Karna mencintaimu itu sakit maka dari itu aku tidak boleh terlalu mencintaimu.
-I'm Not Destroyer-
Rara memasang jepit di rambutnya. Rara tersenyum senang hari ini ia akan habiskan malam minggunya dengan Gaga. Setelah Gaga membujuk dan meminta maaf padanya selama kurang lebih 1 minggu akhirnya ia luluh juga.
Sebenernya Aic dan Aira sangat tidak setuju jika Rara kembali bersama Gaga, toh pasti endingnya Rara disakiti seperti yang dahulu, namun Rara meyakinkan mereka jika itu tidak akan terjadi.
Rara tersenyum lebar kala mendengar dering ponselnya, ia tanda hijau.
"Ra gue udah di depan rumah elo" ucap Gaga
Rara bergegas membuka jendela kamarnya, ya benar saja ada Gaga yang sedang tersenyum sembari melambaikan tangan. Dengan kekuatan secepat kilat Rara turun menghampiri Gaga.
"Mau kemana Ra?" tanya Ibunya yang sedang menonton televisi.
Rara menoleh ke belakang, ia tersenyum kaku "Mau keluar Bu"
Ibu Rara mengalihkan perhatiannya sejenak menatap Rara. "Sama Gaga?"
Rara mengangguk mantap. "Lagi? Gak takut?"
Rara menunduk, sebenarnya Ibunya tau semua kisahnya dengan Gaga karena ia menceritakan semuanya.
"Bukannya melarang, tapi Ibu gak mau aja kamu disakiti lagi cukup satu kali aja. Cinta boleh bodoh jangan!"Ibunya menepuk rambut Rara dengan sayang.
Rara tau ibunya berbicara begitu karena Ibunya peduli dan sayang kepadaya. Rara melihat mata ibunya dengan takut, "Aku boleh pergikan Bu?" tanya Rara memastikan.
Dengan berat hati Ibu Rara mengangguk. Seperti ada yang mengganjal di hati ibunya. Rara tersenyum senang lalu pergi tapi sebelum itu ia tak lupa untuk berpamitan.
Rara membuka gerbang rumahnya, terlihat Gaga dengan balutan kaos berwarna putih yang serasi dengan kulitnya belum lagi celana selututnya yang membuat dia terlihat sangat tampan dan juga casual hari ini.
"Nih helmnya" Gaga menyodorkan helm yang tadi ia bawa pada Rara.
Rara memakai helm itu tapi matanya masih tidak bisa berpaling dari Gaga sampai-sampai Rara tak menyadari jika Gaga sudah menyalakan motornya "Ra ayo naik!" perintahnya.
Rara menaiki motor Gaga dan melingkarkan tangannya dipinggang Gaga. Gaga melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
Rara menghirup aroma tubuh Gaga yang khas ia menyenderkan kepalanya di punggung Gaga. Rasanya ia terhanyut dalam aromanya, Rara ingin waktu ini terhenti sejenak agar ia bisa lebih lama dalam posisi seperti ini.
Sedangkan Gaga ia sedari tadi mengulum senyum karena sikap Rara yang berbeda.
Biarkan waktu ini terhenti sebentar agar aku dapat lebih lama bersamamu.
I'm Not Destroyer
"Makasih ya udah mau maafin aku," ujar Gaga.
"Iya gak papa kok, tapi jangan diulangi ya," mendengar ucapan Rara tangannya menjadi gatal jika tidak bisa menahan untuk mengusap rambut beraroma strawberry itu.
"Ih Gaga mah!" Rara menjauhkan tangan Gaga dari rambutnya.
Gaga tersenyum gemas, lalu melanjutkan jalannya, "Ra tau gak ngapain gue ajak lo kesini?" tanya Gaga
Rara mengedikkan bahunya tak acuh dan berjalan mendahului Gaga. Ia melihat sekitarnya tempat ini sangat bagus ditambahi oleh gemerlap lampu berbentuk bunga dan hewan yang menghiasi sekitar taman.
Gaga menyamakan langkahnya dengan Rara. "Karena gue pengen kita kayak yang ada di novel, romantiskan kalau kita ditaman jalan bareng, makan gulali. Gue so sweet banget kan" Ia berbicara dengan pedenya sembari membayangkan apa yang terjadi
"Cukup di novel aja yang hidupnya penuh drama lo sama gue jangan"
"Ga gue mau makan laper" keluh Rara memegangi perutnya lapar, padahal tadi ia sudah menghabiskan satu bungkus cimol.
"Yaudah ayo cari makan" Gaga dan Rara berjalan keliling taman hingga menemukan gerobak nasi goreng.
