R

4K 413 84
                                    

"Bang."

"Hmm."

"Ini kandungan aku udah mau minggu ke 24 loh."

Kai noleh kearah Krystal. "Kenapa sayang?"

"Kamu ga mau bikin acara 7 bulanan?" Kai diem. "Ini anak kamu juga loh."

"Ya Allah. Iya lupa, maaf ya."

Krystal mendengus. "Ibuk sama Bapak udah nanya loh kapan acaranya. Mereka hubungin kamu tapi ga pernah di angkat. Mentang-mentang kamu ga punya mertua lagi."

Kai meluk Krystal. "Maaf ya yang." Ucapnya ngecup pipi istrinya. "Jangan ngambek gitu dong. Nanti ya, habis acara Jisoo kita 7 bulanan."

"Acara Jisoo itu minggu depan kandungan aku masih 25. Bisa ngitung ga sih?"

Kai mendesah. "Yang, aku itu bukan sok sibuk tapi sibuk beneran. Ini baru mau ganti undang-undang."

"Kalau aku tau bakal kesepian begini, enak aku kerja lagi aja. Suntuk tau gak dirumah sendirian."

"Kamu bisa kerumah Yoona, Yang."

"Ga enak bang. Yoona itu punya rumah tangga sendiri, masak aku ganggu terus tiap hari."

"Yang."

"Anak kamu ini juga perlu kamu bang. Bukan cuma aku."

"Okeh okeh. Aku bakal usahain pulang cepet dari biasanya, aku bakal nemenin kamu periksa kandungan. Aku bakal cancel seluruh jadwal aku setiap kamu minta. Aku bakal jadi suami siaga. Tapi jangan sekarang. Minggu depan ya."

Krystal mendengus. "Terserah deh. Udah pergi sono. Sepet liat muka kamu."

"Ya Allah My, kok gitu ngomongnya. Entar anak kita denger."

"Biarin deh. Biar dia tau sesepet apa bapaknya biar lahir nanti ga kaget."

Kai manyun. "Kejem bener punya bini."

"Kamu balik kerja ke kantor lagi?"

Seulgi ngangguk. "Wajib pa. Kalo ga atasan marah."

Jimin mendesah. "Jadi anak kita dititip lagi sama Yoona?"

Seulgi tersenyum sungkan. "Maaf ya pa."

"Yaudah mau gimana lagi. Terima aja kalo anaknya lebih milih ibu orang lain daripada ibunya sendiri." Sindirnya lalu menyantap sarapannya.

Seulgi tertegun. "Kok kamu bilangnya gitu sih? Aku ini lagi berusaha ngejalanin kewajiban aku."

"Kamu kira ngurus anak itu bukan kewajiban?" Tanya Jimin dengan suara agak tinggi. "Dari kerjaan kamu, anak sama suami itu lebih penting."

"Pa! Kalian itu penting bagi aku."

Jimin geleng. "Kamu lebih mentingin kerjaan kamu daripada kami. Kenapa? Karna hasil kamu lebih gede daripada hasil aku?"

"PA!" seru Seulgi.

Wonwoo menatap orang tuanya yang kembali berantem. "Ma.. Pa.. Adek ikut mas Jisung aja ya."

Pasangan itu noleh, mereka ga sadar kalo dari tadi Wonwoo ada bareng mereka.

"Eh engga sayang. Entar mama yang anter kamu."

Wonwoo geleng takut lalu turun dari kursi kemudian meraih tas sekolahnya. Tak lupa bocah itu salaman sama orang tuanya. "Pergi dulu ya. Assalamualaikum."

"Walaikumsalam."

Jimin melirik kearah Seulgi lalu bangkit menuju kamar mereka tanpa bicara sepatah katapun.

Family Love OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang