AP

3.6K 409 134
                                    

Yoona sama Kai natep Sehun yang keliatan galau hari ini. Mereka lagi nongkrong berempat sama dedek bayi Eunha di Sbux.

"Galau bener sih Hun. Kenapa?" Tanya Kai yang main sama Eunha sedangkan Yoona sibuk nyuapin babynya.

Mereka berdua kayak pasangan suami istri dan si Sehun yang jadi obat nyamuk.

"Gue mau lamar Joy. Tapi gue masih galau."

"Lo yakin sama Joy? Ga kecepetan?" Ujar Yoona.
"Nikah itu komitmen Hun, bukan karna kebelet. Entar jadinya kayak gue lo. Punya laki cemburuan."

Sehun mendengus. "Itu derita elo."

"Tsk. Gue cuma ngingetin elo. Soalnya gue lebih pengalaman."

Kai ngangguk. "Ya, senyaman lo aja. Kalo elo nyaman ya lamar terus nikah. Apalagi kita satu kota, enak ngurusnya."

"Kenalin ke Bunda dulu aja kali ya."

"Lah? Belom elo kenalin ke Bude?" Seru Yoona lalu memukul kepala Sehun.

"Aduuuh! Sakit na."

Kai geleng. "Gila lo! Ajak ketemu dulu baru ajak kawin."

Sehun nyengir. "Namanya juga kebelet. Gue udah tua coy. 34, Joy 33."

"Ya ga masalah. Masih bisa punya anak, mommynya Eunha umur 33." Ujar Yoona.

Kai ngangguk. "Sans aja. Kalo emang mau, pdkt keluarga dulu."

"Liat aja entar." Ujarnya sambil mainin pipi Eunha. "Dedek nanti kalo nikah cari suami yang mapan ya. Jadi ga perlu kerja kayak ibuk."

"Iya papa jelek." ujar Kai dengan suara anak kecil.

Sehun mendengus. "Sini dedek sama Papa aja." Ujarnya meraih Eunha lalu jalan keluar. Sehun sengaja ngebiarin mereka berdua ngobrol.

Yoona melirik Kai yang cuma nunduk. "Lo kurusan, put."

"Iya. Ga ada yang ngurus."

"Mau gue cariin Asisten Rumah tangga? Biar bisa nyiapin sarapan sama makan malem?"

"Ga perlu Na. Gue fine kok."

Yoona mendesah.

"Na, lo ga perlu lagi kirim sms ke nomor Krystal. Percuma, ga akan pernah di bales yang ada ngabisin pulsa lo aja."

Yoona ketawa. "Itu cara gue Kai. Cara gue ngelelasin perasaan gue, gue selalu begitu ke bonyok gue, ke Mama."

"Jangan sedih berlarut-larut Na. Ga baik."

"Seharusnya lo ngaca, siapa yang lebih galau."

Kai ketawa. "Eh, Tahun depan masa gue habis. Rencananya gue mau kuliah di Amerika."

"Put."

"Titip Eunha ya Na. Nanti kalo kuliah gue selesai, gue bakal sering pulang buat dia."

"Put, Eunha anak lo. Dia tanggung jawab elo. Seharusnya bawa dia, gue ga mau nanti Eunha ga kenal ayahnya."

Kai senyum. "Gapapa Na. Lebih baik Eunha sama elo, lebih jelas masa depannya. Kalo sama gue? Gue ga yakin Na. Entar disana Krystal kecewa sama gue karna ga ngurus Eunha dengan baik."

"Put, lo tau ga. Gue marah sama elo, gue marah karna elo izinin Eunha pakek nama keluarga gue. Dia anak lo Put, jangan dibuang begitu."

Kai diem. "Yoona, setidaknya dengan makek nama keluarga elo anak gue ngerasa kasih sayang orang tua yang utuh."

Yoona nunduk.

"Gue ga mau dia tumbuh tanpa ibu Na dan elo pasti tau setelah ini gue pasti ga bakal nikah Na. Ga ada yang bisa ganti posisi Krystal di hati gue."

Family Love OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang