Chapter 34 - Kepercayaan

3.5K 479 85
                                    

Chapter 34 - Kepercayaan

Setelah lama terdiam akhirnya terdengar helaan nafas dari Gantara.

"Apa kau tidak percaya padaku?"

"Apa maksudmu?" Ruarendra bertanya dengan hati-hati, masih takut kalau Gantara mungkin akan marah. Sang pangeran membalikan tubuhnya hingga kini dirinya dan Gantara berbaring saling berhadapan, kemudian Ruarendra menatap Gantara.

"Aku tidak akan membiarkanmu terbunuh. Aku akan melindungimu meskipun dengan nyawaku sendiri," ucap sang panglima penuh keyakinan.

"Tidak!" Ruarendra menggenggam tangan kekasihnya yang sedari tadi memeluknya, "Kau juga harus tetap hidup. Untuk apa aku hidup kalau tidak ada dirimu..." lirihnya.

"Maka dari itu, kau harus percaya padaku."

"Gantara, aku--hmpph!" Ruanrendra merasa sangat kaget karena tiba-tiba Gantara membekap mulutnya lalu meniup padam obor kecil yang digunakan sebagai penerang dalam tenda. Dengan mata yang membulat kaget, Ruarendra menatap Gantara dalam kegelapan.

Dalam kegelapan, samar-samar Ruarendra melihat Gantara menempelkan telunjuknya di depan bibirnya sendiri, memberikan isyarat supaya Ruarendra diam dan tidak membuat suara sedikit pun.

Ruarendra mulai merasa tenang dari rasa kagetnya lalu mengangguk mengerti, setelahnya baru lah Gantara melepaskan bekapannya pada Ruarendra.

Gantara bangun dan berjalan tanpa suara ke sisi barat tenda. Pendekar tampan itu terlihat tengah berusaha mendengarkan sesuatu.

Ruarendra melihat Gantara melakukan beberapa gerakan dengan tangannya. Itu salah satu ilmu kanuragan yang Gantara miliki. Ruarendra bisa tahu karena ilmu itu telah berhasil ia pelajari dari Gantara lewat meditasi dan penyaluran tenaga dalam. Ilmu itu adalah ilmu...

Dari dalam tubuh Gantara, sosok yang sama persis melangkah keluar kemudian sosok tiruan Gantara itu berjalan keluar dari tenda. Sosok itu adalah perwujudan dirinya yang Gantara buat dengan tenaga dalamnya. Sang panglima biasa menggunakan ilmu kanuragan ini untuk mengecoh musuhnya, seperti saat ini.

Setelah sosok duplikat Gantara keluar dari tenda, tidak berapa lama terlihat sebilah belati tajam menembus kain tenda. Belati itu mengiris kain tenda dari atas terus turun ke bawah membuat robekan yang memanjang dan rapih. Kini Ruarendra mengerti sebab akan sikap dan tingkah laku Gantara yang aneh, rupanya ada penyusup yang mengintai tenda mereka!

Setelah robekan kain tenda cukup besar untuk dilalui, terlihat lah ada seseorang yang dengan hati-hati memasuki tenda itu.

Melihat sosok asing memasuki tendanya membuat Ruarendra kembali kaget dan rasa takut mulai melingkupi dirinya. Terlebih karena keadaan tenda yang gelap jadi ia tidak bisa melihat sosok penyusup itu dengan jelas.
Kalau saja Ruarendra tidak mengingat keberadaan Gantara bersamanya di dalam tenda yang gelap ini, dengan adanya penyusup itu akan membuat dirinya ketakutan setengah mati dan tidak akan bisa tetap berbaring seperti saat ini. Sekalipun dirinya sekarang sudah mempunyai ilmu kanuragan dan ilmu beladiri, namun mentalnya belum lah matang menjadi seorang pendekar dan menghadapi situasi semacam ini, apalagi ia masih minim pengalaman.
Melihat sosok itu mendekat padanya, Ruarendra segera memejamkan matanya untuk berpura-pura tengah tertidur.

Sosok penyusup itu seperti tidak menyadari keberadaan Gantara di sana dan langsung menuju pada Ruarendra yang tengah terbaring.
Orang asing itu mengangkat tangannya dan hendak melancarkan totokan pada tubuh Ruarendra, namun...

Blugh!

Tubuh sosok si penyusup yang kaku jatuh menghantam tanah.

Ruarendra tercekat dan untuk sejenak menahan nafasnya karena ketegangan yang menyelimutinya hingga membuat tubuhnya berkeringat dingin.

[BL Ver.] Runaway (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang