3 Date?

109 6 0
                                    

Percintaan kita adalah sebuah mitos yang dapat kupercaya dan tidak. Mereka menganggapku bodoh karena menunggu cintamu yang katanya itu adalah kemustahilan tapi aku yakin suatu saat kemustahilan itu menjadi kenyataan
-I'm not Destroyer-

"Yakarena gue dulu bodoh banget ngejar cinta lo yang bukan buat gue! Tapi sekarang hati gue udah mati buat lo!!"

Gaga menunduk kaku mendengar kata yang baru saja Rara lontarkan. "Gue udah minta maaf kan?" tanyanya pelan.

Rara tidak menjawab, ia hanya diam berpura pura tak mendengar. Ia mengkokohkan hatinya agar tidak terjebak kedalam lubang yang Gaga buat untuk yang kesekian kalinya.

Gaga menatap Rara dengan tatapan mata tidak percaya. Tapi apakah ini saatnya ia menyerah? Bukankah ini hanya permulaan dari rasa sakit Rara dulu?.

Gaga memutuskan untuk tidur di paha Rara yang berselonjor, untung saja mereka memilih sebuah cafe lesehan yang membuat mereka bisa bergerak leluasa. Ia memandang wajah Rara dari bawah, meskipun Rara bersikap dingin padanya namun ia yakin di hati Rara masih ada namanya.

"Ra, enak banget ya kalau kita traveling, pasti seru!" ucap Gaga sangat antusias.

"Gue gak minat" jawab Rara yang membuat Gaga memudarkan senyumnya.

Gaga mengubah posisi tidurnya menjadi duduk didepan Rara, ia menyenderi tubuh Rara jadi terkesan seperti Rara memeluk Gaga dari belakang.  Dengan posisi seperti itu Gaga bisa melihat Rara yang sedang asik menonton MV Bts

Terdengar suara desahan tidak suka keluar dari mulut manis Rara, namun ia hanya diam tidak mengusir tubuh Gaga jauh jauh dari dirinya.

Beberapa notif mengganggu tontonannya. Rara menggeser semua notifikasi itu kecuali pesan dari Ali. Ia menyetuh notifikasi dari Ali dan terbukalah roomchatnya.

Ali: Jangan lupa pulang jangan lebih dari jam 10

Rara: siap boscuuu

Ali: Yaudah jangan mainan hp, kasian Sabrin nanti.

Rara: iya

"Sok peduli banget," celoteh Gaga tidak suka. Tanpa Rara sadari, sejak tadi Gaga melihat dengan jelas percakapannya dengan Ali.

"Apaansih?!" ucap Rara sewot, memangnya siapa dia yang bisa menjudge Ali sembarangan.

"Tapi Ali gak pernah dalam posisi terwenak kek gini kan?"

"Bangun!" Rara mendorong tubuh Gaga untuk menjauhinya.

"Canda Ra, canda" ucapnya dengan cepat, wah bisa bisa ia kehilangan momen emasnya gara-gara men-judge Ali.

Rara menyalakan ponselnya kembali melanjutkan tontonannya. Dan Gaga ia hanya diam ikut menonton apasaja yang Rara tonton.

10 menit berlalu, Gaga akhirnya menegakkan badannya juga. Ia membalikkan tubuhnya menatap Rara. Ia mencium pipi Rara lama, membuat Rara bergeming terkejut.

Gaga menjauhkan wajahnya, melihat wajah Rara yang nampak kaget "Makasih,"

"Buat apa?"

"10 menit berharganya"

I'm Not Destroyer

Delpa mengambil gitarnya. Ia memetik senar gitar perlahan-lahan hingga menjadi sebuah melodi yang enak didengar. Ia melihat Sabrin dengan lembut sembari menyanyikan sebuah lagu.

Bila nanti saatnya telah tiba

Kuingin kau menjadi istriku

Berjalan bersamamu dalam terik dan hujan

Berlarian ke sana kemari dan tertawa

Namun bila saaat berpisah telah tiba

Izinkanku menjaga dirimu

Berdua menikmati pelukan diujung waktu

Sudihkahkau menjadi milikku

Sabrin menahan air matanya mendengar petikan gitar dan suara Delpa yang membuatnya terharu.

Delpa menaruh gitar di sampingnya lalu memegang tangan Sabrin dan mulai menatapnya serius "Lo maukan temani gue sampai tua nanti?"

Sabrin mengangguk antusias bersamaan dengan jatuhnya air mata yang sedari tadi ia tahan. Sabrin memeluk Delpa erat. Ia sungguh tidak menyangka jika Delpa bisa berbuat hal yang menurutnya sangat romantis.

I'm Not destroyer

Ifi tidak bisa menyembunyikan senyum malunya saat Syamsu menyuapi ia makanan. Tanpa mengalihkan pandangan ia  mengunyah makanan itu perlahan.

"Suapin gue juga dong" ujar Syamsu dengan nada manja, ia mengulum tawanya saat melihat pipi Ifi yang nampak bersemu merah.

Ifi mengangguk lalu dengan agak gerogi tangannya terulur menyuapi makanan ke arah Syamsu. Saat ada nasi yang menempel di sekitar mulut Syamsu, tangan Ifi berniat membersihkannya tapi apa daya Syamsu lebih dulu menggenggam tangannya.

"Fi maafin gue dulu ya"

"Maafin gue yang udah sia-siain lo padahal gue tau kalau cinta gue itu cuma elo. Makasih karena udah mau jadi tempat gue pulang" Syamsu menunduk ia sudah tidak tau lagi bagaimana mengungkapkan perasaannya pada Ifi.

"Iya Syam. Kata orang cinta itu harus diperjuangin mangkanya gue perjuangin elo" Ifi mengangkat kepala Syamsu agar memandangnya.

"Tapi lo deket sama banyak cowok" ucap Syamsu

"Emang gue deket sama banyak cowok tapi kalo gue sayangnya sama elo yang lain bisa apa?" jawab Ifi enteng

"Bisa nangis haha" Syamsu mencubit pipi Ifi kemudian ia berdiri.

Syamsu  berjongkok di samping Ifi "Ayo naik!" perintahnya.

"Naik kemana?"

Syamsu menunjuk punggungnya yang sudah siap mengangkat berat Ifi. Ifi tersenyum paham maksud Syamsu akhirnya tanpa menunggu lama, ia menaiki pungung Syamsu.

"Gue pengen gendong elo sampai gue capek" ucap Syamsu sembari bangkit lalu berjalan sejauh mungkin yang ia bisa.

Saat sudah sampai di jalan raya Syamsu menurunkan Ifi dengan berhati hati, kemudian merenggangkan ototnya dan Ifi meretangkan tanggannya. Mereka tertawa bahagia.

"I Love You Fi!!!!" teriak Syamsu.

"Love you too Syam!!" balas Ifi tak kalah kerasnya sampai dilihati oleh para pengguna jalan namun ia tak peduli, Ifi malah tertawa lebar.

Mencintaimu adalah salah satu hal yang tidak aku sukai meski begitu aku mensyukurinya karena mencintaimu aku belajar untuk tidak berfikiran bahwa apa yang kita harapkan tak harus kita dapatkan dan karena mencintaimu juga aku mengenal kata sabar. Sabar dalam beberapa hal termasuk menghadapi sifatmu.

Hallo aku balik, maaf banget aku lama update nya soalnya aku agak ragu sama part yang ini maka dari itu aku nunda nunda terus buat update part ini.

Dan maaf kalau ada typo, jangan lupa vote dan saran terimakasih

Zhafirah
Tanggal update
4feb2019

Update ulang 29juni2019

I'm not DestroyerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang