Chapter 39
Akhir"Tidak. Hamba tidak setuju," setelah hening untuk beberapa saat, Gantara menyudahi diamnya dengan jawaban yang membuat nafas Raja Arya Tirta Kusuma Winarang tercekat.
Raja Arya Tirta Kusuma Winarang mengepalkan tangannya, bukan karena amarah, namun hanya mencoba menguatkan diri. Mungkin memang beginilah jalannya takdir atau karma atas apa yang telah ia perbuat, "Baiklah kalau Ananda menginginkan takhta Kertalodra, Aku akan memberikannya pada Ananda."
Gantara menggeleng, "Bukan begitu Paduka Prabu. Aku tidak menginginkan takhta raja Kertalodra ataupun kembalinya kerajaan Singosari. Tetaplah seperti seharusnya, Pangeran Ruarendra sebagai pewaris takhta dan hamba tetap sebagai Panglima Kertalodra. Hanya seperti itu yang hamba inginkan Paduka."
Dengan jawaban dari Gantara, semua orang yang ada diruangan itu tercengang terutama Raja Arya Tirta Kusuma Winarang. Hati Sang Raja penuh haru, ia tidak menyangka bahwa Gantara Wisesa, Panglima kepercayaannya itu memiliki hati yang lapang, ia sendiri mungkin tidak akan bisa berbuat seperti yang Gantara lakukan seandainya ia sendiri yang berada dalam posisi Gantara saat ini. Ternyata keputusannya dulu untuk menyelamatkan Gantara adalah hal yang paling tepat, "Maaf dan Terima kasih... terima kasih banyak Ananda Gantara."
"Tidak Paduka Prabu, hamba tidak pantas menerima permintaan maaf dan rasa terima kasih dari Paduka Prabu."
***
Raja Arya Tirta Kusuma Winarang menghela nafas kasar di atas singasananya. Bukan, kali ini bukan masalah takhta lagi yang ia khawatirkan melainkan suatu hal yang membuatnya sempat sangat murka beberapa saat lalu, walaupun saat ini ia sudah cukup bisa menguasai diri dan meredakan emosinya.
Siang itu ia datang ke kamar Ruarendra tanpa pemberitahuan terlebih dahulu untuk memberikan kejutan kepada putranya. Raja Arya Tirta Kusuma Winarang mendengar bahwa Ruarendra sekarang sudah bisa menunggang kuda, maka dari itu ia ingin menghadiahkan sebuah kuda jantan yang tangguh dan gagah untuk Sang Pangeran.
Tapi alangkah terkejutnya Sang Raja ketika memasuki kamar putra semata wayangnya, ia memergoki Ruarendra yang tengah berpelukan dengan Gantara, dan darisanalah Raja Arya Tirta Kusuma Winarang mengetahui bahwa putranya memiliki hubungan yang tidak biasa dengan Sang Panglima Kertalodra. Yang lebih membuatnya murka adalah kenyataan bahwa istrinya, Dewi Ayu Galuh Ningtyas sudah mengetahui perihal hubungan Ruarendra dan Gantara dan hanya dirinya yang baru mengetahui hal itu.
Putranya adalah seorang pria dan begitu juga Gantara, hubungan yang mereka jalin jelas hubungan terlarang dan tabu, bagaimana jika rakyat Kertalodra tahu? Mau ditaruh dimana wibawanya sebagai raja sekaligus seorang ayah? Terlebih lagi hal yang lebih fatal adalah dari hubungan Ruarendra dan Gantara tentu saja tidak akan menghasilkan keturunan. Ia adalah seorang raja, berlangsungnya keturunan adalah hal yang sangat penting, sedangkan Ruarendra adalah anak satu-satunya, jika Ruarendra tidak memberikan keturunan, itu artinya bahwa garis keturunannya akan terputus."Hah...!" Sekali lagi Raja Arya Tirta Kusuma Winarang menghela nafas sambil mengusap wajahnya kasar. Ia yang seorang raja sudah terbisa menghadapi masalah kerajaan, jadi dibandingkan terus-terusan mengumbar amarahnya, Sang Raja memilih untuk mencari jalan keluar dari masalahnya.
Raja Arya Tirta Kusuma Winarang sempat berpikir akan memberikan tugas yang sangat jauh ke perbatasan Kertalodra, bila perlu sampai ke kerajaan lain pada Gantara supaya Gantara dan Ruarendra berjauhan, saling melupakan dan akhirnya berpisah. Namun sebelum rencana itu tersusun lebih jauh, Ruarendra datang menangis sambil bersimpuh di kakinya. Raja Arya Tirta Kusuma Winarang sempat tercengang dengan apa yang dilakukan Sang Pangeran, beruntung disitu hanya ada mereka berdua karena beberapa saat lalu Sang Raja meminta semua orang mengosongkan ruangan itu karena ia ingin menyendiri."Ayahanda, ananda tidak pernah meminta apapun sebelumnya. Tapi kali ini ananda memohon dengan sangat. Tolong jangan pisahkan Ananda dengan Panglima Gantara. Dia yang membuat ananda kuat menghadapi semua cobaan dan peristiwa berat yang datang selama ini, dia juga yang menjaga dan menyelamatkan nyawa ananda, dia yang membuat ananda sembuh dan menjadikan ananda lebih kuat, dia...," Ruarendra tersedu, ia takut akan murka ayahnya, namun ia lebih takut jika dipaksa berpisah dengan Gantara. Ia juga takut kalau Gantara akan mendapatkan hukuman karenannya, "dia... aku..." Ruarendra terbata, ini jelas tidak mudah baginya, "aku mencintainya..."
![](https://img.wattpad.com/cover/126813511-288-k944875.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL Ver.] Runaway (Complete)
Ficción históricaWarning 18+ content! Karena ulah Patih Gandatala yang melakukan pemberontakan, kerajaan Kertalodra dalam prahara. Lalu bagaimana nasib panglima besar Gantara Wisesa yang sangat tampan dan kuat, ditakuti musuh-musuhnya di medan perang dan juga digila...