"Kurasa aku akan memberitahu segalanya sekarang"
"maksudmu?"
"segalanya tentang diriku"
"apa kau gila? Sudah cukup kau menghancurkannya saat itu. Jangan ganggu dia lagi"
"tapi..."
"Kau sudah mendapat segalanya, bukan? Jangan lakukan apa-apa"
"Dan ingat satu hal, jangan berani kau mengganggu Jihoon lagi"
------------------
Ini pertama kalinya Ara belajar memasak dalam hidupnya. Syukur saja pelayan yang berada di rumah Soonyoung mau mengajarnya.
Ara belajar memasak nasi goreng kimchi, karena yang ia tahu Soonyoung menyukai masakan itu.
Senyum manis tak terlepas dari bibirnya pinknya sambil mengaduk-aduk nasi gorengnya di dalam panci. Usia kandungannya sudah menginjak 35 minggu, hal itu membuat Ara lebih berhati-hati membawa malaikat dalam tubuhnya itu.
Apalagi mengetahui kalau malaikatnya itu akan menjadi anak dari seorang Kwon Soonyoung.
Gadis itu menaruh nasi gorengnya yang sudah siap di meja saat Soonyoung turun dari kamarnya.
"Soonyoung aku-"
"aku harus ke kantor, Ara. Ada rapat penting. Aku pergi"
Soonyoung bahkan tak menoleh ke arahnya. Orang bilang ibu hamil memiliki perasaan yang lebih sensitif dibandingkan wanita biasanya.
Airmatanya jatuh membasahi tangannya. Belakangan ini Soonyoung tidak menghiraukannya.
Pergi pagi, pulang pagi. Seperti itulah suaminya yang work-holic. Bahkan Soonyoung tak memiliki waktu untuk menemani Ara check-up untuk kandungannya.
Gadis itu selalu berfikir kalau ia pantas mendapatkan perlakuan seperti ini dari Soonyoung.
Ara menghembuskan nafasnya dan mengelap airmatanya. Ia mengambil ponselnya dan menelpon seseorang.
"bisa kita bertemu? Aku perlu saranmu" ia berbicara lirih dengan seseorang di seberang sana yang menyetujui untuk bertemu dengan Ara.
----------------
Jihoon mempoutkan bibirnya. Laki-laki itu sedang marah karena Wonwoo berjanji akan membelikannya cola dan ayam pulang kerja nanti.
Tapi ini sudah pukul 10 malam dan pesanannya belum juga sampai. Cacing di dalam perutnya sudah bermain drum sejak sejam yang lalu.
Ia meringis memegang perutnya sendiri karena perih. Jihoon tak mungkin membiarkan dirinya mati kelaparan. Konyol.
Ia berjalan ke dapur namun menghentikan langkahnya saat pintu apartemen terbuka dan menampilkan Wonwoo dengan kemeja putih. Wajahnya tampak kelelahan.
Jihoon tak berani membuka mulutnya untuk bertanya ataupun protes, karena ia yakin keadaan hati Wonwoo tidak sedang baik hari ini.
"Jihoon" suara bariton Wonwoo mencekat nafas Jihoon.
"Maaf aku tak bisa membelikanmu ayam dan cola hari ini, pesanlah sesuatu" Wonwoo berjalan lunglai ke arah kamar dan menutupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SYNDROME (SoonHoon)✔
Fanfiction25/05/18 #1 - howoo 💛 27/05/18 #217 - Fanfiction💛 YOU'RE MY HEALER AND KILLER. WHICH ONE SHOULD I CHOOSE? •Sembuh dengan cara menjauh? "Tapi dia obatku" •Sembuh dengan cara mendekat? "tapi dia adalah penyebab penyakitku" ~SYNDR...