Ruth tersenyum di antara ciumannya bersama Andrew. Pria itu benar-benar bisa membuatnya bahagia hanya karena hal kecil.
Andrew kembali membawanya ke Seattle setelah seminggu mereka bertemu di depan swalayan. Kedatangan Andrew di apartemennya, sampai-sampai membuat Lynette muak dan menginap di apartemen temannya yang lain. Ruth tidak tau, bagaimana pria itu bisa seenaknya meninggalkan pekerjaannya, dan terbang ke Las Vegas hanya untuk meminta maaf kepadanya. Padahal jelas, Ruth tidak pernah marah kepada Andrew. Baik karena prilaku pria itu, atau pun perkataannya.
Sedangkan Richard, Ruth tidak peduli apa pun yang terjadi kepada pria itu. Yang ia lihat dari televisi, Richard di tangkap oleh FBI karena penyeludupan senjata api, heroin, dan perdagangan wanita secara ilegal. Ruth merasa kasian dengan Benjamin Parker yang pastinya menanggung malu karena perbuatan puteranya. Apa yang dilakukan Richard berdampak besar pada perusahaan keluarga Parker. Perusahaan itu hampir berada di ambang kehancuran karena pemutusan hubungan kerja secara sepihak dan penarikan saham dari perusahaan itu. Tentu saja Ruth mengetahui itu semua dari Andrew, bahkan Andrew yang lebih dahulu memutuskan hubungan kerja dengan Parker.
Ketika Andrew melepaskan bibirnya dari bibir Ruth, wanita itu dapat merasakan bibirnya terasa bengkak. Andrew yang berdiri di sampingnya hanya tersenyum. Tangan pria itu melingkar di pinggang Ruth, sambil terus menatap mata Ruth.
"Aku mencintaimu," ungkap Andrew.
Ruth tidak dapat menahan senyumnya, ketika Andrew mengungkapkan perasaannya untuk ke delapan puluh tujuh kali dalam seminggu ini. Seakan sekali saja terasa kurang bagi pria itu.
"Aku juga mencintaimu," balas Ruth.
Andrew tersenyum lebar. Pria itu mencium pucuk kepalanya sambil kembali bergumam bahwa pria itu beruntung mendapatkan Ruth.
"Berdandanlah yang cantik malam ini. Aku akan mengajakmu jalan-jalan."
"Ke restoran?"
Andrew menggeleng. "Tidak."
Ruth tersenyum sanbil menciumi rahang Andrew. "Baiklah. Dan pastikan kita akan mengunjungi mama Laurent setelahnya."
"Pasti, cantik."
Ruth melirik ke jam dinding. "Sekarang sudah pukul lima. Setidaknya lepaskan aku, dan biarkan aku bersiap."
"Mau mandi bersama?" tawar Andrew.
"Dengan senang hati."
***
Ruth sedang berusaha untuk menutup resleting bagian belakang gaunnya, ketika tiba-tiba Andrew masuk ke dalam walk in closet, dan berjalan mendekatinya. Pria itu sudah siap dengan kemeja abu-abu dengan lengan yang digulung hingga ke siku, dan jas hitam yang disampirkan dibahu lebarnya. Tidak ada yang berubah dari Andrew, setelah ia lama tidak melihat pria itu. Setidaknya Andrew tetap terlihat tampan, seksi, dan berhasil mempesona dirinya.
"Apa kau perlu bantuanku?" tanya Andrew ketika pria itu melihat Ruth yang kesulitan untuk menaikkan resleting gaunnya.
Ruth mengangguk. "Ya, tolong."
Ketika dengan sengaja jari-jari Andrew berusaha mengoda kulitnya, Ruth menahan erangan yang sebentar lagi akan keluar dari mulutnya. Jika terus seperti ini, mungkin mereka tidak akan keluar rumah dan menghabiskan malam dengan mendesah dan terus mendesah.
"Berhenti atau kita akan membatalkan rencanamu."
Andrew menyeringai. "Tidak akan ada yang bisa membatalkan rencanaku, sayang."
"Ya, aku tahu. Karena kau adalah Andrew Rusell."
Andrew membawanya keluar dari kamar, dan sudah mendapati Evans yang berdiri di depan lift. Pria itu tersenyum kaku ke arah Ruth, lalu berjalan mengikuti ia dan Andrew di belakang. Ketika sampai di parkiran mobil, Evans membukakan pintu dan dengan senang hati Ruth mengucapkan terima kasih sebelum masuk bersama Andrew.
![](https://img.wattpad.com/cover/95157855-288-k510719.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Woman (Selesai)
RomansaKarya ini di privat acak, silahkan follow sebelum membaca ___________________________________ Ruth Smith, harus menjalani kehidupan barunya yang menyakitkan. Berkerja di jalanan bukanlah cita-citanya. Apalagi ia harus bekerja sebagai pelacur, ironis...