"Golll!!!!!!" teriak para penonton histeris. Terlihat pesepakbola muda itu saling berpelukan bersyukur bisa memasukan bola dalam gawang.
Rara tersenyum lebar dan mengangkat satu tangannya berniat menyemangati dan dibalas ciuman jarak jauh oleh Ali.
Meskipun ini hanyalah sebuah latihan namun cukup banyak penonton yang hadir di sini. Rara agaknya risih dengan gerombolan cewek di sebelahnya karena daritadi berteriak teriak menyoraki mereka semua tanpa henti.
"Go, go, Ali sayang!!" teriaknya yang membuat Rara melirik risih.
"Sini sini kumpul!" ucap pria paruh baya itu yang berstatus kan sebagai pelatih.
Setelah berkumpul kurang lebih 10menit Ali berjalan menghampiri gadis yang sedari tadi menyemangatinya meskipun tak seheboh perempuan di sebelah gadis itu.
Ali tersenyum manis bahkan sangat manis hingga segerombolan cewek itu histeris melihatnya. Ali berjalan melewati mereka semua untuk menemui Rara.
"Nih minum" Rara memberikan sebotol minuman berenergi pada Ali.
Ali menerima minuman itu lalu meneguknya. "Makasih ya" Ali mengusap rambut Rara dengan sayang membuat segerombolan fansnya iri.
"Sama sama."
"Ayo kita jalan jalan" Ali merangkul pinggang Rara dari samping sembari berjalan tanpa memperdulikan omongan orang setelah ini.
"Ih kamu bau keringet," canda Rara mengibaskan tangannya di depan hidung.
Ali mengendus aroma tubuhnya perasaan tidak bau keringat, ia menatap Rara datar "Mana ada? Orang aku wangi begini!" elaknya.
Rara tertawa kecil, "Aku cuman becanda padahal"
I'm not destroyer
"Gimana kemarin renangnya?" tanya Ali, mereka sekarang sedang berada di ruang tamu rumah Ali.
"Not bad" jawab Rara singkat.
"Kamu jangan terlalu dingin sama dia, kasian" Ali menidurkan kepalanya di paha Rara, ia merasa sangat pegal karena 90 menit ia berlarian di lapangan hijau.
"Aku gak dingin kok sama dia, apapun yang dia mau aku lakuin kok" elak Rara memainkan rambut Ali. Faktanya memang ia melakukan apapun yang Gaga mau, meskipun harus ia akui jika dia lebih memilih untuk banyak diam.
"Jangan lupa besok masuk sekolah! Mau aku jemput?" tawar Ali.
"Terserah hehe"
"Rara bisa bantuin tante masak?" pinta Renata selaku Mama Ali.
Rara tersenyum lembut, "Bisa kok Tan"
I'm not destroyer
Senyum bahagia terukir di wajah tampan Ali, ia sangat bersyukur karena Mamanya menyukai Rara. Ia sedari tadi diam diam memperhatikan Rara dan Renata dari lantai 2.
"Kamu yang goreng aja, biar tante yang ngulek," ucap Renata mengambil alih ulekan itu dari tangan Rara.
Renata melihat hasil dari ulekan Rara, "ini bener kamu ulek?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not Destroyer
RomanceMencintai sahabat sendiri? Mungkin sudah biasa, namun siapa sangka jika mencintai sahabat sendiri membuat rasa sakit yang teramat, apalagi saat kau tau jika ia sudah mempunyai pacar. Jika sudah seperti itu, kau hanya mempunyai 2 pilihan, tetap berta...