Jihoon merasakan pusing di kepala dan sakit di bagian tengkuknya.
Dengan susah payah ia harus membuka matanya.
Deg!
"Dimana aku?" bisiknya.
Tangannya terikat di sebuah tiang kayu dan kakinya juga terikat kuat.
Bau-bau lembab yang mengganggu menyeruak masuk ke hidung Jihoon.
Dia yakin, kalau sekarang dirinya berada di sebuah gudang bekas.Tumpukan dus dan kayu tak terpakai ada di setiap sisi ruangan ini. Tempat ini gelap, hanya ada 1 jendela kecil yang terdapat di depannya.
Dan hanya ada 1 pintu disebelah kiri Jihoon sekarang.
Laki-laki itu berusaha melepaskan ikatan tali tebal yang melilit tangan, kaki dan juga tubuhnya. Tali itu memiliki permukaan yang kasar, semakin Jihoon banyak bergerak, semakin kulitnya terasa perih dan akhirnya terluka.
Ia lemas, hal terakhir yang ia ingat adalah saat dirinya berjalan di pinggir kota dan tiba-tiba ada seseorang yang membuatnya tak sadarkan diri.
Pintu disebelah kirinya tiba-tiba terbuka, menampilkan seorang wanita yang sangat asing di otak Jihoon.
Jantungnya berdegup kencang, keringatnya bercucuran membasahi pelipisnya.
"Oh, kau sudah sadar" senyum sinis wanita itu dan berjalan ke arah Jihoon.
"Enak tidur panjangnya?" tanya wanita itu sambil mengusap pipi Jihoon pelan.
Jihoon tak menjawab, melainkan menatap wanita itu dengan tajam. Bibirnya terkatup rapat tidak tertarik berbicara dengan wanita yang ada di depannya.
"Jawab aku!" wanita itu tiba-tiba menarik pipi Jihoon, mencengkramnya kuat dengan satu tangannya.
Kuku-kuku wanita itu menancap melukai pipi mulus Jihoon. Perih.
"Kau pikir siapa dirimu sehingga berani mengabaikanku, hm?"
Wanita itu membuang wajah Jihoon dan berdiri melipat kedua tangannya di depan dada.
"Ah, ya. Aku lupa kalau kau adalah jalang. Laki-laki jalang yang bertugas mengganggu hubungan orang lain"
Perkataan wanita itu membuat Jihoon kaget. Apa ini ada hubungannya dengan Ara? Ara melakukan ini padanya?
"Aku penasaran, seberapa jalangnya dirimu, Lee Jihoon"
"Siapa kau?" lirih Jihoon. Wanita itu tampak terkejut akhirnya Jihoon bicara.
"Apa yang kau perbuat jika sudah mengetahui diriku? Apa kau akan meminta maaf padaku atas apa yang Ibumu lakukan padaku?!" bentak wanita itu di depan wajah Jihoon.
Sangat banyak pertanyaan yang muncul di otak Jihoon kali ini. Apalagi sekarang? Ibunya?
"Ibuku? Apa salah ibuku? Aku tidak mengenalmu dan kau tidak ada alasan membawa nama ibuku dalam masalahmu denganku"
Plak!
Satu tamparan keras di pipi kiri Jihoon diterimanya.
"Kau banyak bicara rupanya"
"Apa aku harus menyumpal bibir mungilmu itu dengan penis sehingga kau akan diam dan menikmatinya?" wanita itu tampak bahagia mengejek Jihoon.
Jihoon hanya menampilkan wajah tak percaya. Dadanya sesak, se-jalang itukah dirinya?
Airmatanya sudah mulai mengepul di matanya, tapi ditahan Jihoon dengan kuat. Karena semakin ia terlihat lemah, semakin wanita brengsek ini bahagia.
"Beritahu aku namamu, Nyonya" ucap pelan Jihoon.
Tawa wanita itu menggelegar. Ia mendekatkan tangannya mengelus surai hitam Jihoon.
"Oh, sayang. Aku sangat menyukai suara halusmu. Dengan senang hati aku akan menjadi Nyonyamu"
"berikan saja namamu, sialan!" batin Jihoon berteriak.
"Park Soonhae"
"nama yang cantik, bukan?" lanjutnya.
"Ya, anakku memeliki nama yang hampir sama sepertiku"
"Soon....Soonyoung" Soonhae menjetikkan jarinya.
"Kau pasti kenal, kan?"
"K-kau....kau ibu Soonyoung?"
Sudah berapa kali Jihoon dibuat terkejut dengan ucapan yang di lontarkan wanita ini.
Soonhae mengangguk dan tersenyum.
"Aku mempercayainya untuk hidup lebih baik pada keluarga Kwon. Tapi, yang mereka lakukan malah membuat Soonyoung berhubungan denganmu"
"Dimana kau adalah masa lalu yang menghancurkanku" sambungnya.
"Dimana ibumu mengambil segalanya! Mengambil hakku! Mengambil kebahagiaanku!" bentak Soonhae didepan wajah Jihoon.
"Dan aku tak percaya, bahwa anaknya melakukan hal yang sama pada anakku"
"Kau dan ibumu memiliki sebutan yang sama. Jalang. Seorang jalang!"
Tawa Soonhae menggema diseluruh gudang ini."Kau boleh mengejekku hingga aku mati, tapi tidak dengan ibuku!" teriak Jihoon. Airmatanya turun deras.
"Bahkan Soonyoung sendiri tidak mengenalmu, aku yakin kau berbuat jahat padanya sehingga ia tak menganggapmu sebagai ibunya, Park Soonhae" ucap sinis Jihoon.
Plak!
Jihoon meringis menerima satu tamparan lagi di pipinya.
Soonhae tampak menghembuskan nafas, mengatur amarahnya.
"Kau sangat banyak omong rupanya."
"Biarkan aku menguji seberapa jalangnya dirimu"
Senyum miring Soonhae dan wanita itu kembali masuk ke pintu.
Jihoon menelan ludahnya. Rasanya ingin sekali ia menangis.
"Soonyoung, tolong aku" lirih Jihoon.
---------------------
Gak ada yang setuju Uji di gangbang hmm....
Klo gitu di perkosa aja gimana?🌚
Biar seruu😂Ada yang bisa nebak Jihoon bakal gitu2 sama siapa?😌😌
Dont forget to vote and commenttttt
See u~~~~~~~~~
https://twitter.com/leekwon96/status/988410450525044736?s=19
Pls like tweet diatas☝☝ dijamin hidup kalian bahagia habis nge like (emang linknya bisa kebuka?)
Bhayyyyy~~~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
SYNDROME (SoonHoon)✔
Fanfiction25/05/18 #1 - howoo 💛 27/05/18 #217 - Fanfiction💛 YOU'RE MY HEALER AND KILLER. WHICH ONE SHOULD I CHOOSE? •Sembuh dengan cara menjauh? "Tapi dia obatku" •Sembuh dengan cara mendekat? "tapi dia adalah penyebab penyakitku" ~SYNDR...