Tinggalkan

68 1 0
                                    

Rara menoleh, ia menelan salivanya susah payah "A-a-ali" ucapnya terbata-bata

"Berdiri!" perintah Ali dengan nada dinginnya, tetapi Rara tetap berjongkok di sebelah Gaga.

"Aku bilang berdiri!" tegaskan Ali sekali lagi, tak ada yang bisa Rara lakukan selain menurutinya.

"Bawa Rara pergi," suruh Ali kepada Gaga. Gaga hanya diam tak menjawab ucapan Ali namun ia tetap beranjak dibantu oleh Rara. Rara melihat Ali dengan tatapan yang tidak bisa dideskripsikan.

Selepas Rara pergi, Ali melihat Bryan yang sudah banyak memar di wajahnya. "Gue udah pernah bilang, jangan pernah sentuh pacar gue!"

"Bro coba lo berpikir jernih, dia gak berguna!...," ucap Bryan dengan penekanan kata di 3 kalimat terakhir, "lo bisa dapetin yang lebih baik dari dia, kenapa lo gak mau dengerin gue!"

"Gue sayang sama dia, asal lo tau itu!"

"Kalau lo gak mau lepas dari dia, gue yang bakal singkirin dia," ucap Bryan dengan menatap Ali remeh.

"Jangan sekali sekali lo berani sentuh dia, atau lo bakalan tau akibatnya!" sentak Ali. Rahangnya kini terlihat mengeras, buku buku jarinya mulai memutih, matanya menatap tajam kearah Bryan seolah ingin memangsanya.

"Lo ngancem gue?" Bryan menyeringai, "ayo kita bicarakan ini di basecamp,"  ucap Bryan lalu pergi.

I'm not destroyer

Tok... Tok... Tok...

Rara menghela napas lelah, siapa sih yang bertamu di tengah malam seperti ini. Ia berjalan dengan langkah gontainya membuka pintu.

Ceklek...

Dengan spontan Rara menangkap tubuh Ali yang jatuh di hadapannya. "Ali kamu kenapa?!" tanyanya histeris untung saja tidak ada orang di rumahnya kecuali dia.

"Ayo masuk," Rara membantu Ali untuk duduk di sofanya, namun ia tidak lupa untuk menutup pintunya terlebih dahulu.

Rara memandang baju Ali yang telah lusuh dan wajah yang penuh lebam. Ia berjalan mengambil kotak p3k lalu duduk disampingnya.

"Kamu habis ngapain?" tanya Rara sembari mengobati lebam yang ada di wajahnya.

"Ngebela kamu," jawab Ali dengan senyum lemasnya.

"Ngebela aku?"

"Iya, gak ada yang bisa ngerendahin kamu sayang," ucap Ali, tangannya terulur mengusap wajah Rara.

Rara bisa merasakan dinginnya tangan Ali. Ali memeluk tubuh Rara, seperti tak ada kekuatan didalamnya ia mulai menyadari jika Ali saat ini telah kehilangan kesadarannya.

Rara hanya terdiam, apakah ini semua salahnya? Ia telah membuat 2 orang terluka akibat membelanya. Satu tetes air mata kembali meluncur di pipinya, "maafin aku,"

I'm not destroyer

Ali mengerjapkan matanya beberapa kali menyesuaikan cahaya. Ia mengangkat tangannya yang terasa berat namun ia urungkan saat melihat Rara yang tertidur pulas dengan menjadikan tangannya alas bantal.

I'm not DestroyerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang