Ali

182 17 0
                                    

Rara berfikir sejenak "Hmm..."

Sebenarnya hatinya sungguh tak percaya jika Ali bisa membuat nama Gaga hilang dalam hatinya karena menurutnya nama Gaga sudah permanen di hidupnya.

"Oke" Rara tersenyum manis pada Ali, ia benar-benar berharap bahwa Ali bisa membantunya. Tidak ada salahnya kan mencoba hal baru.

I'm not destroyer

"Liat deh tuh Dini" Sabrin menunjuk ke bangku paling belakang, di situ terlihat Dini yang sedang bergelayut manja di tangan delpa, sedangkan Delpa tampak risih karena kehadirannya.

"Gak kaget" ucap Rara yang memang sudah paham betul sifat Dini. Dini suka sekali caper dan nempel nempel di banyak laki laki maka dari itu ia dijuluki the mom cabai.

"Dasar emang gak punya malu" olok Sabrin yang mampu didengar oleh Dini.

Dini yang merasa jika olokan itu untuk dirinya akhirnya bangkit tempat duduknya lalu berjalan menghampiri Sabrin dan Rara.

"Maksud lo apa, bilang gue gak punya malu?!" tanya Dini saat sudah sampai di depan meja Sabrin.

"Gue gak sebut nama lo! Gausah kege'eran napa!!" nyolot Sabrin yang malah menimbulkan Dini emosi.

"Tapi lo tadi bicara sambil liat gue!" Sekarang seluruh murid yang berada di kelas mengalihkan perhatiannya pada mereka.

"Udahlah akuin aja kalau lo emang gak punya kemaluan" ucap Rara tanpa dosa.

"Maksud lo apa gak punya kemaluan?!" tanya Dini histeris. Terdengar suara tawa dari teman teman sekelasnya yang membuat Renata malu.

Rara menutup mulutnya, ia menahannya tawanya karena typonya tadi. "Maaf... Maksud gue bukan lo gak punya kemaluan tapi gak punya urat malu" ralat Rara.

Dini mengepalkan tangannya ingin menonjok muka watados milik Rara itu namun ia urungkan karena ia lebih memilih keluar kelas karena malu.

I'm Not Bitch

Sudah hampir satu minggu Rara dan Ali selalu menghabiskan waktu bersama entah itu di rumah atau di sekolah. Rara sekarang merasa lebih baik karena mungkin, ia sudah berangsur-angsur melupakan Gaga.

Sedangkan Sabrin ia juga semakin dekat dengan Delpa berkat  Rara yang mencomblangkan.

"Ayo Li kita pulang" ajak Rara sembari menyelempangkan tasnya

"Ayok Ra!" jawab Ali sembari mengusap hijab Rara dengan sayang.

"Lo tadi kenapa, kok bisa buat Dini malu?" tanya Ali sembari tersenyum.

"Salahnya dia sih...," Rara mendekatkan wajahnya di telinga Ali "nanti aja gue ceritain," bisik Rara

Galen berjalan melewati mereka dengan tatapan sinis entahlah semakin Rara dekat dengan Ali semakin sinis pula tatapan Gaga.

Rara dan Ali berjalan keluar Gerbang sekolah. Perjalanan pulang mereka isi dengan canda tawa dan gombalan yang mereka lontarkan satu sama lain hingga tak terasa jika mereka sudah sampai di depan gang rumah Rara.

"Lo harusnya gak perlu lah jalan kaki toh biasanya lo pake motor"  Rara berhenti berjalan.

"Biar bisa habisin waktu lama sama lo, kan kalo pake sepeda motor waktu sama lonya jadi sebentar" jawab Ali yang mampu membuat Rara tertawa.

I'm not DestroyerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang