Sakit?

69 2 0
                                    

Ali memainkan kukunya menunggu Rara yang berada di dalam toilet, sepertinya Alea tidak main-main dengan omongannya semalam.

Rara berjalan dengan wajah sedikit masam, ia menepuk pundak Ali pelan, untung saja seragam cadangan Ali pas di badannya meskipun kebesaran sedikit.

"Udah?" tanya Ali yang diangguki oleh Rara.

"Senyum dong sayang," ucap Ali sembari melengkungkan sudut bibir Rara, namun yang terlihat hanya senyum memaksa yang terpancar.

"Ra, lupain kejadian tadi ya,"ucap Ali enteng.

"Maksud kamu apa? Aku ngelupain kejadian memalukan itu dengan gampangnya?!" tanya Rara tak percaya dengan pernyataan Ali barusan.

"Maksud aku..."

"Udah, aku gak mood jangan bikin aku tambah bad mood!" ucap Rara lalu berjalan duluan meninggalkan Ali sendiri.

Rara teringat ucapan siswi yang berada di toilet tadi.

Rara mengancingkan satu persatu kancing seragam dari dalam bilik, terdengar samar-samar suara siswi yang menggosip.

"Lo liat foto Alea sama anak kelas XII... Yang namanya Ali?"

"Oiya gue liat. Kok bisa ya Alea deketin cowok kayak begitu,"

Rara menghentikan aktivitasnya dan fokus mendengarkan percakapan singkat siswi itu.

"Eh bego! Dia gak mungkin deketin cowok biasa, kecuali Gaga. Gue denger denger katanya, Alea ini ngincer sesuatu dari Ali,"

"Ngincer apaan?"

"Eh lo gak tau siapa Ali? Kudet banget sih lo!"

"Gue tau! Maksud gue ngincer apanya bego! Kan bisa aja kefams annya, hartanya atau apa kek?"

"Kayaknya semua deh, yaudah ayo balik"

Rara mengarahkan pandangannya, sedikit demi sedikit ia mengerti arti ucapan Ali dulu tentang mereka yang akan sulit bersama.

Rara menghentikan langkahnya, melihat Ali yang berjalan di belakang. Ia sadar seharusnya ia tidak bertingkah seperti ini.

Rara meraih tangan Ali dan menggandengnya. "Maafin aku" ucapnya.

"Ha? Kenapa?"

"Aku terlalu kekanak-kanakan"

Ali tersenyum simpul, "Aku suka kok kalo kamu bersifat kekanak-kanakan"

"Beneran?" tanya Rara memastikan.

"Iya, karena aku mencintai kamu apa adanya" jawab Ali yang membuat Rara tersipu. Rara memukul pundak Ali kasar,"Alasan ih"

"Emang gitu Rara" Ali melepaskan pelukan, berganti dengan memeluk Rara dari sampingan sembarang berjalan.

I'm not destroyer

Rara memutar putar bulpointnya, sembari berpikir, bagaimana caranya agar dia bisa fokus pada ujian Nasional. tadi saat di ruang guru Rara diceramahi habis-habisan karena nilainya turun.

I'm not DestroyerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang