Chapter 38
Kemenangan"A-ayah... ayahanda raja!" Ruarendra berlari menghambur kemudian bersimpuh di samping Raja Arya Tirta Kusuma Winarang yang sudah di baringkan di atas permadani.
Mendengar suara yang sangat amat dirindukannya, perlahan raja Arya Tirta Kusuma Winarang membuka kelopak matanya yang terasa berat, "Pangeranku... Ruarendra," ucapnya lemah. Sang raja mengangkat tangan kurusnya kemudian Ruarendra meraihnya dan menangkupkan tangan ayahnya pada pipinya sendiri.
"Ayahanda..." tangis Ruarendra kembali pecah, isaknya sarat akan kesedihan melihat keadaan ayahnya. Raja Arya Tirta Kusuma Winarang begitu lusuh dan kurus, tubuh ringkihnya penuh luka. Jika saja orang itu tidak mengenal sosoknya secara baik, mungkin orang tersebut tidak akan bisa mengenalinya sebagai raja Arya Tirta Kusuma Winarang karena penampilannya yang jauh berbeda.
Dewi Ayu Galuh Ningtyas tergopoh-gopoh dengan langkah cepat mendekati kedua orang terkasihnya lalu ikut bersimpuh di samping Ruarendra untuk melihat keadaan suaminya yang selama ini ia rindukan dan cemaskan setiap hari, "Kakanda prabu..." Dewi Ayu Galuh Ningtyas pun sama, tidak mampu untuk membendung tangisnya melihat keadaan mengenaskan Raja Arya Tirta Kusuma Winarang.
Tatapan raja Arya Tirta Kusuma Winarang dari Pangerannya beralih ke Dewi Ayu Galuh Ningtyas, "Istriku..." Sang Raja tersenyum lemah, ia merasa bahagia dan lega karena istri dan Pangerannya dalam keadaan baik-baik saja, "A-aku merindukan ka..." suaranya menghilang, tangan sang raja yang ada di pipi Ruarendra pun terkulai dan matanya kembali tertutup.
"Ayahanda! Ayahanda!"
"Kakanda prabu! Suamiku!"
"Tabib Ling Hua! Tiwa! Cepat kemari! Tolong Ayahanda!" jerit Ruarendra dengan panik. Keadaan istana Kertalodra seketika menjadi gempar.
Mendengar namanya dipanggil oleh sang Pangeran, Ling Hua dan Tiwa segera mendekat.
Ling Hua dengan cekatan memeriksa kondisi Sang Raja, "Tenanglah Pangeran. Gusti prabu Arya Tirta Kusuma Winarang hanya pingsan. Tapi kita harus segera memberikan pengobatan karena kondisinya sangat buruk," Ling Hua mencoba menenangkan Ruarendra, namun ia juga tidak mau berbohong tentang kondisi Sang Raja.Raja Arya Tirta Kusuma Winarang segera di pindahkan ke kamarnya. Para dayang membantu membersihkan tubuh sang raja dan mengganti pakaiannya sedangkan Ling Hua mengobati luka-luka raja penguasa Kertalodra itu lalu Tiwa bertugas membuat ramuan untuk diminum oleh Raja Arya Tirta Kusuma Winarang guna mengobati luka dalam yang diderita Sang Raja.
Dewi Ayu Galuh Ningtyas dan Ruarendra menunggu diluar kamar dengan cemas, kedua ibu dan anak itu masih saling berpelukan dan berlinang air mata.
Gantara menatap Ruarendra dengan perasaan khawatir. Ia sangat ingin memeluk kekasihnya, namun pendekar tampan itu tidak bisa melakukannya karena tata krama yang harus ia perhatikan dan jaga di dalam istana. Ruarendra adalah seorang Pangeran raja sedangkan dirinya hanya seorang panglima. Gantara tahu bahwa Ruarendra tengah kalut karena melihat keadaan Raja Arya Tirta Kusuma Winarang yang buruk. Sang Panglima mengepalkan tangannya kuat, merasa geram karena apa yang dilakukan patih Gandatala pada sang raja.
***
Dalam beberapa hari ini raja Arya Tirta Kusuma Winarang sudah melewati masa kritisnya, namun masih belum bisa banyak bergerak dan sementara waktu harus beristirahat secara penuh sambil menjalani pengobatan dan perawatan oleh Ling Hua dan Tiwa.
Sedangkan Ruarendra yang harusnya menggantikan tugas Raja Arya Tirta Kusuma Winarang untuk saat ini tidak ingin jauh dari kedua orang tuanya jadi ia meminta Gantara untuk sementara waktu menggantikan tugas ayahandanya yang seharusnya ia emban. Ruarendra sangat percaya pada Gantara, kekasihnya itu bukan orang yang tamak akan kekuasaan dan takhta seperti si pengkhianat Patih Gandatala.

KAMU SEDANG MEMBACA
[BL Ver.] Runaway (Complete)
Ficción históricaWarning 18+ content! Karena ulah Patih Gandatala yang melakukan pemberontakan, kerajaan Kertalodra dalam prahara. Lalu bagaimana nasib panglima besar Gantara Wisesa yang sangat tampan dan kuat, ditakuti musuh-musuhnya di medan perang dan juga digila...