"Mau itu?" tanya Gaga menunjuk nasi goreng.
Tiba- tiba ada seorang wanita yang memeluk Gaga dari belakang membuat mereka kaget.
"Hai sayang" sapa perempuan itu.
Rara terdiam wajahnya berubah menjadi datar matanya memanas seolah ingin menangis saat itu juga. Tangannya yang berada di bawah sudah siap menonjok perempuan yang saat ini memeluk Gaga itu.
"Dia siapa sayang?" tanya perempuan itu saat melihat kehadiran Rara "Gue Alea pacarnya Galen, lo siapa?" perempuan itu melepaskan pelukannya dan menggantinya dengan sebuah gelayutan di tangan Gaga.
Rara menelan ludahnya, Rara sudah tidak tahan benar-benar tidak tahan lagi. "Mmm... Gue pulang dulu ya udah malem" pamitnya dengan senyuman palsu yang menghiasi wajah cantiknya.
Ia berbalik berjalan cepat menjauhi Gaga dan Alea Sekarang Rara tau kenapa tadi Ibunya melarangnya mungkin saja ibunya mempunyai firasat tidak enak.
I'm Not Destroyer
Aira dan Aic menatap Rara yang bersimbah air mata dengan tatapan jengkel. Sahabatnya yang satu ini selalu saja susah dibilangi sampai-sampai mereka kehilangan cara untuk menyadarkannya.
"Sakit?" Aira meletakkan minumannya.
"Bangetlah" jawab Rara sembari menangis.
Aic tertawa "Haha bodoh banget si lo Ra mau aja dibuat nangis, udah tau dia itu sifatnya kayak gitu kenapa masih lo percayain"
"Gue sayang sama dia" Rara menghapus air matanya.
"Dan karena sayang lo bisa jadi kayak pengemis cintanya dia gitu"
Ya tuhan jika ada cara lain untuk menyadarkan Rara tolong beritau mereka karena mereka sudah sangat lelah menyadarkan Rara.
Rara diam tak bisa menjawab pertanyaan Aic, ia sadar bahwa pertanyaan Aic ada benarnya juga.
"Ra MOVE ON!! jangan karena cinta lo bisa kayak gini!" geram sudah Aira menghadapi sifat Rara.
"Lo inget dulu lo bilang mau move on tapi sekarang apa buktinya lo gak berusaha Move on!!" bentak Aira
"Gue udah berusaha Move on Aira asal lo tau itu. Apa lo tau move on itu gak segampang lo ngomong 'Gue mau move on' tapi Move on itu susah. Gue udah berusaha sekuat tenaga gue buat move on dari dia, tapi apa lo tau hati gue milihnya dia bukan orang lain..." Rara menatap mata Aira lekat-lekat "dan logika gue kalah sama kekuatan hati gue"
Aic mendecak sebal "Diem semua!" Aic tak suka suasana ini suasana dimana para sahabatnya berdebat untuk sesuatu yang tidak ada faedahnya.
Rara dan Aira diam. "Gue tau Aira lo sayang sama Rara mangkanya lo coba nyadarin dia dengan segala kata-kata lo tapi itu semua percuma karena Rara yang ada di depan kita ini adalah Rara yang keras kepala jadi percuma" Aic mengambil ponsel Rara.
"Lo liat ini Ra..." Aic memperlihatkan ponsel Rara.
"Dia bahkan cuma ngirim 2 pesan dan gak nelepon lo buat minta maaf apa lo masih mau pertahanin dia?" tanya Aic.
Rara menggeleng. Aic menghela napasnya "Lupain atau lo kayak gini terus!"
Rara berfikir. Mungkin perkataan Aic dan Aira benar ia telah dibodohi oleh cinta yang tak ada ujungnya. Cinta yang entah sampai kapan akan terus menyakiti hatinya.
Cinta tolong pergi aku sudah tidak kuat karena rasa sakit yang telah kau perbuat!
Sengaja aku duselin karena maybe masih ada part baru dan banyak kejutan lain di setiap partnya, jadi tunggu ya!Ada yang inget gak sebenarnya ini part berapa? Heheh
Jika kalian suka bisa sentuh gambar bintang dibawah (vote) atau kalian juga bisa ngasih saran ke aku 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not Destroyer
RomanceMencintai sahabat sendiri? Mungkin sudah biasa, namun siapa sangka jika mencintai sahabat sendiri membuat rasa sakit yang teramat, apalagi saat kau tau jika ia sudah mempunyai pacar. Jika sudah seperti itu, kau hanya mempunyai 2 pilihan, tetap berta...