Baikan?

66 2 0
                                    

Rara menggigit kuku jarinya sembari mondar mandir, ah rasanya ia sangat tidak tenang mengingat bagaimana marahnya Ali tadi. Keringat dingin mulai bercucuran di dahinya.

"Apa tadi gue salah ya? Tapikan seharusnya gue yang marah, kok jadi dia sih" tanya Rara pada dirinya sendiri.

Rara menggigit bawah bibirnya gusar, apakah ia terlalu bersikap berlebihan pada Ali tadi? Sepertinya tidak juga. Ia akhirnya duduk di ujung kasurnya, kemudian mengambil ponselnya di nakas lalu mengetikkan pesan.

Rara: Gue minta maaf walaupun Lo juga salah

Rara menunggu pesan itu dibalas oleh Ali selama kurang lebih 20menit.

Ali: Keluar

Dahi Rara menyerngit bingung, mengapa Ali menyuruhnya keluar? Rara berjalan menuju jendela kamarnya mengintip keluar.

Senyum indah terukir di bibirnya kala ia melihat sepeda motor Ali yang terparkir tepat di depan rumahnya. Rara segera bergegas turun kebawah menemui Ali.

I'm not destroyer

"Maaf. Aku yang salah, seharusnya aku gak ngelakuin itu tadi." ucap Ali mengawali pembicaraan.

Rara mengalihkan  pandangannya, "Udah lupain aja, meskipun aku masih sedikit gak ikhlas,"

Ali meraih tangan Rara lalu memberikannya katong plastik yang terasa dingin. Rara menoleh kearah Ali dengan cepat "Apa ini?" tanyanya

"Buka aja," jawab Ali dengan senyum tipis.

Rara membuka kantong plastik itu, matanya berbinar dan tanpa sadar bibirnyapun ikut melengkung membentuk sebuah senyuman manis. Di dalam kantong plastik itu berisi dengan melihat 2 buah eskrim, 4 susu kotak bervarian rasa, 5 Snack dan juga 6 buah coklat kesukaan Rara.

"Makasih," ujar Rara dengan nada bersemangat.

Ali mengangguk, ia mengacak rambut Rara yang tergerai ke bawah dengan senyum hangat, "Sama-sama sayang"

Rara mengambil satu ice cream dan memberikannya pada Ali, "Kita makan berdua ya," ucapnya sembari menyenderkan kepalanya di pundak Ali.

Rara membuka kertas yang membalut ice cream lalu memakannya sembari melihat bulan yang bersinar terang dari teras rumahnya.

"Rasanya hidup aku kurang gitu tanpa kamu, pokoknya aku gak mau break lagi," ujar Ali mengelus rambut Rara.

"Siapa yang mau break lagi coba?" tanya Rara sembari menikmati ice creamnya.

"Gak ada sih," ucap Ali sembari terkekeh. Ia menaruh ice cream di meja.

"Kenapa ditaruh?"

"Gak papa, lagi gak pengen," jawab Ali.

Rara menegakkan tubuhnya menghadap Ali, ia megarahkan ice cream yang ia pegang ke mulut Ali, "Ayo Aaa...,"

Ali terdiam namun tak lam kemudian, ia membuka sedikit mulutnya. Rara menyuapkan ice cream itu ke mulut Ali. "Nah anak pintar," ujar Rara saat Ali menerima suapan itu.

Rara tertawa kecil  saat melihat area sekitar mulut Ali terkena ice cream. "Ada apa sih Ra?" tanya Ali tak sadar.

Rara menarik satu helai tisu dari wadah, "Diem ya," Rara mengelap ujung bibir Ali perlahan, saat melihat bibir Ali itu, ia jadi teringat dengan peristiwa tadi.

I'm not DestroyerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang