoba menghapus wanita itu dari pikirannya, otaknya selalu menolak dan melakukan hal sebaliknya. Ruth terkesan wanita bar-bar dan ambisius.

Selama sesaat, ia merasa jatuh cinta pada wanita itu. Namun pada akhirnya, ia sendiri tidak bisa mendeskripsikan perasaannya terhadap Ruth. Dan itu adalah masalah terbesar yang ia hadapi.

Dan walaupun Ruth bukan apa-apa selain wanita penghangat ranjangnya, menurut Andrew orang-orang sudah berdosa kepada wanita itu sehingga wanita itu membentuk dinding pertahan yang terlalu kuat dan tinggi untuk melindunginya dari bentuk serangan apapun.

Mobil yang dikendarai Andrew berhenti di sebuah bandara. Ketika ia ingin membuka pintu, sesuatu menahannya. Menghadapkannya pada Ruth yang mulai mengeluarkan suaranya. "Apa yang kita lakukan disini?"

"Kau ingin mengembalikanku sebelum waktunya?" sambung Ruth.

Andrew tertawa singkat. "Aku berani bertaruh itu tidak akan terjadi, sayang."

Andrew membuka pintu untuk wanita itu. Ia mengecup singkat kening Ruth sebelum berkata, "Sekarang keluarlah dan berjalan di sampingku."

Andrew dan Ruth keluar bersamaan. Ia memberikan lengannya untuk Ruth. Mereka berjalan bersama seperti apa yang dikatakan oleh Andrew. Seseorang yang berdiri di depan pesawat dengan ukuran sedang, tersenyum dan membungkuk hormat ke arah mereka.

"Selamat malam, Mr. Rusell."

"Malam, Alex."

"Kau sudah mempersiapkan semuanya?" tanya Andrew

"Sudah. Pilot akan datang sepuluh menit lagi. Setelahnya anda dan Ms. Smith, dapat melakukan perjalanan."

"Terima kasih, Alex."

Alex mengangguk sekali. "Sama-sama, tuan. Semoga anda menikmati perjalan anda." Andrew menepuk bahu Alex sebelum melanjutkan langkahnya memasuki pesawat tersebut.

Pretty Woman (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang