Tengkar?

188 14 2
                                    

Cowok berani bentak cewek itu gak punya harga diri apalagi bentak dan cacimaki cewek yang gak tau apa masalahnya.

Berengsek banget iyakan?

"Gue pengen balikan sama Nica. Lo mau bantuin gue kan?" Gaga menatap mata Rara menunggu jawabannya.

"Iya gue bantu" jawab Rara sembari tersenyum palsu. Ia mencoba untuk tegar bukankah kebahagiaan Gaga adalah kebahagiaannya juga?.

"Yaudah, makasih" ujar Gaga lalu  berjalan kembali menuju bangkunya.

Rara menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya. Sungguh ia tidak habis pikir dengan Gaga. Entahlah apakah sulit menghargai perasaan seseorang?

Gue cuma pelampiasan! Gue gak boleh berharap lebih jauh dia gak mungkin cinta sama gue di hati dia udah ada 2 orang gak mungkinkan dia mencintai 3 orang di waktu bersamaan pasti salah satunya akan dibuang ya itu adalah lo Ra

Iam not bitch

"Kalo gue balikan lo gimana?" tanya Nica berhati hati takut melukai perasaan Rara.

Rara menoleh ke arah samping sembari tersenyum "Gue gak papa gue pasti bakalan bahagia kalo dia bahagia meskipun itu gak sama gue tapi sama temen gue"

Sedari tadi Nica dan Rara berada di toilet membicarakan masalah ini sebenarnya Rara malas untuk membicarakannya sekarang tapi harus bagaimana lagi bisa bisa ia stress mendengar rengek an Gaga setiap menit yang menyuruh Rara melakukan secepatnya.

"Gue bakal pikirin" ujar Nica

Teeetttt!!!

"Gue balik dulu" pamit Rara yang diangguki oleh Nica.

Iam Not Bitch

"Ra tulis tuh!" perintah Gaga

"Tulis apa?" tanya Rara dengan wajah polosnya, ia tidak tau maksud Gaga karena sejak tadi ia bercanda dengan Ali.

"Papanlah!!!! Lo gak kasian sama Ifi, yang punya hati dikitlah jadi cewek dia itu capek habis dipanggil guru. Sekarang tulis tuh papan!!!!" bentak Gaga pada Rara.

Hati Rara mencelos mendengar bentakan Gaga. Rara mematung bahkan ayahnya saja tidak pernah membentaknya tapi kenapa laki-laki itu membentaknya hanya karena mantannya.

Rara duduk di bangkunya dengan perasaan yang sudah rusak tak karuan yang ada dipikirannya adalah kenapa Rara mencintai orang yang bahkan berani membentaknya.

Rara memandang punggung Ifi yang sibuk menulis Rara membatin Mungkin ia memang perempuan yang tidak punya hati bisanya cuma menjadi perusak.

Fira berjalan ke depan,"Ifi sini biar gue yang nulis" pinta Rara saat sudah sampai di samping Ifi.

"Gak usah Ra bentar lagi udah selesai" tolak Ifi yang tidak enak pada Rara.

Rara tersenyum tulus "Udah gue aja yang nulis lo duduk aja"

Rara mengambil alih buku dan spidol hitam yang ada di tangan Ifi. Ia menatap tajam Gaga sebentar lalu mengalihkan pandangannya.

"Makasih ya" Ifi berjalan menuju bangkunya.

Rara menulis di papan dengan perasaan yang kacau sehingga tulisannya juga ikut kacau, entahlah ia sendiripun tidak menyadarinya. Bahkan tulisannya saat ini sudah seperti gunung yang naik turun.

"Ra itu apa?" tanya Ali sembari menunjukkan tulisan Rara yang sangat berantakan.

"Yang ini?" tunjuk Rara yang diangguki oleh Ali.

I'm not DestroyerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang