SYNDROME

2.9K 342 15
                                    

Pemandangan lampu di kota Seoul menjadi pemandangan paling indah yang pernah Jihoon lihat.

Bagaimana tidak, Soonyoung mengajaknya makan malam di restoran terkenal di Seoul dan memesan tempat di rooftop. Tempat favorit Jihoon sejak tadi sore dan mungkin untuk selamanya.

Soonyoung tak hentinya tersenyum melihat wajah takjub Jihoon memandang indahnya kota Seoul pada malam hari.

"Apa pemandangannya lebih menarik daripada aku?" Soonyoung mengerutkan bibirnya. Berpura-pura marah.

Jihoon menoleh sebentar, lalu menoleh ke arah pemandangan lagi.

"Tentu saja"

"Kalau begitu aku pulang saja" Soonyoung bangun dari duduknya, tapi dengan gerakan lambat. Berharap Jihoon akan menahannya untuk pergi.

Jihoon menoleh, menampilkan mata berbinarnya pada Soonyoung.

Mana bisa Soonyoung pergi kalau Jihoon sudah menampilkan aegyo tersimpannya itu.

Laki-laki sipit itu kembali duduk. Makanannya sudah datang dan disambut antusias oleh mereka berdua.

"Soonyoung-ah"

Sang empu nama berhenti mengunyah makanannya dan menoleh ke Jihoon.

"Apa aku boleh bertanya sesuatu?"

"Tanpa kau bertanya juga aku sudah tahu jawabannya"

Jihoon terkejut dan memilih untuk menutup mulutnya.

Soonyoung menaruh garpu dan pisaunya lalu menyender ke kursi melihat pemandangan lampu.

"Homoseksual ego distonik"

Jihoon mengerutkan dahinya.

"Begitulah para dokter dan psikiater menyebut penyakitku"

Mata Soonyoung berubah sendu dan menyedihkan. Jihoon menghentikan aktivitasnya.

"Pasti sangat menyeramkan mendengar namanya, bukan?"

Jihoon mengangguk lemah. Soonyoung menghembuskan nafasnya berat.

"aku membenci diriku sendiri untuk menyukai laki-laki, Jihoonie"

Soonyoung menunduk, menatap steak panggang yang sudah terlihat tidak menarik lagi.

Mendengar ucapan Soonyoung, Jihoon merasa bersalah. Dadanya sesak dan satu airmata turun dari mata indahnya.

"Maaf" lirih Jihoon pelan.

Soonyoung tersenyum kecut.

"Ada 2 kemungkin untuk menyembuhkan penyakitku" senyum Soonyoung ke arah Jihoon.

"Menerima bahwa aku menyukaimu, atau membantah dan menolak semuanya mentah-mentah apa kata hatiku"

"Dan semua itu, tergantung kau Jihoonie, apakah kau menerimaku atau tidak" sambung Soonyoung.

Jihoon tak mengerti ucapan Soonyoung. Jihoon merasa ada di banyak pilihan hidup. Apakah ini berarti kesembuhan Soonyoung ada di tangannya?

Jihoon menggeleng lemah.

"Aku tidak tahu, Soonyoung. Bisakah kau membantuku untuk mencari jawabannya?"

Pertanyaan Jihoon dibalas dengan senyuman manis dari Soonyoung.

"With my pleasure"

---------------

Mereka makan malam bersama dengan kedok rapat bersama klien kepada para staffnya dikantor.

Soonyoung mengantar Jihoon sampai ke depan pintu apartemennya.

"Sudah malam, pulanglah. Ara pasti mencarimu" Jihoon tak ingin menatap wajah Soonyoung.

Soonyoung memandang wajah Jihoon yang terlihat "cemburu" saat mengucapkan kata Ara.

"Aku sudah mengirim pesan kalau aku lembur kerja, Jihoonie"

Jihoon melemparkan tatapan tajam.

"Kau berbohong pada istrimu sendiri"

"Aku tidak masalah jika berdosa karenamu" Soonyoung mengedipkan satu matanya. Wajah Jihoon berusaha datar menahan senyumnya, namun pipinya sudah berwarna merah.

"Aish, pergilah! Aku ingin tidur" Jihoon memukul tubuh Soonyoung untuk menjauh dari pintu apartemennya.

"Ya, ya. Selamat tidur, Jihoonie!" Soonyoung berlari menjauhi pukulan Jihoon.

Laki-laki mungil itu menutup pintunya dan menetralkan detak jantungnya.

"Aku tidak akan bisa tidur malam ini"

---------------------

"Apa ini?!"

Ara melempar beberapa foto ke meja kerja Soonyoung yang berada di kamarnya.

Soonyoung mengerutkan dahinya dan mengambil foto yang dilempar Ara.

Fotonya dengan Jihoon saat makan malam tadi malam.

"Kau berbohong pada staffmu dan ternyata pergi dengan asistenmu?" nada bicara Ara meninggi. Ia melipat kedua tangannya.

"Bahkan kau tidak pernah makan berdua saja denganku, Soonyoung!" Omel Ara.

"Dimana kau mendapatkannya?"

Ara diam. Mematung.

Soonyoung tidak tahu kalau Ara mempunyai fan acc di twitter untuk mengintainya.

"Itu tidak penting dimana aku mendapatkannya! Jelaskan aku, apa yang kalian lakukan?"

Soonyoung berdiri dari duduknya.

"Dia hanya assistenku Ara, kau pasti tahu kalau aku sering mengajak makan staffku'kan? Lagipula ia asisten baru, kami perlu waktu berdua untuk saling mengenal"

Ara mendengus kesal karena ia tak mempunyai argumen lagi.

"Soonyoungiee, kapan kita akan honeymoon, hm?" nada bicara Ara berubah menjadi imut.

"Apa kau yakin kau siap menjadi seorang ibu?"

"Kita honeymoon bukan berarti aku harus hamil!" Ara mempoutkan bibirnya.

"Lalu apa yang akan kita lakukan saat Honeymoon?"

"Dasar mesum!" Ara menjitak kepala Soonyoung pelan lalu memeluk suami tercintanya.

"Jika itu yang kau inginkan, aku tidak masalah" sambung Ara mengeratkan pelukannya.


---------------

BOOSEOKSOON DEBUT WOYYY:')))

Q ingin mengucapkan Timaacii kepada kalian yang sudah memberiku semangat:'* sosweet bgt sih jdi malu.

Ini ngetiknya pake kecepatan cahaya, jadi klo ada typo mohon dimaklumi.

Note : FF SOONHOON TANPA NC KURANG MANTEP🌚








🔝🔝🔝

Kalian bisa menyimpulkan apa yang terjadi di next chapter dengan note itu

See u~~~~~~~~

SYNDROME (SoonHoon)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang