Andrew menekankan tubuhnya pada Ruth, cukup sekedar wanita itu dapat merasakan kekuatannya. Tubuhnya mengincar kebutuhan ini, ketika kedua kaki Ruth menggoda tubuh Andrew.
Ketika mulut wanita itu terbuka, bibir Andrew menutup bibir wanita itu.
Ciuaman mereka rakus seperti biasanya, ganas dengan cara yang menuntut. Ia meletakkan tangannya di atas payudara, Ruth ketika wanita itu melingkarkan tangan di lehernya.
Andrew sadar bahwa ciuman terbaik yang pernah ia lakukan adalah ketika ia merasa buta tanpa melihat apapun. Ia menggunakan insting perasanya, membiarkan mereka saling menjelajahi mulut dan membuat tandanya.
Dirinya yang terlihat berwibawa telah hancur lebur bersamaan ketika tangan Ruth membelit tubuhnya. Ia merasakan bawah dirinya lebih menyerupai penjahat, seorang pelanggar hukum, yang datang untuk merusak seorang perawan yang tidak mengerti apapun.
Tapi ia tahu, Ruth bukan seorang perawan. Melainkan seorang wanita cantik yang membuat insting binatangnya tak dapat dikendalikan, hanya karena mendengar suaranya.
Ia mengangkat tubuhnya dan bertopang pada sikunya. Celana bahan hitam yang digunakannya terdengar terjatuh di atas lantai.
"Kita harus memulainya sekarang. Kudengar putih harus maju terlebih dahulu," suara Ruth terdengar pasrah
***
Ruth tertawa ketika mendengar Andrew yang menyumpah di sampingnya. "Pion empat petak ke arah Raja."
"Sama," kata Ruth. "Pion empat petak ke arah Raja."
"Oh Tuhan." Nafas Andrew terdengar tidak beraturan. "Aku duduk bersandar di headboard, bagaimana kalau kau bergabung denganku." Kalimat yang diucapkan Andrew terdengar persuasif. Ia seakan tersihir dengan ucapan pria itu.
Dengan hati-hati dalam gelapnya, Ruth duduk. Pria itu kemudian melingkarinya, mengangkat tubuhnya kepangkuan Andrew. "Giliranmu, Rusell."
"Tunggu sebentar. Aku perlu berkonsentrasi. Aku tidak bisa berpikir sayang." Andrew menggerang tak suka.
"Pion ke arah kuda tiga petak," kata Andrew.
Ruth tidak mau kalah. Ia langsung membalas dengan suara tegas. "Pion makan pion."
"Apa yang kau inginkan?"
"Cium aku seperti Ratu, Andrew."
Andrew mengerinyit bingung. "Aku tidak mengerti."
"Kau tahu bagaimana harus bersikap kepada Ratumu, sayang."
Ruth dapat merasakan Andrew tersenyum. Hembusan nafas mint Andrew terasa di depan wajahnya. Bibir Andrew menempel dibibirnya. Hanya menempel, lalu sapuan hangat terasa lembut di bibirnya. Ruth terbang. Ketika pria itu menciumnya selembut mungkin tanpa hasrat dan tuntutan, sampai-sampai membuatnya merasa bahwa dirinya bukan wanita penghibur.
Ketika bibir Andrew hilang dari jangkauannya, ia menggerang. Ia tidak ingin kehilangan sapuan itu.
"Ratu memakan pion," kata Andrew.
"Permintaanmu, Andrew?" tanya Ruth. "Aku menunggu keinginanmu."
"Aku ingin kau menyentuh dadaku. Sentuh dadaku, sayang."
"Bagaimana jika kau berbaring." Ketika Andrew berbaring di atas tempat tidur, ia mengikutinya. Ruth berbaring di atas tubuh pria itu.
Ia meletakkan kedua telapak tangannya yang terbuka di atas dada Andrew, merasakan kehangatan kulit pria itu beserta keringat yang menempel di balik jari-jarinya. Dada Andrew begitu keras, ia merasakan otot dan tekstur yang sama sekali berbeda dengan pria kebanyakan. Sutra lembut gaun tidurnya terasa licin bagaikan air ketika bersentuhan dengan kulit Andrew.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Woman (Selesai)
RomansaKarya ini di privat acak, silahkan follow sebelum membaca ___________________________________ Ruth Smith, harus menjalani kehidupan barunya yang menyakitkan. Berkerja di jalanan bukanlah cita-citanya. Apalagi ia harus bekerja sebagai pelacur, ironis...