Chapter 11 - Rahasia Ruarendra

3.9K 671 86
                                    

Awalnya Ruarendra akan menolak ketika Gantara meminta Ling Hua untuk memeriksa kondisinya, namun ketika ia berpikir ulang bukankah suatu hal yang bagus mengetahui dan memastikan kondisinya sendiri.

Ling Hua tersenyum mendengar permintaan Gantara, "Tentu saja aku bisa melakukannya," lalu perhatian tabib hebat itu tertuju pada Ruarendra, "bolehkan saya memeriksa kondisi anda?"

Ruarendra mengangguk sebagai jawaban, kemudian Ling Hua memegang pergelangan tangan Ruarendra untuk merasakan denyut nadinya. Tabib itu cukup lama terdiam dan sesekali mengerutkan keningnya.

Setelah beberapa lama, Ling Hua menyelesaikan pemeriksaannya, melepaskan pergelangan tangan Ruarendra lalu menghela nafas.

"Bagaimana?" Tanya Gantara dengan rasa penasaran yang sudah memuncak.

"Fisiknya memang lemah tapi bukan karena adanya suatu penyakit tetapi karena aliran qi-nya [1] kacau."

[1. Qi atau lebih sering dieja sebagai chi atau ch'i atau ki adalah sebuah konsep dasar budaya Tionghoa. Qi dipercayai adalah bagian dari semua makhluk hidup sebagai semacam "kekuatan hidup" atau "kekuatan spiritual".]

"Qi?" Ruarendra mengerutkan keningnya tidak mengerti.

"Ah, orang-orang disini biasa memanggil qi itu dengan sebutan tenaga dalam," Ling Hua menjelaskan secara sederhana.

"Oh.." Ruarendra mengangguk-anggukan kepalanya, "ternyata benar apa yang telah aku dengar."

"Apa maksudmu?" Gantara menatap Ruarendra menuntut penjelasan.

"Hmm..." Ruarendra menggaruk pipinya yang tidak gatal lalu dengan cengirannya ia berkata dengan sedikit ragu, "aku punya kebiasaan... menyelinap..." Gantara memicingkan matanya, selain manja ternyata pangeran dihadapannya ini juga cukup bengal namun Gantara tidak mengatakan apapun dan menunggu Ruarendra melanjutkan perkataannya, "...dan ketika aku menyelinap pada suatu malam, aku tanpa sengaja mendengar Ayahanda berbicara dengan Ibunda perihal rasa sedih mereka karena aku tidak bisa mempelajari ilmu beladiri dan ilmu kanuragan untuk melindungi diriku sendiri. Karena memang kalau aku mencoba berlatih ilmu beladiri atau ilmu kanuragan aku akan langsung jatuh sakit bahkan pernah sampai muntah darah, itu semua akibat dari tenaga dalamku yang kacau. Dan sebab dari tenaga dalamku yang kacau adalah karena ketika aku masih bayi ada seseorang yang mencoba membunuhku dengan menggunakan ilmu kanuragannya namun entah kenapa orang itu gagal."

"Anda benar-benar beruntung masih bisa hidup setelah mendapat serangan seperti itu bahkan ketika masih bayi. Itu berarti Anda kuat dan takdir juga masih mendukungmu," Ling Hua menepuk bahu Ruarendra bersimpati.

Gantara tertegun dan merasa sangat kaget dengan apa yang baru saja dikatakan Ruarendra, jadi selama ini penyebab sang pangeran tidak bisa ilmu beladiri dan ilmu kanuragan adalah alasan yang sebesar itu.
Gantara menatap Ruarendra dengan rasa simpati yang mendalam, ia sudah terlalu berburuk sangka pada sang pangeran putera mahkota selama ini.
"Siapa yang mencoba membunuhmu? Apa diketahui?"

Ruarendra menggeleng, "tidak, orang itu bunuh diri sebelum tertangkap. Dia lebih memilih mengakhiri hidupnya dibanding mengungkapkan siapa pelakunya, sepertinya pria itu pesuruh setia seseorang."

Gantara menggertakan giginya, "dilihat dari siapa yang melakukan pemberontakan sekarang, mungkin itu orang yang sama yang menyuruh pembunuh itu."

"Patih Gandatala?"

Gantara mengangguk. Pendekar tampan itu akhirnya dengan wajah muram bertanya pada Ling Hua, "Apa Rua bisa disembuhkan?"

Dengan sedikit pertimbangan akhirnya Ling Hua mengangguk, "Tapi ramuan yang akan aku berikan hanya menguatkannya secara fisik tapi proses penyembuhannya menggunakan metode lain."

[BL Ver.] Runaway (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang