Pengorbanan

64 1 0
                                    

"Gue tau harus tinggal dimana"

"Gue bolehkan tinggal disini, buat sementara sampai keadaan sedikit membaik?"  tanya Rara, Gaga sedikit menimang baik buruknya saat Rara tinggal dirumahnya mengingat hanya akan ada mereka berdua di sana.

"Yaudah, tapi gue bakalan ada di warung sebelah sampai pagi, setelah itu lo yang beraktifitas diluar dan gue tidur, demi menghindari fitnah tetangga yang berlebihan,"

"Iya gue mau kok, yang penting gue boleh nginep, tapi rencananya gue mau ngajak lo ke rumah tante Renata, gue mau obrolin semua ini sama beliau,"

"Lo yakin?" tanya Gaga ragu ragu dan dibalas dengan anggukan mantap dari Rara.

"Yaudah, silahkan tidur tuan putri,"  ucap Gaga yang dihadiahi pukulan keras dari Rara.

"Jyjyq" kata Rara. Walaupun menyebalkan Rara tetap bersyukur mempunyai Gaga.

I'm not destroyer

"Tante suruh dia pulang sekarang dan tanggung jawab dengan apa yang sudah ia lakukan!!" terlihat jelas amarah di wajah Renata. Ia merasa iba kepada Gadis yang ada di hadapannya sekarang.

Setelah menceritakan semua yang terjadi, Renata sangat menyayangkan sikap anaknya yang kelewat batas, anaknya yang ia kira baik nyatanya kelakuannya bejat seperti itu.

"Kamu pulang sekarang juga!"

"Ma! Gak bisa mimpi aku udah ada di depan mata. Ma aku bisa tanggung jawab tapi setelah semua selesai"

"Kamu kira, anak kamu lahirnya nunggu kamu sukses apa?!"

"Please Ma, ini mimpi aku dari kecil, suruh dia lebih sabar, aku bakalan kembali tenang aja kenapa sih!"

"Setelah apa yang kamu perbuat?! Kamu bisa bilang tenang aja?!!!"

"Udahlah Ma, Ali capek abis latian tadi, Ali mau tidur..., Tut... Tut...tut..."

"Ali!!!" geram Renata, ia menggela nafasnya kasar, mengapa anaknya bisa bersikap tenang padahal situasi sedang kacau seperti ini.

"Maafkan Tante sayang, tapi tante janji, tante bakal bawa dia kembali," ucap Renata menatap lembut Rara yang sudah lelah menangis seharian.

"Gak usah Te percuma, orang Ali gak ada rasa bersalahnya gitu," saut Gaga yang merasa muak dengan sikap Ali.

"Ayo pulang Ra," Gaga menarik tangan Rara pergi menjauh dari kediaman keluarga Ali. Saat sudah sampai di samping sepeda motornya, Gaga menatap Rara dengan tatapan yang sulit didefinisikan.

"Gue yang bakal tangung jawab kalau dia gak mau tanggung jawab!" guman Gaga, ia menaiki sepeda motornya seakan tidak mengatakan apa apa.

"Apa lo bilang tadi?" tanya Rara yang mendengarnya dengan samar.

"Gue anter ke rumah orangtua lo!"

"Jangan"

"Gak terima penolakan!"

I'm not destroyer

I'm not DestroyerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang