Chapter 35
Bunuh mereka"Jadi apa yang harus kita lakukan Gusti Prabu? Apa kita harus melakukan serangan?" Samudra meminta kejelasan tugasnya pada Patih Gandatala.
"Tidak. Jangan lakukan penyerangan apa pun. Cukup awasi mereka dari jauh," Patih Gandatala tersenyum arogan. Ia merasa percaya diri dengan kekuatannya, apalagi jumlah pasukan yang dibawa Ruarendra dan Gantara hanya berjumlah seribu orang sedangkan dirinya punya jumlah pasuka lima kali lipatnya. Maka dari itu, Patih Gandatala tentu saja meremehkan pasukan Ruarendra dan merasa akan mendapatkan kemenangan dengan mudah. Patih Gandatala menganggap pasukan Ruarendra yang berjumlah seribu orang itu tidak lebih hanya iring-iringan pengantar pengantin --Ruarendra-- untuk dirinya persunting.
"Hamba laksanakan titah gusti prabu."
***
Lima hari perjalanan berhasil ditempuh, sudah mencapai setengah jalan menuju istana Kertalodra. Perjalanan dilalui tanpa hambatan berarti, Gantara merasa lega, namun juga curiga.
Dengan tertangkapnya dua penyusup dalam pasukannya, Gantara sudah menduga bahwa pasti Patih Gandatala sudah mengetahui adanya pasukan yang ia bawa untuk menyerbunya. Tetapi anehnya sejauh ini tidak ada satu serangan pun yang datang menghadang pasukannya.
Gantara adalah Panglima perang yang sudah sangat berpengalaman menghadapi berbagai musuh, tentu ia juga sudah terbiasa menciptakan dan menggunakan berbagai strategi yang berbeda-beda untuk menghadapi musuh yang berbeda-beda pula. Maka dari itu, Gantara mencoba menganalisis apa yang tengah terjadi.
Melihat dari watak Patih Gandatala, Gantara mengambil kesimpulan bahwa Patih Gandatala memang mengetahui pasukan yang ia bawa dan tentunya pasti sudah tahu benar apa tujuan dari pasukan Gantara dan Ruarendra, dan alasan Patih pemberontak itu tidak melakukan serangan pastilah karena Patih Gandatala meremehkan jumlah dan kekuatan pasukan yang Gantara bawa. Kalau dugaannya benar, Gantara merasa lega karena perjalanan mereka akan lebih aman dan cepat, namun Sang Panglima juga tahu pasti bahwa Patih Gandatala tidak akan sesantai itu dan hanya diam menunggu pasukan Gantara dan Ruarendra menyerang. Patih Gandatala pasti sudah menyiapkan kekuatan besar untuk 'menyambut' mereka, itulah sebabnya Sang Patih memiliki kepercayaan diri yang tinggi.Ya. Analisis Gantara memang benar adanya.
Gantara menatap wajah ayu Ruarendra dari jendela kereta kuda yang Sang pangeran tumpangi. Pendekar yang terkena gigitan ular berbisa sudah sembuh total berkat obat dan perawatan yang diberikan oleh Ling Hua dan Tiwa. Oleh karena itu, Ruarendra kembali harus menaiki kereta kuda sekalipun awalnya ia menolak dan ingin tetap berkuda dengan Gantara.
Ruarendra sedang berbincang dengan Ling Hua dan Tiwa, merasa diperhatikan pemuda berparas ayu itu segera melihat keluar jendela kereta kuda dan mendapati Gantara tengah menatapnya.
Wajah Ruarendra memerah lalu bertanya pada Gantara tanpa suara, "Ada apa?"
Gantara membaca gerakan bibir Ruarendra, Sang Panglima menggelengkan kepalanya sembari tersenyum.
Ah... disaat tidak nyaman dan melelahkan seperti saat ini, melihat senyuman di wajah tampan kekasihnya membuat Ruarendra melupakan semua keadaan buruk dan membuat hatinya menghangat. Memang benar, cinta memberinya kekuatan. Ruarendra membalas senyuman Gantara dengan senyuman termanis yang ia miliki.
Semenjak Gantara mengetahui Patih Gandatala menginginkan Ruarendra, memang itu membuatnya sangat marah, namun dibalik itu semua ada sedikit rasa lega karena ia tahu bahwa Patih Gandatala tidak berniat membunuh Ruarendra, dan tentu saja itu berlaku untuk orang-orang yang Patih pemberontak itu kirim.
Namun Ruarendra pernah bilang padanya, daripada ia jatuh ke tangan Patih Gandatala dan disentuh olehnya, Ruarendra lebih memilih mati.
Gantara menghela nafas dalam. Ia sendiri tidak ingin hal itu terjadi, membayangkannya saja sudah membuat emosinya memuncak sampai ke ubun-ubun.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL Ver.] Runaway (Complete)
Historical FictionWarning 18+ content! Karena ulah Patih Gandatala yang melakukan pemberontakan, kerajaan Kertalodra dalam prahara. Lalu bagaimana nasib panglima besar Gantara Wisesa yang sangat tampan dan kuat, ditakuti musuh-musuhnya di medan perang dan juga digila...