Loving without being loved back
"Lo itu kayak mendung tapi gak ujan, ngasih harapan tapi gak ngasih kepastian"
-I'm not Bitch-
Rara menaruh sendok di samping piring yang masih berisi nasi dan lauk pauk. Matanya melihat kebawah, bagaimana jika ibunya marah atas permintaannya? Ah belum juga ia mencoba namun ia sudah merasa takut.
Rara menelan ludah saat melihat ibunya duduk tepat di sebrang nya. Mau tidak mau ia harus berbicara apapun respon Ibunya. "Bu...," Rara memenggal kalimatnya menunggu Ibunya menoleh.
Nia-ibu Rara, menyuapkan makanan kedalam mulutnya sembari memandang anaknya yang kini sedang berkeringat dingin "Hmm?"
"Rara pengen pindah di rumahnya budhe yang ada di Bandung." pinta Rara pada Nia.
Nia menghentikan aktivitasnya, makanan yang tadi ia kunyah, ia telan dengan susah payah. Ia menatap Rara dengan tatapan bingung. "Kenapa?" tanyanya mengambil minuman.
"Ehm..., Rara...," Rara menggaruk tengkuknya yang tidak gatal berfikir apa alasan yang tepat. "Rara pengen jadi pribadi yang lebih baik dan ehm..., Buka lembaran baru" jawab Rara ragu ragu.
"Nanti Ibu bicarakan sama Ayah" putus Nia tanpa mau melanjutkan pembicaraan.
Rara memanyunkan bibirnya, ah mengapa ibunya tidak langsung memberinya kepastian. Ia bangkit dari tempat duduknya. Ia melirik sekilas makanan yang belum ia makan sama sekali.
"Makananya dimakan" suruh Nia.
"Rara makan di kamar aja" ucap Rara lalu pergi membawa makanannya.
None
Rara meletakan piring di meja belajarnya dengan kasar. Ia mengabil kursi lalu mendudukinya. "Ah..., Kenapa susah baget sih ngehindari ini semua" ucap Rara dengan mengacak rambutnya kesal.
"Masalah itu bukan untuk dihindari, cuma pengecut yang coba ngehindari masalahnya. Kamu harus bisa hadapi masalah jangan malah lari...," nasehat Nia yang tiba tiba berada di ujung pintu.
"Tapi Rara udah gak kuat"
"Nak, semua masalah itu ada jalan keluarnya, Ayah dan ibu gak pernah ngajarin kamu jadi pengecut" ucap Nia. "Emangnya ada masalah apa sih?"
"Tentang cinta?" tebak Nia, Rara mengangguk ragu.
"Ini kali pertamanya kamu jatuh cintakan? Nikmati aja prosesnya, namanya juga jatuh ya pasti sakit, tapi kamu juga harus bisa bangkit. Masa kalah sama anak kecil yang habis jatuh langsung bangun."
"Sekarang kamu makan, gak usah pikirin cinta cintaan." Nia menutup pintu kamar Rara, kemudian hilang dibalik pintu itu.
Rara menghela nafasnya kasar. Ucapan Ibunya tadi ada benarnya juga, lalu apakah ia bisa menghadapi masalahnya?. Rara tersenyum kecil, ia pasti bisa bukan?.
I'm not destroyer
Rara melangkahkan kakinya pelan sembari bersenandung. Ia sudah menetapkan pilihan jika ia akan tetap berada di sini mengahadapi masalahnya sendiri.
Sesekali ia tersenyum menyapa murid murid yang berpas-pasan di depannya. Ia tersenyum lebar saat melihat Ali yang sedang melambaikan tangan.
"Hai" sapanya.
"Gue kira lo gak masuk" ucap Ali saat Rara sudah berada di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not Destroyer
RomanceMencintai sahabat sendiri? Mungkin sudah biasa, namun siapa sangka jika mencintai sahabat sendiri membuat rasa sakit yang teramat, apalagi saat kau tau jika ia sudah mempunyai pacar. Jika sudah seperti itu, kau hanya mempunyai 2 pilihan, tetap berta...